Banjir yang melanda Jakarta tiga hari terakhir membuat 12.491 jiwa mengungsi. Warga berasal dari 545 RT di 23 kecamatan yang terdampak banjir. Mereka mengungsi di 34 titik pengungsian yang disiapkan.
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banjir yang melanda Jakarta tiga hari terakhir membuat 12.491 jiwa mengungsi. Warga berasal dari 545 RT di 23 kecamatan yang terdampak banjir. Mereka mengungsi di 34 titik pengungsian yang disiapkan.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta M Ridwan, Jumat (3/1/2020), menjelaskan, dari pendataan BPBD, pengungsi terbanyak ada di Jakarta Timur, yakni sebanyak 5.412 jiwa.
Jakarta Timur terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliwung, Cipinang, dan Sunter. Jumlah pengungsi terbanyak kedua ada di Jakarta Selatan, yakni 3.254 jiwa. Mereka berasal dari 55 RT dari 6 kecamatan. Luapan Sungai Ciliwung, Krukut, Grogol, dan Pesanggrahan membuat sejumlah wilayah Jakarta Selatan terendam.
Di Jakarta Barat, sebanyak 1.554 jiwa mengungsi di lima titik pengungsian. Luapan Kali Angke, Pesanggrahan, Kanal Banjir Barat, dan rob mengakibatkan 221 RT di Jakarta Barat terendam.
Adapun di Jakarta Pusat, banjir menggenangi 51 RT dari 3 kelurahan di 3 kecamatan. Ketinggian air maksimal saat banjir 120 cm. Di 10 lokasi pengungsian yang disiapkan, sebanyak 1.700 jiwa mengungsi. Dipastikan banjir di Jakarta Pusat terjadi sebagai akibat luapan Sungai Ciliwung dan karena curah hujan yang tinggi.
Di Jakarta Utara, sebanyak 571 jiwa dari 44 RT mengungsi di 10 titik lokasi pengungsian. Banjir di Jakarta Utara terjadi karena luapan Kali Cakung, Sunter, Cakung Drain, dan rob.
Ridwan melanjutkan, untuk penanganan banjir di Jakarta, yang dilakukan adalah penyedotan air banjir dengan pompa-pompa milik Dinas SDA DKI Jakarta oleh satgas SDA kecamatan, juga pembersihan tali-tali air di DKI Jakarta.