Tingkat Hunian Hotel Jabodetabek Tinggi akibat Banjir
Fenomena baru muncul akibat banjir di awal tahun. Okupansi sejumlah hotel dan penginapan di Jabodetabek tinggi sejak banjir melanda pada 1 Januari 2020.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Okupansi sejumlah hotel dan penginapan di Jabodetabek tinggi sejak banjir melanda pada 1 Januari 2020. Sebagian tamu hotel adalah masyarakat yang mengungsi akibat banjir.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, tamu hotel terbagi atas wisatawan dan masyarakat yang terdampak banjir. Pengungsi banjir mulai memadati hotel sejak Rabu (1/1/2020) siang.
”Pada umumnya, tamu yang berlibur di hotel untuk merayakan Tahun Baru check out sejak Rabu. Yang memperpanjang masa tinggalnya adalah mereka yang rumahnya kebanjiran. Sementara itu, yang masuk hotel pada hari ini (Kamis) kebanyakan adalah masyarakat yang mengungsi karena banjir,” kata Hariyadi saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (2/1/2020).
Sebagai contoh, sejak Rabu siang, sejumlah hotel di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, penuh terisi tamu. Ini adalah imbas dari banjir yang menggenangi Jalan Ciledug Raya sedalam lutut orang dewasa. Sejumlah orang yang hendak mengungsi masih mencari penginapan di kawasan tersebut hingga tengah malam.
Hotel Sahid Serpong, Tangerang Selatan, memiliki kapasitas 100 kamar. Dari jumlah itu, 40 kamar dipesan pengungsi banjir. Sementara itu, dari 150 kamar, ada 50 kamar yang dipesan pengungsi banjir di Hotel Sahid Mutiara, Tangerang.
”Kebanyakan pengungsi mencari hotel yang dekat, lebih kurang yang beradius 5 kilometer dari tempat tinggalnya. Namun, jika kondisi banjir relatif parah, pengungsi bisa mencari hotel yang letaknya cukup jauh dari rumah mereka,” kata Hariyadi.
Tingginya okupansi hotel di Jabodetabek juga tampak di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Sejumlah hotel menyatakan penuh terisi tamu. Sebagian tamu hotel adalah pelancong dari bandara yang tidak bisa pulang ke rumah karena banjir.
Resepsionis Orchardz Hotel, Tangerang, Hardi, mengatakan, hotel terisi penuh sejak kemarin. Hotel berkapasitas 118 kamar itu habis dipesan para tamu. ”Okupansi hotel relatif rendah pada Rabu pagi, yakni 50 kamar. Okupansinya meningkat pada Rabu siang. Kami bahkan sampai membantu para tamu untuk menghubungi hotel terdekat yang masih tersedia,” kata Hardi.
Tingginya okupansi hotel pada masa ini bersifat tentatif. Menurut Hatiyadi, para tamu akan meninggalkan hotel saat banjir mulai surut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, intensitas curah hujan di Jabodetabek akan meningkat dan berpotensi menimbulkan hujan ekstrem. Ini disebabkan masuknya aliran udara basah dari Samudra Hindia ke Indonesia pada 5-10 Januari 2020 (Kompas.id, 2/1/2020). Wilayah yang akan terdampak antara lain adalah Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Lampung, dan Jawa. Jabodetabek pun termasuk di dalamnya.
Untuk mengantisipasi dan mengurangi intensitas hujan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beserta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan merancang skema modifikasi cuaca. Upaya ini didukung oleh Markas Besar TNI dengan menyediakan dua pesawat.