Anak Krakatau Ditutup, Wisata Alternatif Pulau Sebesi Ditawarkan Jelang Tahun Baru
Kawasan Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau, Lampung Selatan, ditutup. Penutupan dilakukan menyusul runtuhnya sebagian gunung api yang memicu tsunami pada Desember 2018.
Oleh
Vina Oktavia
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu menutup kawasan Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau, Lampung Selatan, Lampung. Penutupan dilakukan menyusul runtuhnya sebagian gunung api dan memicu tsunami pada Desember 2018. Alternatif tempat wisata lain ditawarkan agar pariwisata di kawasan pesisir Lampung Selatan dapat bangkit.
Kepala Seksi Wilayah III Lampung Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Hifzon Zawahiri meminta masyarakat tidak nekat mendarat di Anak Krakatau. Apalagi, dua hari terakhir, aktivitas vulkanik gunung api itu meningkat. Selama Minggu-Senin, Anak Krakatau sudah erupsi sebanyak tiga kali dengan tinggi kolom api mencapai 50 meter, 2.000 meter, dan 1.000 meter di atas puncak kawah.
Hingga saat ini, petugas BKSDA masih melakukan pemantauan dari Pulau Sebesi. Pulau itu merupakan pulau terdekat dengan Anak Krakatau yang berpenghuni sekitar 3.000 jiwa. Aktivitas warga setempat masih normal.
Dari patroli beberapa bulan terakhir, petugas masih menemukan jejak orang yang nekat mendarat di Gunung Anak Krakatau. Padahal, erupsi yang bisa terjadi tiba-tba dapat membahayakan nyawa wisatawan yang datang ke sana.
Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Selatan Syaifuddin mengatakan, erupsi Gunung Anak Krakatau tidak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan di malam pergantian tahun. Hingga saat ini, tingkat hunian di resor dan hotel di Lampung Selatan 90 persen. ”Dari pengamatan kami, tidak ada wisatawan yang membatalkan pesanan,” ujarnya.
Pihaknya menyadari, penutupan Gunung Anak Krakatau sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Lampung Selatan berpengaruh besar terhadap kunjungan wisatawan. Hingga Juni 2019, kunjungan wisatawan dari luar daerah menurun. Namun, saat ini, sudah banyak wisatawan yang kembali berkunjung ke tempat wisata di pesisir Lampung Selatan.
Untuk itu, pihaknya meminta kelompok sadar wisata di Pulau Sebesi menawarkan alternatif tempat wisata. Pengunjung bisa mengunjungi Pulau Umang-Umang, Pulau Sebuku, dan Pulau Pahawang. Selain itu, wisatawan yang datang ke Pulau Sebesi juga ditawarkan aktivitas memancing, berburu, ataupun menyelam melihat keindahan laut di sekitar pulau.
Taufik, warga Desa Tejang, Pulau Sebesi, Lampung Selatan, mengatakan, sebelum tsunami, penyewaan kapal pada akhir pekan selalu ramai. Ada 10-15 kapal yang beroperasi. Jumlah wisatawan yang datang ke pulau ini bisa mencapai 500 orang.