Penting Membina Anggota Polisi agar Tidak Melanggar Aturan
Mulai tahun ini, polisi lalu lintas Polda Metro Jaya dilengkapi kamera tubuh (”body cam”) yang dipasang di seragam. Kamera itu merekam kegiatan polisi serta bertujuan mencegah kongkalikong polisi dan pengguna jalan.
Oleh
Ayu Pratiwi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Anggota kepolisian yang melakukan aksi pelanggaran, seperti menyalahgunakan narkoba atau meninggalkan dinas tanpa izin, sudah menjadi rahasia umum yang masih cukup sering ditemukan tahun ini. Untuk mengatasi hal tersebut, penilaian kinerja polisi tidak bisa hanya fokus pada bagian operasional polisi, tetapi juga pada upaya membina anggota kepolisian.
Salah satu unit kepolisian yang menerapkan kebijakan itu adalah Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara. Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto menjelaskan, pihaknya tidak hanya memberikan penghargaan pada bidang operasional polisi, tetapi juga bidang pembinaan anggota kepolisian.
Pada 2019, Polres Metro Jakarta Utara memberikan 110 penghargaan pada bidang operasional dan 5 penghargaan pada bidang pembinaan. ”Ini tentu mengalami perbedaan karena dulu kami jarang memberikan penghargaan pada bidang pembinaan. Mulai tahun ini, kami berikan kursi yang seimbang antara pembinaan dan operasional,” kata Budhi saat jumpa pers akhir tahun 2019 di kantornya di Jakarta Utara, Senin (30/12/2019).
Dengan lebih mengedepankan upaya pembinaan, jumlah anggota Polres Metro Jakarta Utara yang melakukan pelanggaran pada 2019 berkurang daripada tahun sebelumnya menjadi 40 orang. Pada 2018, jumlah anggota polisi yang melakukan pelanggaran 55 orang.
”Pelanggaran yang dilakukan berbeda-beda. Ada yang terkait penyalahgunaan narkoba dan meninggalkan dinas tanpa izin. Ada juga satu-dua orang yang melanggar disiplin Polri, yakni dengan menikah lagi tanpa izin dari dinas. Itu juga kami lakukan proses penindakan,” ucap Budi.
Ia mencontohkan, hukuman yang diberikan kepada anggota polisi yang melakukan pelanggaran berupa sanksi moral yang mempermalukan mereka.
”Kepada anggota yang melanggar, kami pakaikan helmet pelanggar disiplin. Kami pajang di depan rekan-rekannya. Kami juga menahan dan menempatkan mereka pada pelatihan khusus, kemudian melakukan pencukuran rambut,” tutur Budi.
Dengan hukuman itu, harapannya, anggota polisi yang melanggar tidak akan pernah melanggar lagi. Hal tersebut juga menjadi contoh bagi anggota polisi lain untuk berbuat baik dan tidak meniru anggota yang melakukan pelanggaran. Selain hukuman, Polres Metro Jakarta Utara juga memberikan penghargaan atau reward kepada anggota yang berprestasi.
”Polres Jakarta Utara memberikan keseimbangan antara reward dan punishment. Kami juga memberikan motivasi. Keberhasilan yang terjadi pada bidang operasional tidak terlepas dari pembinaan. Kegiatan di bidang pembinaan tidak terlihat seperti bidang operasional, tetapi tidak kalah penting perannya,” tambah Budhi.
Pimpinan memberikan contoh
Dihubungi secara terpisah, komisioner Komisi Kepolisian Nasional, Poengky Indarti, mengapresiasi upaya polisi mencegah tindakan pelanggaran yang dilakukan anggota polisi. Selain kuantitas yang menurun, ia juga berharap kualitas pelanggaran yang dilakukan anggota polisi juga turun.
”Jangan sampai kuantitas turun, tapi kualitas yang dilanggar malah naik. Harus ada atasan, kawan sesama, dan bawahan yang memperhatikan. Dengan perhatian bersama, tidak saling cuek, maka pembinaan akan menjadi lebih baik. Hindari sikap iri yang negatif dan kuatkan rasa kesatuan sebagai tim,” kata Poengky.
Ia menambahkan, penting juga bagi pimpinan polisi untuk memberikan contoh yang baik agar ditiru anggotanya, misalnya dengan sikap ramah, senyum, sapa salam, bergaya hidup sederhana, dan tidak melakukan kekerasan yang berlebihan. Bagi anggota yang melakukan pelanggaran, pemberian hukuman penting untuk menimbulkan efek jera.
Pimpinan harus tegas, tapi mengayomi dan memberikan contoh teladan.
”Pimpinan harus tegas, tapi mengayomi dan memberikan contoh teladan. Anggota pasti akan sungkan dan meniru teladan yang diajarkan pimpinan. Nah, kalau sudah diajari, tapi masih bandel, memang harus ada sanksi tegas. Reward bagi anggota yang berprestasi memang diperlukan agar yang lain juga berlomba-lomba berprestasi baik dalam melaksanakan tugas,” tutur Poengky.
”Body cam”
Mulai tahun ini, polisi lalu lintas Polda Metro Jaya dilengkapi dengan kamera tubuh atau body cam yang dipasang pada seragam. Kamera itu merekam kegiatan polisi dan bertujuan untuk mencegah kongkalikong antara polisi dan pengguna jalan. Hingga awal Desember 2019, sudah ada 16 kamera yang dibagikan kepada polisi patroli jalan raya. Selanjutnya, pada awal tahun depan, akan ada 100 kamera tambahan.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono mengatakan, pengadaan kamera portabel seharga Rp 15 juta itu bertujuan untuk mengantisipasi aksi tindak pidana yang terjadi di lapangan dan memantau aktivitas anggota Polri. Kegiatan serta percakapan petugas dan pengguna jalan yang melanggar terekam sehingga mencegah aksi pungutan liar.
”Adanya ETLE (electronic traffic law enforcement), baik yang dipasang statis maupun portabel, akan mendisiplinkan masyarakat, juga mengubah perilaku oknum polisi, misalnya berdamai saat bertilang,” kata Gatot, beberapa pekan lalu. Kamera dikendalikan dari posko ETLE sehingga petugas di lapangan tidak bisa seenaknya mematikan kamera.