Natal jadi momentum merayakan persahabatan dan merajut persaudaraan sebagai satu bangsa. Nilai-nilai persaudaraan merupakan watak asli bangsa Indonesia yang mesti dijaga.
Oleh
Nina Susilo
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS - Pesan untuk menguatkan persahabatan dan persaudaraan bergema sepanjang Perayaan Natal Nasional 2019 di Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/12/2019).
”Setiap hadir dalam Perayaan Natal Nasional, saya tidak hanya merasakan suasana sukacita, kegembiraan, dan keriangan, tetapi juga kerukunan, suasana persahabatan, persaudaraan, juga cinta kasih sebagai saudara sebangsa setanah air,” tutur Presiden Joko Widodo yang hadir pada Perayaan Natal Nasional, didampingi Ibu Negara Ny Iriana Joko Widodo.
Setiba di lokasi acara, Presiden dan Ny Iriana menyalami dan mengucapkan selamat Natal kepada Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Kardinal Ignatius Suharyo serta Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Pendeta Gomar Gultom.
Hadir pula pada Perayaan Natal Nasional ini antara lain Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofjan Djalil, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Idham Azis. Tampak pula Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Persahabatan
Presiden menyebut Natal sebagai momentum untuk merayakan persahabatan. ”Ini juga momen bagi kita bangsa Indonesia untuk mensyukuri indahnya keberagaman yang menyatukan kita sebagai sebuah bangsa besar, bangsa Indonesia,” katanya.
Nilai-nilai persaudaraan, lanjut Presiden, merupakan watak asli bangsa Indonesia. Presiden lalu mencontohkan persahabatan antara pendiri Masyumi M Natsir dan tokoh Katolik IJ Kasimo. Keduanya saling mengunjungi dan bersilaturahmi di hari raya masing-masing. Persahabatan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid dengan Romo Mangun juga menginspirasi.
Terkait hal itu, Presiden berharap umat Kristiani bersama warga bangsa lainnya merawat harmoni dan menjauhkan hal-hal yang merusak persaudaraan, seperti ujaran kebencian, intoleransi, dan fitnah.
”Kita sering diuji. Apa kita mampu menjaga kebersamaan, persaudaraan, dan persahabatan ini? Saya yakin dengan semangat persaudaraan dan persahabatan yang sangat kuat, kita akan mampu menghadapi semuanya,” kata Presiden yang juga menegaskan, negara menjamin kebebasan beragama dan beribadah menurut agamanya masing-masing.
Apa kita mampu menjaga kebersamaan, persaudaraan, dan persahabatan ini.
Tema Natal 2019 ”Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang” dimaknai Kardinal Suharyo sebagai ajakan untuk menjadi seperti Yesus yang merobohkan tembok perseteruan, merawat persaudaraan, dan membina rasa cinta tanah air. Kardinal pun mengajak hadirin di perayaan Natal Nasional menyanyikan lagu ”Satu Nusa Satu Bangsa”.
Ketua Panitia Perayaan Natal Bersama 2019, yang juga Menteri Sosial Juliari P Batubara, menegaskan, sudah waktunya segala perbedaan dilupakan karena semua satu bangsa.