Tottenham Hotspur masih mempertahankan rekor tak terkalahkan pada laga boxing day sejak tahun 2003. Mereka juga membuka peluang untuk finis di peringkat empat besar klasemen Liga Inggris.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·5 menit baca
LONDON, KAMIS - Natal tahun ini tidak sepenuhnya kelabu bagi pelatih Tottenham Hotspur, Jose Mourinho. Saat sedang bersedih karena anjing kesayangannya mati, Mourinho mendapat “kado” Natal berupa kemenangan timnya atas Brighton and Hove Albion, 2-1, pada laga Liga Inggris di Stadion Tottenham Hotspur, London, Kamis (26/12/2019).
Satu jam sebelum laga pertama pada hari boxing day tersebut, Mourinho menyampaikan kepada Amazon Prime bahwa Natal tahun ini terasa menyedihkan karena anjing jenis yorkshire terrier yang telah ia pelihara kurang lebih selama 12 tahun itu baru saja mati. “Anjing ini sudah menjadi bagian dari keluarga saya. Namun, kami harus melupakannya,” katanya.
Pelatih asal Portugal itu memang harus segera melupakan Leya, anjingnya itu, dan fokus memikirkan laga kontra Brighton yang sangat krusial. Kemenangan atas Brighton bisa mengembalikan harapan Spurs untuk kembali masuk ke peringkat empat besar sekaligus memperbaiki moral para pemain yang sempat hancur ketika dikalahkan Chelsea, 0-2, Minggu (22/12/2019).
Tidak mudah bagi Mourinho untuk memulai laga ini karena ia tidak bisa memainkan Son Heung-min yang sedang menjalani hukuman akibat mendapat kartu merah pada laga kontra Chelsea. Daya gebrak lini serang Spurs praktis berkurang dan itu terlihat pada menit-menit awal laga ketika Brighton justru lebih sering menyerang dan akhirnya mencetak gol lebih dulu melalui sundulan Adam Webster.
Pada awal laga, gawang Spurs bak ikan yang sedang berenang di dekat permukaan laut. Mudah bagi para predator seperti burung camar untuk memangsanya. Pada momen seperti ini, terasa tepat jika Brighton memiliki julukan “Si Burung Camar”. Para pemain Brighton terutama Steven Alzate dan Aaron Mooy berperan sebagai predator utama dengan tembakan-tembakannya.
Laga ini nyaris menjadi Natal kelabu bagi Mourinho apabila ia gagal memperbaiki pola permainan pada babak kedua. Namun, Mourinho adalah pelatih yang pintar membaca situasi dan mampu melakukan perubahan. Pada babak kedua, Spurs tampil lebih dominan dan kemudian mencetak dua gol dari Harry Kane dan Dele Alli.
“Kami memulai laga ini dengan sangat lambat tetapi kemudian rasa percaya diri kami tumbuh,” ujar Alli seperti dikutip BBC. Ia juga merasa beruntung memiliki partner seperti Kane yang pada laga itu telah mencetak gol kandang yang ke-100 dari 172 laga. Striker seperti Kane, bagi Alli, harus selalu diberi bola dan keajaiban akan terjadi.
Kane sempat menceploskan bola ke gawang Brighton dengan satu sentuhan pada menit ke-24. Namun, wasit menganulir gol tersebut karena Kane sudah terjebak offside. Kane kembali menunjukkan aksinya yang dingin di depan gawang lawan saat mencetak gol pada menit ke-53.
Faktanya adalah Kane merupakan striker yang selalu bisa mencetak gol pada laga boxing day, yaitu delapan gol sejak musim 2014-2015 dalam lima laga. “Mungkin makan malam pada saat Natal memberi saya tambahan tenaga. Seharusnya saya lebih sering mendapatkannya,” ujar Kane.
Usai kemenangan tersebut, Spurs mengumpulkan 29 poin dan sempat menduduki peringkat kelima klasemen sementara. Sementara Brighton masih bertahan dengan 20 poin. “Kami kecewa dengan hasil ini. Kami membutuhkan sedikit detil untuk tampil lebih baik lagi,” kata pelatih Brighton and Hove Albion, Graham Potter.
Andaikan Brighton bisa mempertahankan permainanan seperti pada babak pertama dan menambah keunggulan, mereka bisa mengulang penderitaan Spurs pada Oktober lalu. Bertempat di kandang Brighton, Spurs yang pada waktu itu masih ditangani pelatih Mauricio Pochettino, kalah 0-3.
Pertahanan Spurs
Mourinho yang menjadi penerus Pochettino tidak mau dipermalukan Brighton untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari tiga bulan. Ia juga berhasil mempertahankan rekor penting Spurs, yaitu rekor tak terkalahkan pada laga boxing day sejak tahun 2003. Dalam 14 laga boxing day dalam 16 tahun terakhir ini, Spurs menang 11 kali dan mendapat hasil imbang tiga kali.
“Kami tidak bisa kalah dua kali berturut-turut (setelah dikalahkan Chelsea). Saya meminta para pemain untuk fokus pada laga ini dan memberikan memberikan semua energi yang mereka miliki,” ujar Mourinho. Ia mengingatkan pemainnya bahwa kekalahan itu sangat menyakitkan. Apalagi kekalahan itu terjadi secara beruntun di kandang sendiri.
Tiga poin berhasil diraih dan Spurs mampu menghindari kekalahan yang memalukan pada laga kemarin. Namun, di balik kemenangan itu, Mourinho perlu waspada karena masih ada masalah besar yang perlu segera diperbaiki, yaitu pertahanan Spurs yang masih rapuh.
Setelah menelan kekalahan dari Chelsea, Spurs telah kebobolan 14 gol dalam delapan laga di bawah asuhan Mourinho. Total Spurs telah kebobolan 27 gol dalam 19 laga pada musim ini. Pertahanan yang rapuh ini bakal menyulitkan upaya Spurs untuk finis di peringkat empat besar.
Gol Webster yang terjadi pada menit ke-37 itu kembali menjadi bukti bahwa masalah itu masih ada. Para pemain belakang Spurs kalah ketika melakukan duel udara. Mourinho pun menyebut Brighton memiliki “monster” di udara dan kelebihan lawan itu menggerus rasa percaya diri pemain Spurs.
Sebagai pelatih baru yang mendapat tugas untuk membangkitkan klub yang sempat mengalami krisis, Mourinho seperti berada di persimpangan. Ia sudah memiliki skuad dan tinggal menghidupkannya dengan taktik yang jitu. Namun, ia harus memilih antara memperkuat lini serang atau memperkuat pertahanan. Kedua hal itu tidak bisa dilakukan sekaligus.
“Fokus mengejar clean sheet (gawang tidak kebobolan dalam satu laga) tidak sulit dilakukan. Hal ini menjadi sulit jika kami berusaha memperkuat pertahanan sekaligus menjaga agar kualitas serangan kami tidak berkurang,” kata Mourinho dikutip The Guardian. Ia pun menegaskan bahwa ia sudah menyukai pemain yang sudah ada dan ia hanya butuh waktu. (AFP/REUTERS)