Waktu libur yang terpecah-pecah pada perayaan hari Natal 2019 ditengarai menjadi sebab tidak adanya kepadatan arus lalu lintas yang parah di satu hari tertentu.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra/Stafanus Ato/Muhammad Ikhsan Mahar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Arus kendaraan yang keluar dan masuk ke Jakarta melalui Gerbang Tol Cikampek Utama pada masa libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 masih relatif seimbang. Waktu libur yang terpecah-pecah ditengarai menjadi sebab tidak adanya kepadatan arus lalu lintas yang parah di satu hari tertentu.
Hal ini ditegaskan Kepala Bagian Operasional Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Komisaris Besar Benyamin, Kamis (26/12/2019) di Jakarta. Menurut Benyamin, arus mudik dan balik pada masa liburan Natal dan Tahun Baru ini lebih merata.
Pada arus balik Natal Rabu (25/12), misalnya, tercatat 47.972 kendaraan yang menuju ke Jakarta. Di saat yang sama ada 47.653 kendaraan yang meninggalkan Jakarta. Artinya, hingga sehari setelah Natal, masih banyak kendaraan yang meninggalkan Jakarta.
”Fenomena ini terjadi karena di masa libur panjang Natal dan Tahun Baru ada hari kerja,” ujar Benyamin. Libur menjelang Natal jatuh pada 21-22 Desember, sedangkan 23 Desember adalah hari kerja. Adapun 24 Desember merupakan cuti bersama dan 25 Desember adalah libur nasional. Pada 26 Desember, masyarakat kembali masuk kerja hingga 27 Desember.
Prediksi hari ini (puncak arus balik), tetapi ternyata masih normal.
Kondisi itu menyebabkan sebagian masyarakat mengambil libur jarak pendek. Artinya, ada warga yang pergi meninggalkan Jakarta untuk berekreasi di luar kota di pagi hari, tetapi sudah kembali ke Jakarta pada sore atau malam harinya. Fenomena ini juga menyebabkan tidak ada kepadatan kendaraan di jalan tol yang mengakibatkan kemacetan parah. Pasalnya, arus kendaraan yang masuk ataupun keluar Jakarta menjadi merata.
Sejauh ini, Benyamin tak melihat ada titik kemacetan parah. Korlantas Polri hanya sering memberlakukan rekayasa lawan arah (contra flow) jika ada kepadatan kendaraan yang lumayan parah di jalan tol. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setyadi menjelaskan, rekayasa arus lalu lintas selama libur Natal dan Tahun Baru bersifat fungsional.
Rekayasa lalu lintas seperti contra flow dan one way (satu arah) baru diberlakukan jika terjadi kepadatan. ”Kami tidak akan memberlakukan one way atau contra flow jika arus lalu lintasnya masih seperti sekarang. Prediksi hari ini (puncak arus balik), tetapi ternyata masih normal,” katanya, kemarin.
Direktur Institut Studi Transportasi Darmaningtyas berpendapat, jumlah kendaraan yang keluar dan masuk ke Jakarta sehari setelah Natal merata karena libur Natal dan Tahun baru yang tersela oleh hari kerja. ”Jadi, arus mudiknya akan terpencar,” katanya. Jumat (27/12) diprediksi menjadi puncak arus lalu lintas masyarakat yang meninggalkan Jakarta untuk merayakan Tahun Baru.
Natal teraman
Pemerintah memastikan perayaan Natal 2019 berlangsung tanpa persoalan keamanan berarti. Kini, pemerintah berupaya agar perayaan Tahun Baru 2020 juga berlangsung aman dan nyaman dengan cara melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan elemen masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengungkapkan, sejumlah tokoh gereja mengapresiasi pemerintah karena perayaan Natal berlangsung aman dan damai di seluruh Indonesia. Jika ada riak kecil di daerah, hal itu tidak mampu memprovokasi dan mengganggu kondisi nasional.
”Para pemuka gereja menyampaikan Natal tahun ini adalah teraman dan terdamai dalam satu dekade terakhir. Capaian ini tidak akan terjadi tanpa kerja sama semua pihak, mulai dari pemerintah, aparat keamanan, hingga masyarakat,” kata Mahfud.