Pesan tentang toleransi dan cinta tanah air bergema dalam perayaan Natal yang berlangsung lancar di Tanah Air. Dalam pesan Natal, Paus Fransiskus antara lain menyerukan perdamaian di dunia.
JAKARTA, KOMPAS Perayaan Natal di sejumlah daerah di Tanah Air berlangsung khidmat, lancar, dan aman. Pesan toleransi dan cinta kepada tanah air yang banyak disampaikan dalam ibadah Natal makin diteguhkan oleh sejumlah acara seusai ibadah Natal yang mempertemukan berbagai kelompok masyarakat dengan latar belakang berbeda.
Pertemuan seperti itu perlu saling dikembangkan karena akan mengikis berbagai prasangka, memperkuat persatuan, dan menumbuhkan kedamaian. Sementara itu, Paus Fransiskus menyerukan, berbagai konflik di dunia untuk segera diakhiri hingga masyarakat bisa hidup aman dan damai.
Pesan itu disampaikan Paus di lapangan Gereja Santo Petrus, Vatikan, Rabu (25/12/2019). Pesan itu dikenal sebagai pesan Untuk Kota dan Dunia (Urbi et Orbi). Dalam pesannya, Paus antara lain menyoroti sejumlah persoalan, seperti konflik yang terjadi di Timur Tengah, Amerika, dan Afrika.
Paus juga menggarisbawahi ironi kehidupan para migran. Alih-alih menemukan penerimaan, ketidakadilan justru dialami sepanjang perjalanan mereka, mulai dari pelecehan, perbudakan, penyiksaan di kamp penahanan, hingga kematian selama menyeberangi lautan dan gurun.
Bagi warga Kongo, Burkina Faso, Mali, dan Nigeria, yang dianiaya karena keyakinan agamanya, Paus mengucapkan doa harapan. Sebelumnya, pada Misa Malam Natal, Paus meyakinkan bahwa Allah mengasihi semua orang. Dengan iringan lagu Natal klasik ”The First Noel”, Paus berjalan menyusuri lorong tengah Basilika Santo Petrus dan menyingkap patung bayi Yesus di kaki altar.
Paus menuturkan, kelahiran Yesus adalah pengingat kasih Allah yang tak bersyarat bagi semua orang, ”Tuhan tidak mencintaimu karena kamu berpikir dan bertindak dengan cara yang benar. Kamu mungkin salah paham. Kamu mungkin mengacaukan segalanya, tetapi Tuhan tetap mencintaimu.”
Berjumpa
Seusai misa Natal di Katedral Jakarta, umat Katolik dikunjungi Paguyuban Masyarakat Cinta Bangsa. Inisiator paguyuban itu, Yudi Latif, menyampaikan, jika silaturahmi antar-umat beragama terus dipupuk, perdamaian akan semakin menguat dalam rumah besar bernama Indonesia. ”Kita harus saling berjumpa untuk mengikis prasangka dan stigma. Ruang perjumpaan itu harus saling dikembangkan,” katanya.
Pada saat yang sama, pemerintah mesti tegak lurus di atas konstitusi. ”Jangan pernah memberi ruang bagi kelompok tertentu untuk menekan kelompok lainnya dalam menjalankan ibadah karena negara akan kehilangan kredibilitas. Kalau sudah begitu, anarkisme bakal merajalela,” ucap Yudi.
Sementara itu, sejumlah orang yang menamakan diri Komunitas Muslim Bhinneka Tunggal Ika membentangkan poster ucapan selamat Natal 2019 di trotoar depan Katedral. Mereka menyalami umat yang selesai beribadah.
Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo mengatakan, semangat toleransi dan persaudaraan yang terjalin selama perayaan Natal diharapkan terus terjaga ke seluruh pelosok negeri. ”Ada beberapa kasus (umat kesulitan beribadah) itu memang memprihatinkan. Tetapi, hal seperti itu jangan sampai mengaburkan keadaan yang sudah bagus yang dikagumi saudara-saudara kita di luar negeri,” katanya.
Natal juga jadi momentum untuk memupuk rasa cinta pada Tanah Air. ”Arti Natal yang sangat kontekstual itu merawat, mengembangkan rasa cinta Tanah Air dengan berusaha hidup sebagai sahabat bagi semua orang,” tutur Suharyo. Perayaan Natal 2019 di beberapa daerah di Tanah Air, seperti Medan, Bali, Bandung, Manado, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi, dan Papua, berjalan lancar, khidmat, dan aman.
Uskup Jayapura Monsinyur Leo Laba Ladjar dalam khotbahnya mengatakan, Natal bukan hanya ritual keagamaan yang diperingati setiap tahun. Namun, Natal menjadi momen membangun kembali kedamaian di tanah Papua. Selain membantu Polri menjaga keamanan Natal, aparat TNI menyemarakkan Natal dengan menjadi Santa Klaus dan membagikan pohon natal di Desa Eban, Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara.(AP/ADH/FAI/VAN/OKA/WSI/ETA/TAM/GER/EDN/COK)