Tim SAR Temukan Empat Korban Baru di Kecelakaan Maut Pagar Alam
Tim SAR gabungan kembali menemukan empat korban tewas di lokasi jatuhnya bus Sriwijaya, Rabu (25/12/2019). Sampai saat ini pencarian masih berlangsung, bahkan radius pencarian diperluas.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PAGAR ALAM, KOMPAS — Tim SAR gabungan kembali menemukan empat korban tewas di lokasi jatuhnya bus Sriwijaya, Rabu (25/12/2019). Sampai saat ini pencarian masih berlangsung, bahkan radius pencarian diperluas hingga 53 kilometer dari lokasi jatuhnya bus.
Empat korban tewas ditemukan di aliran Sungai Lematang, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. Dengan penemuan ini jumlah korban tewas sebanyak 32 orang dengan korban selamat 13 orang.
Empat korban tewas itu dibawa ke kamar mayat RSUD Pagar Alam. Tangisan keluarga korban bercucuran melihat jenazah diturunkan dari mobil ambulans dan dibawa langsung ke kamar mayat.
Kepala Kantor SAR Bengkulu Abdul Muis saat konferensi pers di kantor RSUD Besemah, Kota Pagar Alam, Rabu (25/12/2019), mengatakan, sampai saat ini proses evakuasi korban terus dilakukan. ”Bahkan, wilayah pencarian kami perluas hingga 53 kilometer ke hilir Sungai Lematang, yakni kawasan Hulu Bandung,” katanya.
Perluasan ini dilakukan karena berdasarkan data Bidang Kesehatan dan Kedokteran Polda Sumsel masih ada tujuh korban yang dinyatakan hilang. ”Kami melibatkan komunitas dan masyarakat sekitar untuk mencari keberadaan korban hilang,” kata Abdul.
Pada hari pertama, ujar Abdul, pencarian difokuskan pada bangkai bus dan radius 2 kilometer di sekitar bus. Dalam proses pencarian pihaknya mendapati sejumlah kendala seperti kedalaman sungai yang mencapai 4 meter.
Abdul menerangkan, untuk mencari korban yang diperkirakan masih terjebak di dalam bangkai bus, pihaknya menerjunkan 10 penyelam dan 3 perahu karet dengan 21 personel untuk menelusuri sungai.
Abdul mengatakan, dalam proses evakuasi, tim mengalami sejumlah kendala karena bagian dalam bus sudah tertanam di dasar sungai. ”Bahkan, pasir sudah masuk dalam badan bus,” katanya. Untuk mempermudah pencarian, kemungkinan akan dilakukan pembongkaran bangkai atau digeser ke tepian sungai untuk mengeluarkan jenazah yang terjebak di dalam bus.
Salah satu korban selamat, Hasanah (54), mengatakan, kebanyakan korban yang selamat duduk di bagian tengah dan belakang bus. Sementara bagian depan tidak tahu bagaimana kabarnya. ”Saat itu bus melaju kecepatan tinggi sehingga sempat menabrak pagar pembatas dan jatuh ke jurang,” katanya.
Kepala Bidang Kesehatan dan Kedokteran Polda Sumsel Komisaris Besar Syamsul Bahar menerangkan, dari hasil antemortem dan laporan dari keluarga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya, ada tujuh orang yang masih hilang. Dengan penemuan ini tinggal tiga orang yang masih dicari.
Saat itu bus melaju kecepatan tinggi sehingga sempat menabrak pagar pembatas dan jatuh ke jurang
Dari hasil pemeriksaan, ujar Syamsul, sebagian besar korban tewas karena benturan dan tenggelam. Berdasarkan data sementara, sebanyak 27 orang sudah teridentifikasi, 9 di antaranya adalah anak-anak. Dari jumlah tersebut, 25 di antaranya sudah diambil keluarga untuk dimakamkan.
Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel Komisaris Besar Juni menerangkan, saat ini pihaknya masih menyelidiki penyebab kecelakaan. ”Kami juga menerjunkan tim Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Polda Sumsel untuk mencari barang bukti di lapangan,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi Haryo Satmiko mengatakan, sampai saat mereka masih mengumpulkan fakta terkait kecelakaan ini. ”Fakta tesebut akan menjadi dasar analisis kami untuk mengungkap kasus ini,” kata Haryo.
Berdasarkan informasi sementara, bus diperkirakan melaju dalam kecepatan tinggi. ”Meski demikian, kami masih mencari alat bukti untuk mendukung fakta tersebut. Kami sedang mencari dua alat bukti, yakni serpihan kaca dan persneling,” ungkapnya.
Dari alat bukti itu akan dianalisis apa penyebab kecelakaan. Menurut dia, ada beberapa penyebab kecelakaan transportasi darat, di antaranya kondisi jalan, kondisi kendaraan, sumber daya manusia, kebijakan perusahaan transportasi, dan lingkungan. Hasil dari penyelidikan lapangan ini akan diserahkan kepada pihak terkait untuk menjadi bahan pengambilan keputusan.