Banyak Penumpang Tak Tercatat di Daftar Penumpang Bus
Banyaknya penumpang yang tidak masuk dalam daftar penumpang bus Sriwijaya yang terjun ke jurang di tikungan Lematang, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagar Alam, Sumsel, membuat identifikasi pada korban berjalan lambat.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PAGAR ALAM, KOMPAS — Banyaknya penumpang yang tidak masuk dalam daftar penumpang bus Sriwijaya BD 7031 AU yang terjun di jurang tikungan Lematang, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, membuat identifikasi pada korban berjalan lambat. Hingga saat ini baru lima korban tewas yang dapat diidentifikasi.
Kapolres Pagar Alam Ajun Komisaris Besar Dolly Gumara, Selasa (24/12/2019), mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih berupaya mengidentifikasi korban. ”Baru lima korban tewas yang teridentifikasi,” katanya.
Berdasarkan laporan dari RSUD Basemah, Pagar Alam, lima yang teridentifikasi adalah Ilyas, warga Demang Lebar Daun, Palembang; Yuda Sanjaya, warga Kabupaten Empat Lawang, Sumsel; Warsono, warga Kabupaten Banyuasin, Sumsel; Imron dan Feri warga Bengkulu. Feri merupakan pengemudi bus Sriwijaya.
Selasa siang, petugas kembali menemukan satu jenazah setelah menelusuri sungai sejauh lima kilometer dari titik jatuhnya bus. Jenazah yang ditemukan berjenis kelamin laki-laki. Dengan demikian, jumlah korban tewas bertambah menjadi 26 orang.
Satu orang warga yang membantu evakuasi juga terluka. Warga itu kini juga dirawat di RSUD Basemah.
Dolly menuturkan, berdasarkan laporan dari penyedia bus, laporan data penumpang yang masuk hanya 27 penumpang, jumlah korban awal yang ditemukan ada 38 orang, termasuk sopir. Sebanyak 25 tewas dan 13 selamat. Namun, Selasa siang satu korban tewas kembali ditemukan.
Kemungkinan bus mengangkut penumpang yang ada di jalan sehingga jumlahnya melebihi daftar. ”Saya berharap jika ada warga yang kehilangan anggota keluarganya segera melapor ke RSUD Basemah, Pagar Alam,” katanya.
Petugas kembali menemukan satu jenazah setelah melakukan penelusuran sejauh lima kilometer dari titik jatuhnya bus.
Dolly mengatakan, melihat kondisi bus, kemungkinan bus itu adalah bus angkutan yang sudah tua. ”Layaknya metromini di Jakarta, tapi dengan ukuran lebih besar,” katanya.
Pihaknya belum bisa memastikan penyebab kecelakaan. ”Sampai saat ini, kami masih menelusuri penyebab kecelakaan,” katanya.
Berdasarkan kesaksian warga, bus rute Bengkulu-Palembang itu menabrak beton pembatas dan akhirnya masuk ke jurang yang kedalamnya mencapai 150 meter. Kejadian itu baru diketahui setelah ada teriakan minta tolong dari korban selamat.
Dayu Willy dari Humas Kantor SAR Palembang menerangkan, sampai saat ini jumlah korban tewas sudah 26 orang dan 13 orang lainnya selamat. ”Sampai saat ini proses evakuasi terus berlangsung untuk mencari korban yang ada di sekitar sungai,” katanya.
Proses evakuasi melibatkan banyak instansi dari pihak terkait.
Djoko Setijowarno,pengamat transportasi dari Universitas Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah, mengatakan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) harus melakukan penyelidikan mendalam soal ini. Selain itu, dia berharap agar dibentuk kembali Direktorat Keselamatan Transportasi Darat untuk menanggulangi hal seperti ini.
Berikut nama korban selamat:
Aisyah Awaliah Putri, Salak, Kota Bengkulu
Aldi (18), Desa Jejawi, Kabupaten Ogan komering Ilir
Ariri (14), Desa Perajin, Kabupaten Banyuasin
Basaruddin (43), Desa Semarang, Kecamatan Tanjung Serut, Bengkulu
Darusalam (25). Desa Kemang Tebing Tinggi Empat Lawang
Haris Krisyanto (19), Kecamatan Pinang Raya, Bengkulu Utara
Hasanah (52), Tanjung Suko, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir
Hepriadi (31), Salak Tiga, Kecamatan Panorama, Bengkulu
Khadijah (68), Perumnas Baru, Kota Bengkulu
Lukman (43), Kecamatan Muara, Bangka Hulu, Kota Bengkulu
Riduan (44), Desa Kinono Sari, Banjar Sari, Enggano, Bengkulu Utara
Riki, Kabupaten Empat Lawang
Sukiyem (43), Kecamatan Terambang Jaya, Kota Prabumulih