Hindari Bus Pariwisata untuk Mudik Natal dan Tahun Baru
Pemerintah mengimbau masyarakat yang mudik menggunakan moda transportasi bus untuk tidak menggunakan bus pariwisata yang dimanfaatkan sebagai angkutan mudik.
Oleh
STEFANUS ATO/ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mengimbau masyarakat yang mudik menggunakan moda transportasi bus untuk tidak menggunakan bus pariwisata yang dimanfaatkan sebagai angkutan mudik. Sebab, sebagian besar bus pariwisata tidak dilengkapi standar keselamatan memadai lantaran rata-rata tidak menjalani pemeriksaan keselamatan secara rutin atau ramp check.
”Saya berpesan kepada khalayak agar saat pulang ke kampung carilah bus yang sudah ramp check. Saya sudah lapor ke Korps Lalu Lintas untuk ditangkap (bus yang belum ramp check, tetapi menaikkan penumpang),” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Minggu (22/12/2019), di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
Budi mengatakan, agar mudik berjalan aman dan lancar, masyarakat sebaiknya menunggu bus di terminal keberangkatan. Bus yang beroperasi dari terminal sudah melewati berbagai uji kelaikan jalan, termasuk pemeriksaan kesehatan sopir.
”Ada tanda berupa stiker lolos ramp check dan laik jalan. Penumpang juga bisa bertanya kepada sopir bus. Bus yang teregister itu yang ada di terminal yang setiap tiga bulan dilakukan ramp check,” katanya.
Ia menambahkan, secara umum, pada arus mudik liburan Natal 2019 dan Tahun Baru, tren masyarakat pengguna bus cenderung stagnan. Peningkatan jumlah penumpang hanya terjadi pada bus jurusan Jakarta-Palembang.
”Yang saya catat meningkat itu yang pulang ke Palembang. Yang lain rata-rata naik, tetapi tidak terlalu banyak. Tetapi, yang dari sini (Jakarta) pulang ke Palembang naik dua kali lipat,” katanya.
Dari data yang dihimpun Kompas, di Terminal Kampung Rambutan pada 19-21 Desember mulai ada tren peningkatan jumlah penumpang. Pada 19 Desember, jumlah penumpang yang berangkat dari terminal itu sebanyak 3.328 orang. Kemudian, pada 21 Desember, jumlah penumpang yang berangkat sebanyak 5.538 orang dan pada 21 Desember naik menjadi 6.975 penumpang.
Pantauan pada Minggu sore, Terminal Kampung Rambutan dipadati penumpang yang akan mudik untuk liburan Natal dan Tahun Baru. Sebagian memilih moda transportasi itu lantaran dinilai lebih murah dan memudahkan saat berpindah bus untuk menempuh perjalanan berikutnya.
Sementara itu, pengamanan bandar udara di periode mudik Natal tidak terlalu menonjol. Hal itu disampaikan Direktur Keamanan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan M Alwi.
”Sampai saat ini tidak ada hal menonjol dalam penanganannya. SOP masih seperti biasa,” katanya di Cengkareng, Banten, hari ini.
Berdasarkan pengecekan di beberapa titik penerbangan di timur Indonesia, seperti Bandara Frans Kaisiepo di Biak, Papua Barat, dan Bandara Pattimura di Ambon, keamanan masih terkendali.
”Ke depan, kami akan membuat sistem keamanan di bandara yang lebih komprehensif di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Tol layang Dibatasi
Terkait kemacetan di Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek, pada Sabtu (21/12/2019), Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah sudah berkomunikasi dengan PT Jasa Marga untuk dilakukan pembatasan. Kebijakan itu akan diambil saat terjadi lonjakan kendaraan bermotor di atas tol layang. ”Tol Layang Japek itu sangat berguna bagi pergerakan dari Jakarta ke Karawang,” katanya.
Budi menambahkan, PT Jasa Marga masih terus melakukan pembenahan, termasuk memperbaiki gelombang jalan di tol layang. Saat selesai perbaikan, kapasitas kecepatan di tol layang juga akan ditingkatkan lebih dari batas kecepatan saat ini.
”Pada saat nanti gelombang-gelombang sudah diperbaiki, kecepatan bisa naik jadi 90 kilometer per jam atau 100 kilometer per jam. Saat kecepatan naik, kapasitasnya juga akan naik,” katanya.