Berdamai seusai konflik, anggota TNI Angkatan Darat dari Batalyon 734 Satria Nusa Samudera memperbaiki asrama polisi di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Minggu (22/12/2019).
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Anggota TNI Angkatan Darat dari Batalyon 734 Satria Nusa Samudera memperbaiki asrama polisi di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Minggu (22/12/2019). Asrama itu dirusak saat insiden bentrokan antara anggota TNI dari kesatuan tersebut dan anggota Brigade Mobil Kompi 3 Batalyon C Pelopor Polda Maluku pada Jumat (20/12/2019) malam.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Komisaris Besar M Roem Ohoirat kepada Kompas di Ambon mengatakan, perbaikan itu dilakukan bersama anggota TNI dan anggota Brimob yang terlibat pertikaian, disaksikan oleh atasan langsung mereka. Empat unit asrama dan satu bangunan poliklinik yang rusak langsung diperbaiki hingga tuntas.
Perbaikan fasilitas dimaksud merupakan lanjutan dari rekonsiliasi yang dilakukan pada Sabtu (21/12/2019) petang. Rekonsiliasi itu digagas bersama oleh Kepala Polda Maluku Inspektur Jenderal Royke Lumowa dan Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayor Jenderal Marga Taufiq. Kedua pucuk pimpinan di Maluku itu turun langsung ke Saumlaki.
Setelah mengadakan pertemuan terpisah, anggota yang terlibat konflik dikumpulkan untuk mendapat pengarahan dari Royke dan Marga. Oknum yang menjadi pemicu awal diminta berbicara dan menyampaikan permohonan maaf. Mereka lalu bersalaman dan berpelukan. Selanjutnya, semua peserta yang hadir, termasuk Royke dan Marga, bergoyang dan makan bersama.
Dalam kesempatan itu juga direncanakan sejumlah kegiatan olahraga dan sosial untuk memperkuat sinergisitas antara Polri dan TNI di daerah tersebut. Seperti di Ambon, Polri dan TNI sering terlibat kegiatan sepeda bersama, berenang bersama, dan membantu korban bencana bersama. Royek dan Marga, sama-sama lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia tahun 1987 itu, terlihat kompak.
”Persoalan itu sudah diselesaikan dan kedua belah pihak sudah menerima. Masalahnya adalah kesalahpahaman dan emosi yang tidak bisa terkendali dengan baik. Terkait pelanggaran hukum dan disiplin, itu tetap akan diproses demi efek jera dan pembelajaran bagi semua anggota,” kata Roem.
Persoalan itu sudah diselesaikan dan kedua belah pihak sudah menerima. Masalahnya adalah kesalahpahaman dan emosi yang tidak bisa terkendali dengan baik. Terkait pelanggaran hukum dan disiplin, itu tetap akan diproses demi efek jera dan pembelajaran bagi semua anggota.
Kepala Penerangan Kodam Pattimura Kolonel Infanteri Jansen Simanjuntak mengatakan, kasus tersebut menjadi pelajaran berharga bagi semua anggota. ”Kalau kita mencari siapa yang benar dan siapa yang salah, itu tidak akan pernah selesai, malah semakin melebar. Yang perlu dijaga adalah jangan sampai peristiwa itu terulang lagi,” katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, anggota Brigade Mobil Kompi 3 Batalyon C Pelopor Polda Maluku terlibat bentrok dengan anggota TNI Angkatan Darat dari Batalyon 734 Satria Nusa Samudera di pusat perbelanjaan Saumlaki, Jumat (20/12/2019) malam. Bentrokan itu berawal dari teguran seorang anggota Brimob kepada seorang anggota TNI yang mengendarai motor melawan arus lalu lintas tanpa mengenakan helm.
Setelah ditegur, anggota TNI yang tidak berseragam itu melawan sehingga terjadi adu mulut yang alot. Anggota Brimob dimaksud lalu menampar wajah anggota TNI itu. Tak terima melihat temannya ditampar, beberapa rekan anggota TNI yang berdiri di dekat lokasi tersebut datang hingga terjadi saling dorong. Kemudian, anggota Brimob ada yang mengeluarkan tembakan sehingga kondisi semakin kacau.
Anggota Brimob yang ikut menjaga keamanan di pusat perbelanjaan itu ditarik kembali dan pengamanan diatur anggota polres lain. Situasi sempat tenang. Namun, tak lama kemudian, datang lebih kurang 40 anggota TNI AD. Mereka mencari anggota Polri di jalanan dan pusat perbelanjaan tersebut. Ada di antara gerombolan itu yang menganiaya seorang anggota polisi. Mereka juga sempat melempari asrama polisi di Saumlaki.
Tokoh masyarakat Kepulauan Tanimbar Nicko Ngeljaratan yang dihubungi secara terpisah pada Minggu petang mengatakan, kondisi Saumlaki sudah normal. Warga kembali beraktivitas seperti biasa. Bentrokan yang terjadi di pusat perbelanjaan itu sempat menimbulkan ketakutan. ”Masyarakat menanti pembuktian dari mereka. Jangan sampai nanti ribut lagi,” ujarnya.