Nyala Terang Manado Menyambut ”Sang Terang”
Warna-warni lampu itu menyemarakkan suasana menjelang Natal di Manado, Sulawesi Utara.
Langit senja kian meredup. Namun, nyala terang ribuan lampu seolah menggantikan sang surya yang kembali ke peraduannya. Warna-warni lampu itu menyemarakkan suasana menjelang Natal di Manado, Sulawesi Utara.
Tak seperti bulan-bulan sebelumnya, rumah Allo Lapian (79) tampak lebih semarak. Lampu hias dibentangkan di dinding halamannya, memancarkan kilau cahaya warna-warni.
”Setiap awal Desember, saya selalu pasang lampu hias di depan rumah. Saya dan keluarga mau menyambut Dia yang akan berulang tahun,” kata pria yang akrab disapa Opa Lapian ini di pekarangan rumahnya di Kelurahan Kleak, Malalayang, Kota Manado, Jumat (20/12/2019). ”Dia” yang dimaksud adalah Yesus Kristus, yang hari kelahirannya dirayakan umat Nasrani setiap tanggal 25 Desember.
Hari Natal, hari kelahiran Yesus Kristus, dirayakan secara meriah oleh sebagian besar warga ibu kota Sulawesi Utara (Sulut). Ada sekitar 322.600 warga Manado, atau sekitar 61,22 persen penduduknya, beragama Kristen dan Katolik. ”Semua orang sudah pasang lampu hias sejak awal bulan. Saya dan keluarga juga ingin ikut dalam kemeriahan Natal,” ujar pria yang sebulan lagi genap berusia 80 tahun itu.
Gema Natal telah terasa sejak minggu pertama Desember. Berbagai lapisan masyarakat turut dalam sukacita dengan lampu masing-masing. Sebagian memasang lampu di pohon natal yang dipajang di depan rumah, ada pula yang menggantungkan di dekat balkon. Suasana kian semarak oleh lagu-lagu Natal yang diputar di rumah-rumah warga.
Pemerintah tak mau ketinggalan. Kantor Gubernur Sulut, misalnya, semarak seperti alun-alun di malam hari. Utas-utas lampu hias dipasang di pinggiran pagar sepanjang sekitar 50 meter. Tiang kanopi area pejalan kaki pun dilingkari lampu hias, sementara lampu hias lainnya menjuntai di tepian atap kanopi.Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Sulut bahkan memasang karton seukuran manusia. Karton itu bergambar bayi Yesus, Maria, dan Yusuf yang sedang dikunjungi tiga orang majus dengan membawa persembahan. Daun-daun pohon pinus buatan, pita putih merah, serta lampu hias juga dipasang di sepanjang pagar kantor.
Sementara itu, di tepi Lapangan Sparta Tikala, tepat di seberang Kantor Wali Kota Manado, rusa-rusa dari kawat bersinar terang di sebuah panggung diorama. Di kanan dan kiri berdiri sebuah pohon natal berhiaskan gantungan bola-bola serta pita merah dan emas. Latar diorama itu menggambarkan suasana hutan cemara yang dihujani salju.
Kebiasaan segala lapisan masyarakat menyambut hari kelahiran Yesus dengan lampu-lampu hias mendorong tumbuhnya toko-toko ”kaget” yang menjual lampu hias, pohon natal beserta hiasannya, bunga, hingga patung sinterklas. Salah satunya di Jalan Sam Ratulangi, Kelurahan Ranotana, Manado.
Toko itu seakan menjadi pusat cahaya di seantero Ranotana. Sepaket lampu hias berbentuk sinterklas duduk di atas kereta yang ditarik kawanan rusa ditegakkan di atap toko. Berbagai jenis pohon natal dan hiasan dipajang di rak-rak toko.
Salah satu pengunjung toko, Yeti (50), pegawai Dinas Pendidikan Sulut, membeli gantungan bola-bola emas untuk pohon natal setinggi 7 kaki (sekitar 2 meter) di rumahnya. Hampir tiap tahun ia membeli bermacam hiasan natal. ”Kadang-kadang rusak. Selain itu, tiap tahun, kan, mau ganti suasana dan paduan warna yang berbeda. Tahun ini saya mau suasana hijau dan emas,” katanya.
Pawai sinterklas
Tak hanya bangunan, angkutan kota di Manado yang disebut mikro pun tak mau kalah. Lagu-lagu Natal menggema dari audio di mikro itu. Pada Senin (16/12), setidaknya 16 mikro ikut serta dalam pawai sinterklas yang digelar Pemprov Sulut. Mikro-mikro itu dihiasi lampu-lampu hingga ornamen khas Natal dari gabus berbentuk manusia salju, malaikat meniup trompet, hingga pohon natal.
”Kami cuma dibayar Rp 300.000, sedangkan aksesori sudah disediakan pemprov. Tentu saja uang yang kami dapat lebih sedikit daripada saat narik, tetapi setidaknya kami ingin ambil bagian dalam perayaan,” kata Budi (41), sopir mikro trayek pusat kota-Karombasan.
Semangat menyongsong Natal di Manado tak hanya diwujudkan dengan aksesori dan hiasan natal. Di gereja-gereja Protestan, terutama Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), perayaan sudah terlaksana sejak awal Desember, seperti di GMIM Zebaoth Paniki Bawah, Kairagi. Jumat (6/12), mereka telah merayakan ibadah pra-Natal.
”Setiap minggu, umat diajak mempersiapkan diri menyambut Natal sebagai ibadah puncak. Mereka diajak kembali berharap dan diingatkan untuk hidup dalam damai agar sempurnalah perayaan Natal nanti,” kata Pendeta Melky Tamaka, yang juga Sekretaris Departemen Bidang Data dan Informasi Sinode GMIM.
Natal tinggal menghitung hari. Warga Manado telah bersiap sejak jauh-jauh hari. Kedatangan ”Sang Terang” disambut sukacita dan warna-warni terang di seantero kota.