Christmas Carol di Jakarta, Kidung untuk Kebersamaan
Lirik-lirik lagu yang biasa mengisi ruang-ruang ibadah umat Kristiani itu mengalun di Taman Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Suasana syahdu seolah menjadi katalis bagi kesibukan perkotaan di sore hari yang penuh hiruk pikuk.
Oleh
Erika Kurnia
·3 menit baca
”Hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia siakan apa yang Tuhan beri. Hidup ini harus jadi berkat”.
Lirik-lirik lagu yang biasa mengisi ruang-ruang ibadah umat Kristiani itu mengalun di Taman Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Suasana syahdu itu seolah menjadi katalis bagi kesibukan perkotaan di sore hari yang penuh dengan hiruk pikuk masyarakat yang pulang bekerja dan bising kendaraan bermotor.
Danny Tjahjadi (57) bersama beberapa teman komunitas gerejanya dengan percaya diri mengidung dengan alat pengeras suara bersama anak-anak muda dari Universitas Pelita Harapan (UPH) yang mengatasnamakan diri Mission Youth for Christ (MYC).
Kesempatan untuk bernyanyi bersama itu tak ingin ia lewatkan. Pasalnya, budaya menyanyikan lagu-lagu kegembiraan tentang kelahiran Yesus Kristus atau disebut Christmas Carol itu sangat jarang dihadirkan di ruang publik ibu kota negara, DKI Jakarta.
Di hadapan mereka, kerumunan masyarakat turut bernyanyi atau sakedar menyaksikan persembahan mereka. Salah satunya Ratih (23), gadis berhijab itu mampir bersama rekan kerjanya, Naomi (23), yang beragama Kristen. Kedua gadis itu antusias dengan suasana tersebut hingga berulang kali merekam momen dengan ponsel untuk diunggah ke media sosial.
”Saya belum pernah mendengar lagu ini sebelumnya karena memang hanya eksklusif dinyanyikan di gereja. Baru kali ini saya bisa mendengar lagunya karena dinyanyikan bukan di tempat ibadah mereka,” kata Ratih saat ditemui Kompas, Jumat (20/12/2019).
Di sisi lain, Ester, Viola, dan Pita bernyanyi bersama di antara kerumunan penonton. Mereka adalah anak-anak daerah yang baru-baru ini merantau ke Jakarta untuk kuliah.
Ester (19) yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, merasa bahagia karena pengalaman pertamanya merayakan Natal jauh dari rumah disambut dengan suguhan seperti itu. Demikian juga dengan Viola (19) dan Pita (19) asal Kalimantan Barat yang mengaku seketika rindu kampung halaman.
Kalau di tempat tinggal asal saya, perayaan Natal sangat meriah. Apalagi ada banyak keluarga di sana. Di Jakarta biasa-biasa saja. Tapi, baru kali ini ada perayaan meriah semacam ini yang bisa dinikmati semua orang. (Viola)
”Kalau di tempat tinggal asal saya, perayaan Natal sangat meriah. Apalagi ada banyak keluarga di sana. Di Jakarta biasa-biasa saja. Tapi, baru kali ini ada perayaan meriah semacam ini yang bisa dinikmati semua orang,” kata Viola yang baru satu setengah tahun tinggal di Jakarta.
Menjelang senja, seratus lebih anak-anak muda komunitas MYC yang menjadi bintang acara itu melantunkan lagu ”Tanah Air”. Lagu itu seolah mencairkan suasana di saat masyarakat yang mampir mulai ramai.
Simon Mulia selaku manajer MYC merasa terhormat bisa memenuhi undangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang baru kali ini mengadakan acara semacam itu. MYC, yang biasanya mengisi acara Natal di mal atau memberikan pelayanan di panti jompo, bisa ikut memeriahkan ruang publik.
Di hadapan mereka, kerumunan masyarakat turut bernyanyi atau sekadar menyaksikan persembahan mereka. Salah satunya Ratih (23), gadis berhijab itu mampir bersama rekan kerjanya, Naomi (23), yang beragama Kristen.
”Saya pikir, ini acara baik yang diinisiasi tahun ini oleh pemerintah, karena ruang publik dibuka untuk hal positif. Ini tidak hanya bisa jadi hiburan yang baik, tetapi juga menjadi berkat bagi masyarakat Jakarta karena memperlihatkan keberagaman,” tuturnya.
Di sela-sela kesempatan itu, hadir pula Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia mengatakan, kegiatan Christmas Carol itu diselenggarakan pertama kalinya di Jakarta untuk menyambut kaum Nasrani yang akan merayakan Natal minggu depan.
”Kita ingin Jakarta jadi tempat di mana semua merasakan rumah sendiri, mendapat kesempatan yang sama, dan ada kesetaraan untuk memperkuat persaudaraan di kota kita. Terima kasih karena sudah jauh-jauh datang ke Jakarta untuk menyambut perayaan Natal," ucapnya.
Ia menuturkan, pemerintah provinsi akan mengevalauasi acara semacam ini agar bisa diduplikasi untuk merayakan hari raya agama lainnya. Tidak hanya itu, acara perayaan hari raya di ruang publik akan dievaluasi agar dapat diadakan pada tahun-tahun berikutnya.
Dalam menyelenggarakan Christmas Carol tahun ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan berbagai komunitas paduan suara. Acara diadakan di beberapa titik di pusat kota, seperti kawasan Bundaran Hotel Indonesia dan Karet Sudirman, pada 18-20 Desember 2019.
Sebelumnya, sejumlah perayaan keagamaan telah digelar di Jakarta, seperti Jakarta Muharram Festival 2019 yang diadakan bagi umat Islam dan Festival Cahaya (Deepavali) 2019/5121 Kaliyuga bagi umat Hindu- India.