Sejumlah skenario disiapkan untuk mengantisipasi terjadi kemacetan di Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek pada libur Natal dan Tahun Baru 2020.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra/Stefanus Ato/Al Fajri
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Secara umum, infrastruktur jalan tol sudah siap menyambut libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Pemerintah menjamin arus lalu lintas pada saat itu akan berjalan lancar.
Namun, Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek yang diharapkan bisa mengurai kemacetan di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek masih menyimpan potensi kemacetan. Potensi kemacetan terutama di sekitar pintu masuk dan keluar tol layang sepanjang 38 kilometer yang membentang dari Cikunir hingga Karawang Barat.
Guna mengantisipasi hal ini, sejumlah proyek pelebaran jalan tol yang berkontribusi pada terjadi kemacetan itu ditargetkan selesai sebelum akhir pekan ini. Pengaturan area istirahat dan arus lalu lintas juga disiapkan untuk mencegah kemacetan.
”Dari aspek keselamatan dan kenyamanan, kami jamin (berjalan lancar). Namun, ada banyak faktor, jadi kami butuh kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiadi, Kamis (19/12/2019), di Jakarta.
Menurut General Manager Traffic PT Jasa Marga Jalan Layang Jakarta-Cikampek Aprimon, kemacetan di pintu masuk Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek dari Jakarta disebabkan ada proyek pelebaran jalan di lajur kanalisasi jalur Jatiasih dan dua lajur dari arah Rorotan. Proyek pelebaran jalan ini untuk meningkatkan pelayanan angkutan Natal dan Tahun Baru.
Proyek pelebaran jalan tersebut menyebabkan hanya satu lajur jalan tol yang bisa dilintasi kendaraan. ”Karena proyek pelebaran jalan itu, terjadi antrean hingga Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta,” ucap Aprimon setelah Apel Siaga Libur Natal dan Tahun Baru di Kantor Cabang Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jawa Barat.
Untuk mengantisipasi hal ini, PT Jasa Marga mempercepat pengerjaan proyek pelebaran jalan tersebut. Aprimon menargetkan proyek pelebaran jalan setidaknya bisa dirampungkan pada Kamis (19/12/2019) malam. Dengan demikian, diharapkan jumlah lajur bisa bertambah jadi dua sehingga bisa mengurai kepadatan kendaraan.
Di titik masuk tol layang, Jasa Marga telah memasang rambu-rambu tambahan dan juga spanduk agar pengendara tidak kebingungan saat hendak naik ke tol layang. Jasa Marga memperkirakan ada 911.040 kendaraan yang melintasi tol saat masa angkutan Natal dan Tahun Baru. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 21-22 Desember 2019.
Karena proyek pelebaran jalan itu, terjadi antrean hingga Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta.
Selain itu, untuk mengantisipasi kemacetan akibat penumpukan kendaraan di area istirahat di Kilometer 50, yang merupakan area istirahat terdekat dari titik keluar tol layang untuk kendaraan dari arah Jakarta, Jasa Marga berencana menutup area istirahat itu jika sudah terlihat tanda-tanda kepadatan.
Selain itu, sebagai persiapan pengamanan, apabila terjadi hambatan di jalan tol, Jasa Marga menyiapkan 4 mobil layanan pelanggan, 4 mobil derek, 2 ambulans, dan 3 mobil patroli jalan raya.
Secara terpisah, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Istiono menyampaikan telah menyiapkan pos pengaturan di sejumlah titik kemacetan sekitar area istirahat.
Di pos itu, petugas akan menentukan rekayasa lalu lintas yang paling tepat jika terjadi kemacetan. Salah satu tindakan yang mungkin dilakukan guna mengatasi atau mengurai kemacetan adalah dengan menerapkan sistem lawan arus.
Budi Setiadi menegaskan, kemacetan parah, seperti terjadi di pintu keluar tol Brebes Timur saat arus mudik Lebaran 2016, tidak mungkin terjadi lagi. Ini karena sebaran jalan tol dari Jakarta menuju Jawa sudah merata. Pintu-pintu pembayaran di tol juga telah menggunakan sistem elektronik (e-toll) sehingga antrean di pintu tol tak membutuhkan waktu lama.
Sambungan
Budi menilai, secara umum Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek aman dan nyaman dilewati. Namun, adanya titik sambungan jalan tol layang yang tidak rata menyebabkan ada guncangan yang dirasakan mobil ketika melintasi tol.
Menurut Aprimon, Jasa Marga masih memperbaiki kualitas sambungan jalan tol tersebut. Dari 26 titik sambungan jalan tol layang yang tidak rata, sebanyak 21 titik sambungan telah rampung diperbaiki. Ia menargetkan pada Kamis (19/12) malam lima sambungan tersisa sudah tuntas diperbaiki.
Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek terdiri atas dua lajur. Untuk menyempurnakan sambungan, tol layang tidak sepenuhnya ditutup. Hanya satu yang ditutup saat penyempurnaan sambungan. Dengan demikian, kendaraan masih bisa melintasi jalan tol selama perbaikan berlangsung.
Aprimon juga menegaskan bahwa tol layang tidak diperuntukkan bagi truk atau kendaraan besar lainnya. Itu bukan karena konstruksi tol layang yang tidak kuat menahan beban berat, melainkan karena truk cenderung berjalan lambat. Truk yang mogok juga bisa menghalangi lajur sehingga menghambat laju kendaraan di belakangnya. Truk yang bermasalah akan menutupi satu lajur tol layang.