Duel Barcelona versus Real Madrid edisi ke-243, Kamis dini hari WIB, lain dari biasanya. Sejumlah anomali tersaji di laga berjuluk “el clasico” yang diwarnai ketegangan politik itu.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
BARCELONA, KAMIS — Pada masanya, setidaknya hingga dua musim lalu, laga klasik atau el clasico antara Barcelona kontra Real Madrid hampir selalu menyajikan duel menarik, sengit, penuh gairah, dan hujan gol. Namun, ciri khas yang lama melekat pada rivalitas terbesar di sepak bola itu nyaris tidak terlihat, Kamis (19/12/2019) dini hari WIB di Camp Nou.
Untuk pertama kalinya dalam 17 tahun dan melewati 47 laga, el clasico edisi ke-243 di markas Barca itu berakhir tanpa gol, 0-0. Padahal, secara tradisi, duel tim terbaik di Liga Spanyol itu acap kali melahirkan banyak gol. Setidaknya 126 gol tercipta dari duel itu dalam satu dekade terakhir.
Tidak ada kehebatan atau gol tercipta dari para penyerang seperti Lionel Messi, Luis Suarez, ataupun Karim Benzema yang mendominasi el clasico selama ini. Padahal, duel tersebut merupakan el clasico terakhir dekade ini.
Laiknya anomali, malam itu justru menjadi panggung langka para pemain bertahan, seperti kiper Barca Marc Andre Ter Stegen dan rekannya, bek Gerard Pique, yang membuat sejumlah penyelamatan krusial.
Meskipun berstatus tim tuan rumah, Barca digempur habis-habisan oleh ”El Real” sejak menit pertama. Tanpa ketangkasan Pique dan Stegen, gawang ”Blaugrana” telah kebobolan tiga kali di babak pertama, yaitu dari upaya Casemiro dan Federico Valverde.
Di sisi lain lapangan, bek veteran Real, Sergio Ramos, tampil tidak kalah brilian. Ia menyapu bola hasil sepakan Messi yang tidak bisa dijangkau kiper Thibaut Courtois.
”Gaji Stegen harusnya dinaikkan, khusus di laga itu, karena ia melakukan pekerjaan dua atau tiga kiper sekaligus,” tulis Graham Hunter, analis sepak bola Spanyol, seraya bergurau dalam kolomnya di ESPN.
Menyusul hasil imbang itu, tidak ada perubahan di puncak klasemen Liga Spanyol. Barca tetap di puncak, hanya dipisahkan selisih gol dari rival utamanya, Real. Kedua tim sama-sama mengemas 36 poin dari 17 laga musim ini. Hasil imbang itu menegaskan kesetaraan kedua tim itu, yaitu masing-masing 72 kemenangan, dari 179 pertemuan di liga.
Sunyi
Namun, menurut koran Spanyol, Mundo Deportivo, laga itu lebih dari sekadar duel el clasico biasa. Setidaknya hal itu terlihat dari reaksi suporter Barca setelah laga usai.
Tidak terdengar nyanyian ”El Cant del Barca”, lagu yang rutin terdengar di Camp Nou menjelang atau seusai laga. Suasana di stadion megah itu sunyi bak kuburan. Padahal, setidaknya 93.426 penonton berkumpul di tempat itu.
Kesunyian itu dipecahkan oleh pengumuman yang meminta penonton tidak menggunakan salah satu pintu keluar stadion karena alasan keamanan. Di luar stadion, saat laga berlangsung, terjadi kericuhan antara massa pendukung Catalan merdeka dan polisi Spanyol. Pengunjuk rasa bahkan sempat memblokade jalan ke stadion dengan membakar ban dan tempat sampah.
”Bau asap tercium hingga ke stadion. Kami semua di sini juga bisa mendengar jelas suara helikopter mondar-mandir. Sejak laga ini dimulai, kami telah mendengar ada kekacauan di luar,” ungkap Miguel Delaney, jurnalis The Independent, yang meliput laga itu dalam suasana sedikit mencekam.
Ketegangan politik di Catalan kembali mengancam laga itu. Sempat muncul wacana agar duel itu digelar di luar Catalan, bahkan dipindahkan ke Madrid. Namun, usulan itu ditolak otoritas sepak bola Spanyol. Laga itu diputuskan tetap berjalan di Camp Nou setelah tertunda selama dua bulan dari jadwal semula 26 Oktober.
Banyak pihak khawatir laga itu berpotensi ricuh dan disusupi separatis pendukung negara Catalan merdeka yang menamakan dirinya kelompok Democratic Tsunami. Mereka ingin memanfaatkan laga itu untuk memancing perhatian publik dunia.
”Kami tidak ingin menyabotase laga atau menginvasi lapangan. Kami hanya ingin menarik perhatian publik dunia terkait krisis di Catalan,” tulis keterangan resmi kelompok itu.
Terlepas hasil kurang memuaskan itu, Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane bersyukur laga itu berjalan lancar tanpa gangguan berarti. ”Segala sesuatunya berjalan baik untuk Barca dan Real Madrid, begitu pula sepak bola secara umum. Kami semua harus berbahagia,” tutur Zidane mencoba mengambil sisi positif dari laga yang berjalan dalam situasi sulit itu.
”Terlepas dari ketegangan yang dirasakan, kami mencoba menjalani laga ini senormal mungkin. Orang-orang berunjuk rasa, tetapi tidak lebih. Dalam hal sosial-politik, saya tidak ada pendapat. Namun, terkait olahraga, jelas kami imbang,” tutur Pelatih Barcelona Ernesto Valverde seusai laga itu. (AP/AFP)