Bencana Alam Jadi Fokus Pengamanan Natal dan Tahun Baru
Bencana alam menjadi fokus perhatian Polri dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru di Bali, tahun ini. Polri juga mewaspadai kemungkinan terjadinya terorisme, kemacetan lalu lintas, dan gerakan intoleransi.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Bencana alam menjadi fokus perhatian Polri dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru di Bali, tahun ini. Polri juga mewaspadai kemungkinan munculnya terorisme, kemacetan lalu lintas, hingga gerakan intoleransi.
Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Petrus Reinhard Golose saat memimpin apel pengamanan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, di Bali, Kamis (19/12/2019), mengatakan, bencana alam dapat terjadi di Bali. Apalagi kini Bali memasuki musim hujan. ”Panglima (Kodam IX/Udayana) sudah siap mengerahkan pasukannya, juga dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Badan SAR Nasional,” kata Golose.
Selama Operasi Lilin 2019 digelar di Bali, Polda Bali memberlakukan status kesiagaan tertinggi atau Siaga 1. Adapun Operasi Lilin 2019 dilangsungkan selama 10 hari, mulai Senin (23/12/2019) sampai Rabu (1/1/2020).
Operasi Lilin 2019 di Bali juga bertujuan menciptakan keamanan dan kenyamanan serta menjaga suasana kondusif bagi wisatawan yang berlibur di Bali. Golose menyatakan seluruh personel Polda Bali hingga jajaran yang berjumlah sekitar 13.000 orang dikerahkan selama pelaksanaan Operasi Lilin 2019.
Panglima (Kodam IX/Udayana) sudah siap mengerahkan pasukannya, juga dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Badan SAR Nasional.
Dalam amanatnya yang dibacakan Golose, Kepala Polri Jenderal (Pol) Idham Azis menyatakan, operasi pengamanan gabungan itu melibatkan personel Polri, TNI, satuan polisi pamong praja, dinas perhubungan, dinas kesehatan, perlindungan masyarakat, pramuka, dan instansi lainnya. Secara keseluruhan, operasi gabungan pengamanan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 yang bersandikan Operasi Lilin 2019 melibatkan lebih dari 191.800 personel, baik polisi, tentara, maupun aparatur pemerintah dan pramuka.
Kepala Polri juga menyebutkan terdapat 12 potensi kerawanan yang diantisipasi melalui pergelaran Operasi Lilin 2019, yakni terorisme, kejahatan konvensional, kemacetan lalu lintas, kecelakaan transportasi, aksi penyisiran (sweeping), penolakan peribadatan, kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, dan konflik sosial serta tawuran. Potensi kerawanan lainnya, kebakaran, konvoi dan balap liar, peredaran narkotika dan minuman beralkohol, serta bencana alam.
Persiapan terkait Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 juga dilaksanakan PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. PT Angkasa Pura I mengoperasikan Posko Angkutan Terpadu Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di area publik Terminal Kedatangan Domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Pihak Angkasa Pura I bekerja sama dengan sejumlah instansi terkait antara lain Otoritas Bandara Wilayah IV, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Pangkalan TNI Angkatan Udara I Gusti Ngurah Rai, kepolisian, dan Badan SAR Nasional.
Posko Natal dan Tahun Baru itu beroperasi selama 20 hari, mulai Kamis (19/12/2019) hingga Selasa (7/1/2020). Pengoperasian pos itu bertujuan menciptakan operasional bandara yang aman, selamat, dan tertib serta mitigasi risiko demi terciptanya keselamatan dan keamanan penerbangan.