Organisasi massa atau kelompok masyarakat diminta turut menjaga keamanan dan ketertiban selama Natal dan Tahun Baru. Salah satunya dengan tidak melakukan razia atribut Natal dan menghalangi warga yang ingin merayakannya.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Organisasi massa atau kelompok masyarakat diminta turut menjaga keamanan dan ketertiban selama masa Natal dan Tahun Baru. Salah satunya dengan tidak melakukan razia atribut Natal dan melarang warga yang ingin merayakan Natal dan Tahun Baru.
Hal itu disampaikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Idham Azis saat arahan bersama bagi personel TNI-Polri, Rabu (18/12/2019), di Gedung Olahraga Hayam Wuruk, Komando Daerah Militer V/Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur.
Panglima mengatakan, razia merupakan kewenangan aparat keamanan. Kelompok masyarakat dapat berperan turut mengamankan lingkungan, tempat ibadah, untuk menjamin keamanan umat yang merayakan Natal.
"Keterlibatan masyarakat bukan agar dapat bertindak sebagai aparat, melainkan bentuk gotong-royong mengamankan lingkungannya. Aparat mendampingi dan memberi supervisi pengamanan," ujar Hadi.
Sementara Idham meminta seluruh personel Polri dan TNI dapat bahu membahu, kompak, dan ikhlas dalam bertugas mengamankan Natal dan Tahun Baru. Kedatangannya bersama Panglima TNI ingin menunjukkan, pemimpin kedua lembaga kompak dan solid. "Hanya baju yang berbeda tetapi idealisme sama, yakni tegaknya NKRI," katanya.
Hadi mengatakan, TNI dan Polri merupakan pilar penting bangsa dan negara. Secara fisik, kekuatannya besar. TNI berkekuatan 490.000 personel, sedangkan Polri punya 470.000 anggota. Mereka punya visi dan misi yang sama dari pucuk pimpinan sampai prajurit yakni menjaga kedaulatan NKRI.
Kerja sama TNI dan Polri turut mempercepat penanganan masalah bangsa dan negara. Misalnya, penanganan dan pemulihan masyarakat korban gempa dan tsunami pada tahun lalu di Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Banten, dan Lampung. Selain itu, tahun ini, TNI dan Polri bahu membahu menangani kerusuhan di Papua dan Ibu Kota.
"Tanpa kerja sama termasuk dengan lembaga pemerintahan, penanganan masalah tidak akan bisa selesai dengan baik," kata Hadi.
Meski personel TNI dan Polri berkarakter sebagai aparat keamanan, tetapi perlu bisa membawa diri dalam masyarakat yang beragam. Idham dan Hadi mengingatkan jajarannya untuk selalu mawas diri, tegas tetapi humanis, dan menjaga pernyataan. Di era teknologi saat ini, pernyataan bisa dipelintir dan dipotong lalu disebarkan oleh oknum untuk merusak ketertiban dan keamanan.