Memasuki musim hujan, bencana hidrometeorologi mulai melanda Nusa Tenggara Barat. Salah satunya angin puting beliung. Sepanjang November-Desember 2019, kejadian puting beliung mendominasi di daerah tersebut.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS – Angin puting beliung melanda Nusa Tenggara Barat sepanjang November-Desember 2019. Selain kerusakan bangunan, bencana alam tersebut mengakibatkan sejumlah warga terluka.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ahsanul Halik di Mataram, Senin (16/12/2019) mengatakan, sepanjang November hingga Desember 2019, ada 22 kejadian puting beliung.
Daerah yang paling kerap dilanda puting beliung adalah Pulau Sumbawa. Tercatat sudah ada 12 kejadian dalam rentang waktu dua bulan terakhir. Masing-masing lima kejadian di Sumbawa Barat, empat di Sumbawa, dan tiga di Dompu. Sementara di Lombok ada 10 kejadian yakni empat di Lombok Barat, tiga di Mataram, dua di Lombok Tengah, dan satu di Lombok Timur.
BPBD NTB mencatat, 154 rusak berat, 200 rusak sedang, dan 227 rusak ringan akibat bencana itu. Selain itu, ada satu fasilitas umum, satu fasilitas kesehatan, empat fasilitas pendidikan, dan empat fasilitas peribadatan juga rusak.
Salah satu desa yang terdampak di Dompu berada di Desa Lanci Jaya, Kecamatan Manggalewa. Kepala Desa Lanci Jaya Syahril M Yasin secara terpisah mengatakan, puting beliung yang melanda desanya pada Rabu (11/12/2019) lalu terjadi sangat cepat.
“Di sini, ada sekitar 183 rumah rusak. Ada juga sekolah dan pasar yang rusak. Tidak ada korban jiwa, tetapi tiga orang luka,” kata Syahril.
Di sini, ada sekitar 183 rumah rusak. Ada juga sekolah dan pasar yang rusak. Tidak ada korban jiwa, tetapi tiga orang luka
Di Mataram, puting beliung mengakibatkan Bale Kambang, salah satu bangunan bersejarah di komplek Taman Mayura, Cakranegera rusak berat. Bale Kambang berdiri sejak abad ke-17.
Pantauan Kompas, seluruh tiang Balai Kambang yang berada di tengah kolam besar di komplek Taman Mayura terlihat ambruk. Akibatnya, atap ikut ambruk dan seluruh genting jatuh. Akses ke lokasi ditutup, termasuk ke area bangunan serta sudah dipasang garis polisi.
Meski ambruk, namun aktivitas di taman yang menjadi salah satu obyek wisata di kota Mataram tak terpengaruh. Senin siang, terlihat sejumlah wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang datang ke taman tersebut.
Ahsanul menambahkan, sejauh ini tidak ada korban jiwa akibat angin puting beliuang yang terjadi di NTB. Meski demikian, sedikitnya 19 orang warga terluka. Dua luka berat dan sisanya luka ringan.
Bantuan
Menurut Ahsanul, secara keseluruhan, penanganan puting beliung diserahkan ke BPBD di masing-masing wilayah terdampak. Sementara Pemerintah Provinsi NTB, membantu penyediaan kebutuhan logistik seperti terpal, selimut, matras, dan makanan siap saji.
“Selain distribusi oleh BPBD kabupaten kota, juga langsung dari pemerintah provinsi. Misalnya untuk dompu, langsung diserahkan oleh Gubenur NTB Zulkieflimansyah,” kata Ahsanul.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi (BMKG) Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Lombok I Putu Sumiana mengatakan, hingga Selasa (17/12/2019),wilayah NTB secara umum berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Hujan disertai kilat dan angin kencang pada siang hingga malam.
Oleh karena itu, dia mengimbau agar masyarakat waspada dan selalu berhati-hati dengan dampak yang ditimbulkan antara lain seperti genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, jalanan licin, dan gelombang yang tinggi.
Juru Bicara Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram I Gusti Lanang Wiswanadana mengatakan, masyarakat telah dihimbau untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi misalnya dengan membersihkan parit, drainase, dan sungai. Termasuk juga memangkas ranting dan pohon.