Tol Layang Jakarta-Cikampek Beroperasi, Kemacetan Diprediksi Berkurang 40 Persen
Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II mulai dibuka untuk umum, sejak Minggu (15/12/2019) pagi. Beroperasinya tol layang itu diyakini mampu mengurangi kepadatan lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga 40 persen.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II mulai dibuka untuk umum sejak Minggu (15/12/2019) pagi. Beroperasinya tol layang itu diyakini mampu mengurangi kepadatan lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga 40 persen.
Jalan tol layang itu dibuka mulai pukul 06.00 WIB dan hanya boleh dilintasi kendaraan golongan I non-bus atau mobil yang tingginya tidak lebih dari 2,1 meter. Jalan itu dimanfaatkan masyarakat secara gratis hingga penentuan tarif selesai dibahas pemerintah.
General Manager Traffic PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek (JJLC) Aprimon, di Simpang Susun Cikunir, Bekasi, Jawa Barat, mengatakan, beroperasinya Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek itu diharapkan mampu mengurangi kepadatan lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek hingga 40 persen. Sebab, kondisi lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek sudah sangat padat.
”Di ruas Cikunir hingga Karawang Barat itu (Tol Jakarta-Cikampek) rasio kapasitas jalan dibandingkan dengan volume kendaraan sudah lebih dari satu. Jika kemacetan bisa dikurangi sampai 40 persen, rasionya bisa meningkat sampai 0,7,” katanya.
Secara keseluruhan, setiap hari ada 200.000 kendaraan yang melintasi Tol Jakarta-Cikampek. Rasio kapasitas jalan tol yang dioperasikan sejak 1988 ini dibandingkan dengan volume kendaraan sudah melampaui batas tingkat pelayanan, yakni 0,8 atau sangat padat.
Aprimon menambahkan, jalan tol itu untuk sementara dioperasikan gratis dengan tujuan memberikan kesempatan kepada pengguna tol untuk memanfaatkan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek selama arus mudik dan arus balik liburan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Penggunaan juga dibatasi hanya untuk kendaraan golongan satu nonbus agar memudahkan proses evakuasi jika terjadi gangguan di jalan tol layang.
”Kendaraan besar itu juga sering gangguan. Jadi, kalau ada gangguan, evakuasinya lebih sulit dibandingkan kendaraan kecil,” kata Aprimon.
Butuh persiapan
Aprimon menambahkan, Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek sedikit berbeda dengan jalan tol lain karena selain membentang di ketinggian, juga memiliki lintasan yang cukup panjang, yakni 38 kilometer. Jalan tol itu membentang dari Km 9+500 atau Cikunir sampai Km 47+500 di Karawang Barat.
”Rest area terdekat itu (dari Simpang Cikunir) ada di Km 50. Kalau dari arah sebaliknya (Karawang Barat) itu rest area ada di Km 6. Jadi, kami imbau kepada masyarakat yang naik ke Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek untuk sudah menyiapkan fisik, bahan bakar, dan perlengkapan lain,” katanya.
Kunci penting untuk melintas dengan aman di jalan tol itu adalah mematuhi ketentuan batas atas kecepatan, yakni 80 km per jam dan batas bawah kecepatan 60 km per jam. Batas kecepatan itu ditentukan dengan mempertimbangkan tekanan angin saat mobil melintas di ketinggian.
Seperti diketahui, Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (12/12/2019) lalu. Peresmian itu juga sebagai jawaban pemerintah atas keluhan masyarakat yang selama ini sering terjebak kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek.
”Banyak keluhan yang masuk ke saya, kalau sudah lewat Tol Jakarta-Cikampek macetnya berjam-jam. Kita harapkan, dengan dibukanya jalan ini, kemacetan yang sudah kita rasakan sejak 2016 bisa terkurangi. Kalau dari hitung-hitungan, bisa mengurangi kemacetan 30 persen,” kata Presiden Joko Widodo saat meresmikan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek di Kilometer 38+400, di Bekasi, Jawa Barat.