PT Perkebunan Nusantara XII mengekspor 1.304 ton biji kopi robusta hasil produksi perkebunan Malangsari. Kopi tersebut merupakan hasil panen kebun milik PT Perkebunan Nusantara XII di Malangsari serta kebun milik petani.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·4 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — PT Perkebunan Nusantara XII mengekspor 1.304 ton biji kopi robusta hasil produksi perkebunan Malangsari. Kopi tersebut merupakan hasil panen kebun milik PT Perkebunan Nusantara XII di Malangsari serta kebun milik petani kopi rakyat di sekitarnya.
Pendampingan yang dilakukan PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) terhadap petani kopi rakyat di sekitar kebun Malangsari membuat produksi kopi rakyat memiliki kualitas layak ekspor. Kopi-kopi tersebut diekspor ke Italia, Jepang, Inggris, Jerman, dan Australia.
”Kami kerap menyertakan hasil panen kopi rakyat dalam setiap ekspor. Sekitar 20 persen ekspor kami berasal dari kopi rakyat. Namun, khusus untuk ekspor dari Kebun Malangsari, 50 persen dari kopi rakyat,” ujar Direktur Utama PTPN XII Muhammad Cholidi seusai melepas ekspor hasil panen kebun PTPN XII Malangsari, di Banyuwangi, Jumat (13/13/2019).
Upaya menyertakan kopi rakyat secara tidak langsung meningkatkan harga jual kopi rakyat. Kopi robusta yang di pasar lokal dihargai Rp 25.000 per kg biji (green bean), bisa dihargai hingga Rp 50.000 di pasar ekspor. Namun, tentunya kopi rakyat yang bisa diekspor harus memiliki kualitas dan cita rasa sesuai standar ekspor.
Kami kerap menyertakan hasil panen kopi rakyat dalam setiap ekspor. Sekitar 20 persen ekspor kami berasal dari kopi rakyat.
Untuk mendapatkan cita rasa dan kualitas yang sesuai dengan standar ekspor, PTPN XII mendampingi para petani kopi rakyat. Tak hanya itu, PTPN XII juga memberikan bantuan bibit.
”Selama ini para petani kopi rakyat mungkin tidak sempat mengganti tanaman yang tua. Karena itu, kami juga memberikan bantuan bibit yang dikembangkan PTPN XII. Hal ini kami lakukan untuk menjaga agar kualitas mereka juga sama dengan kualitas kami,” ujarnya.
Manajer Kebun PTPN XII Malangsari Sanuri mengatakan, kebun milik PTPN XII di Malangsari mencapai 2.600 ha yang terdiri dari 45 ha kebun karet dan 2.555 ha kebun kopi robusta. Tahun ini luas panen mencapai 1.600 ha berhasil memproduksi 1.300 ton biji.
”Kami juga mendapat pasokan kopi dari 675 petani binaan yang mengelola 1.400 ha. Tahun ini produksi kopi rakyat yang kami serap mencapai 400 ton biji. Kopi rakyat tersebut kami branding sendiri dengan nama Kopi Gunung Sari untuk diekspor ke Eropa,” tuturnya.
Sanuri mengatakan, pelibatan petani kopi rakyat sudah dilakukan sejak 2015. Petani diberi bimbingan teknis dan diberi bibit kopi yang dikembangkan PTPN XII.
Bibit tersebut memiliki batang bawah yang tahan dengan serangan nematoda. Nematoda ialah hama yang menyerang akar dan biasa ditemukan di perkebunan kopi.
”Kami membina mereka untuk meningkatkan produktivitas. Kami mengarahkan waktu yang tepat untuk tanam, pemberian pupuk, pemangkasan dan peremajaan. Selama ini kami melihat petani melakukan hal tersebut tanpa penghitungan waktu yang tepat,” ujarnya.
Salah satu petani kopi rakyat binaan PTPN XII yang juga mengirimkan kopinya untuk di ekspor ialah Amse (46). Petani asal Desa Kebunrejo, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, tersebut dibina PTPN XII untuk mengelola 7 hektar lahan kebun kopi sejak tahun 2017. Lahan tersebut merupakan lahan milik Perhutani yang ia kelola.
”Tahun ini dari luas panen 3 ha, saya memproduksi 27 ton buah kopi ceri Seluruhnya saya setorkan ke PTPN XII. Kopi kami dihargai Rp 5.000 per kg,” ujarnya.
Amse mengatakan, jika dibandingkan dengan harga jual di pengepul, harga jual di PTPN XII memang lebih rendah. Pengepul kopi di Kecamatan Kalibaru, bisa membeli kopi petani antara Rp 5.200 dan Rp 5.500 per kg ceri.
Namun, dengan bermitra dengan PTPN XII Amse dan para petani kopi rakyat mendapat bantuan permodalan, pupuk, bibit dan pendampingan. Bantuan tersebut membuat Amse dan para petani yang bermitra dengan PTPN XII dapat menekan biaya produksi di awal masal tanam.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berharap, kolaborasi PTPN XII dengan petani kopi rakyat dapat terus ditingkatkan. Dengan demikian PTPN XII dapat membantu menghasilkan kopi-kopi berkualitas.
”Kami berharap kopi rakyat juga terus dapat tempat dan bisa ditingkatkan kapasitas ekspornya. Pendampingan terhadap petani kopi rakyat tidak hanya menguntungkan petani, tetapi juga menguntungan PTPN XII,” tuturnya.
Di Banyuwangi terdapat 13.676 ha kebun kopi yang mampu menghasilkan produksi kopi sebanyak 9.162 ton pada 2018. Produksi tersebut dihasilkan dari perkebunan besar 3.990 dan perkebunan kopi rakyat 5.172 ton.
Dari produksi tersebut, 45 persen atau sekitar 4.100 ton diekspor ke sejumlah negara, misalnya Amerika Serikat, Italia, Jepang, Arab Saudi, Qatar, dan Mesir. Produksi yang dihasilkan dibanyuwangi didominasi kopi jenis robusta, hanya sekitar 3 persen yang merupakan kopi jenis arabika.