Final BWF World Tour menjadi ajang mengecek realitas atlet-atlet bulu tangkis nasional dalam persaingan papan atas dunia. Indonesia meloloskan dua wakil di ganda putra dan satu di tunggal putra ke semifinal.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
GUANGZHOU, JUMAT - Atlet-atlet Indonesia kesulitan bersaing dalam turnamen bulu tangkis Final BWF World Tour yang diikuti pemain terbaik sepanjang 2019. Dalam turnamen yang berlangsung di Guangzhou, China, itu, Indonesia hanya menyisakan tiga wakil pada semifinal. Empat wakil lainnya tersisih pada penyisihan grup.
Mereka yang lolos dari persaingan di grup dengan format round robin adalah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Anthony Sinisuka Ginting, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Anthony dan Kevin/Marcus, bahkan, harus menanti kepastikan mendapat tiket semifinal pada “menit terakhir” pada pertandingan yang berlangsung di Tianhe Gymnasium, Jumat (13/12/2019).
Dengan hanya tiga wakil, Indonesia kalah dari Jepang yang meloloskan tujuh wakil. Hanya ganda putra, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, yang gagal di penyisihan grup. Adapun China menempatkan lima wakil.
Kevin/Marcus, wakil terakhir yang mendapat tempat di semifinal, lolos sebagai peringkat kedua Grup A. Sebelum menjalani laga terakhir, melawan Kamura/Sonoda, mereka sedikit terbantu oleh kemenangan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) atas Li Junhui/Liu Yuchen (China), 21-12, 21-11. Selain memastikan posisi juara grup bagi Endo/Watanabe, hasil itu meringankan tugas Kevin/Marcus.
“Minions” hanya memerlukan satu gim kemenangan untuk unggul dalam selisih gim atas Li/Liu. Itu artinya, mereka tetap lolos meski kalah rubber games. Namun, Kevin/Marcus menuntaskan tugas dengan kemenangan, 21-16, 21-17.
Tiket semifinal juga didapat Anthony dengan kemenangan pada laga terakhir Grup B. Perjalanannya ke babak empat besar dan menjadi juara grup diwarnai keberuntungan ketika lawannya, Viktor Axelsen (Denmark), tak bisa menyelesaikan pertandingan karena cedera. Axelsen mundur ketika tertinggal, 6-13, pada gim pertama.
Sesuai peraturan BWF, ketika ada pemain yang tak bisa menyelesaikan penampilan pada turnamen ini, hasil pertandingan pemain tersebut dihapus. Ini juga berlaku untuk pemain lain yang telah berhadapan dengan atlet yang mundur tersebut.
Dengan demikian, urutan klasemen tunggal putra Grup B hanya dihitung dari dua pertandingan yang melibatkan Anthony, Chen Long, dan Chou Tien Chen. Pertemuan Chen dan Chou terjadi pada Jumat yang dimenangi Chen, 21-15, 21-19.
Penghitungan tersebut menghasilkan nilai yang sama karena ketiganya menang sekali dan kalah sekali. Dalam kondisi tersebut, selisih gim menang dan kalah menjadi penentu. Anthony berhak atas posisi teratas karena memiliki selisih 1, diikuti Chen (0), dan Chou (-1).
“Pastinya saya bersyukur bisa masuk ke babak selanjutnya. Saya tidak menduga akan seperti ini setelah kalah di pertandingan awal. Apalagi, persaingan di grup ini berat,” kata Anthony.
Hasil sebaliknya didapat Jonatan Christie. Menjalani debut pada Final BWF dengan kemenangan atas Anders Antonsen, Jonatan kalah pada dua laga berikutnya, yaitu melawan Wang Tzu Wei dan Kento Momota. Langkah Jonatan pun terhenti di grup.
Ganda campuran tersingkir
Kegagalan dalam mempertahankan konsistensi penampilan juga menggagalkan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja ke semifinal. Mereka menempati peringkat ketiga Grup B dengan hanya satu kemenangan pada penampilan pertama. Setelah itu, mereka kalah pada dua laga berikutnya.
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, bahkan, selalu kalah dalam tiga pertandingan hingga menempati peringkat terbawah grup yang sama.
Tekad Hafiz/Gloria untuk tampil habis-habisan karena harus memenangi laga terakhir di grup tak terwujud. Mereka kalah dengan mudah dari Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang), 14-21, 12-21. Adapun Praveen/Melati dikalahkan Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China), 8-21, 21-15, 20-22.
“Hasil ini enggak memuaskan karena permainan kami seharusnya tidak seperti ini. Kami kesulitan untuk keluar dari tekanan lawan. Sudah coba untuk mengubah pola, tapi tetap saja hasilnya seperti ini,” kata Gloria.
Praveen/Melati berharap bisa segera memperbaiki kekurangan mereka. Apalagi, mereka tak punya waktu istirahat panjang sebelum memasuki persaingan pada 2020. Para pebulu tangkis dihadapkan pada turnamen besar pertama, Malaysia Masters Super 500 pada 7-12 Januari diikuti Indonesia Masters Super 500 pada pekan berikutnya.
“Kami harus segera memperbaiki kekurangan setelah ini. Masih ada kesempatan untuk memperbaiki kekuarangan supaya kami bisa terus berjuang memperebutkan poin ke Olimpiade Tokyo 2020 nanti,” kata Praveen.
Hasil Undian Semifinal
Tunggal putra :
Kento Momota (Jepang) – Wang Tzu Wei (Taiwan), Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia) – Chen Long (China)