Banjir di Solok Selatan dan Dharmasraya mulai surut. Sebagian warga di Solok Selatan yang rumahnya hanyut atau tertimbun material longsor masih bertahan di pengungsian.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Warga dibantu petugas di Solok Selatan dan Dharmasraya, Sumatera Barat, mulai membersihkan rumah yang terdampak banjir pada Jumat (13/12/2019). Namun, sebagian warga di Solok Selatan yang rumahnya hanyut atau tertimbun material longsor masih bertahan di pengungsian.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Solok Selatan Irdahendri, Sabtu, mengatakan, secara keseluruhan banjir sudah surut. Warga dibantu petugas dari kelompok siaga bencana mulai membersihkan rumah dari material sisa banjir.
”Banjir sudah surut semua. Tinggal dibersihkan saja. Di Kampung Tarandam, Sungai Pagu, warga bersama petugas mulai membersihkan sisa material banjir,” kata Irdahendri.
Meskipun demikian, sebagian keluarga terdampak banjir, banjir bandang, dan longsor di Solok Selatan masih bertahan di pengungsian. Pengungsi antara lain warga yang rumahnya hanyut terbawa banjir bandang, tertimbun longsor, dan yang belum selesai dibersihkan.
Banjir sudah surut semua. Tinggal dibersihkan saja. Di Kampung Tarandam, Sungai Pagu, warga bersama petugas mulai membersihkan sisa material banjir.
Banjir, banjir bandang, dan longsor kembali melanda Solok Selatan pada Jumat pagi. Banjir dipicu oleh meluapnya sungai-sungai yang ada di sekitar permukiman. Bencana melanda empat kecamatan, yaitu Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu, Pauh Duo, dan Sangir Batanghari. Bencana tersebut sudah berkali-kali terjadi sejak 20 November 2019.
Catatan BPBD Solok Selatan menyebutkan, bencana pada Jumat itu menyebabkan seorang meninggal, 1.655 keluarga dengan 5.571 jiwa terdampak, serta 15 rumah dan bangunan rusak berat. Dari total rumah yang rusak berat, 6 unit hanyut terseret banjir.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Dharmasraya Edison melaporkan, banjir yang melanda tujuh kecamatan di kabupaten itu sudah surut. Warga dibantu petugas juga mulai membersihkan rumah dari sisa material banjir yang dipicu meluapnya Sungai Batanghari.
”Banjir sudah surut semuanya. Daerah arah ke hulu mulai surut sejak kemarin. Daerah arah ke hilir surut siang tadi. Warga bersama petugas mulai bergotong royong membersihkan sisa material banjir,” kata Edison.
Menurut Edison, warga sudah tidak lagi menempati posko pengungsian. Namun, ia tidak dapat memastikan, apakah warga sudah bisa menempati rumah yang terdampak. Ada kemungkinan sebagian warga mengungsi ke tempat sanak saudara.
Banjir yang melanda sejak Jumat pagi hingga malam menyebabkan setidaknya satu warga meninggal dan 320 keluarga mengungsi. Warga itu tersebar di empat kecamatan, yaitu IX Koto, Pulau Punjung, Sitiung, dan Timpeh.
Banjir juga melanda tiga kecamatan lain, yaitu Padang Laweh, Koto Salak, dan Koto Besar, tetapi warga tidak sampai dievakuasi. Ketinggian banjir di dalam rumah sekitar 30 sentimeter hingga lebih dari 3 meter.
Selain merendam rumah, banjir juga merendam ratusan hektar areal pertanian dan perkebunan. Edison belum bisa menyebutkan taksiran kerugian. ”Petugas masih mendata jumlah kerugian akibat banjir ini,” ucapnya.