Babak 16 besar Liga Champions yang akan diungkap Senin depan menawarkan kisah epik persaingan sengit para raksasa. Untuk pertama kali dalam sejarah, fase maut ini dikuasai lima liga besar di Eropa.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
MADRID, KAMIS — Babak penyisihan grup Liga Champions Eropa yang baru saja berakhir menembus batasan baru dalam hal produktivitas gol dan persaingan tim. Sejumlah tim terus berlari kencang bak kesetanan demi gertakan di fase maut, yaitu babak 16 besar, yang bakal diumumkan Senin, 16 Desember, di Nyon, Swiss.
Total 308 gol telah tercipta dari 96 laga babak penyisihan grup yang berakhir Kamis (12/12/2019) dini hari WIB. Tim-tim bersaing sengit hingga pekan pamungkas dan menghasilkan rata-rata 3,21 gol per laga. Jumlah gol itu merupakan rekor baru di penyisihan grup kompetisi itu, melampaui musim 2017-2018 dengan raihan 306 gol.
Melambungnya produktivitas itu, yaitu naik 12 persen dibandingkan dengan musim lalu (275 gol), tidaklah terlepas dari keberingasan sejumlah tim. Bayern Muenchen, wakil dari Jerman, misalnya, enggan sedikit pun mengendurkan serangannya ketika menjamu Tottenham Hotspur di Stadion Allianz, kemarin.
Meskipun telah menggenggam tiket babak 16 besar dari jauh-jauh hari, Bayern tanpa ampun menggilas Spurs 3-1 di laga itu. Kemenangan tersebut menjadikannya sebagai tim paling beringas sekaligus sempurna di fase penyisihan grup musim ini. Bayern mengumpulkan poin maksimum, yaitu 24, dari enam laga. Mereka menjadi tim terproduktif dengan rata-rata empat gol per laga.
Kegarangan itu mewakili ikhtiar mereka tampil lebih baik dari musim lalu sekaligus mengejar gelar juara Eropa, prestasi yang kali terakhir diraih pada 2013. Musim lalu, Bayern kandas dini di babak 16 besar setelah disingkirkan Liverpool.
”Kami ingin tetap menang guna memastikan persiapan kami (di fase gugur) berjalan dengan benar,” ujar penyerang Bayern, Thomas Mueller, mengenai alasan kengototan timnya di laga kontra Spurs.
Kengototan serupa diperlihatkan Juventus. Wakil Italia itu datang dengan paradigma baru saat bertamu ke markas tim Jerman lainnya, Bayer Leverkusen. Juve, yang biasa tampil pragmatis dan mengejar ”aman” di era-era sebelumnya, di luar dugaan tampil ngotot kemarin. Padahal, serupa Bayern, mereka sudah dipastikan memuncaki grup terlepas apa pun hasil laga di Jerman itu.
Paradigma baru, yaitu mengejar sempurna, itu diperlihatkan Juve dengan memainkan dua penyerang andalannya, Cristiano Ronaldo dan Gonzalo Higuain, sejak awal laga. Pelatih Juventus Maurizio Sarri bahkan nekat menambah amunisi di lini depan dengan memasukkan Paulo Dybala di babak kedua. Kengototan itu berbuah kemenangan Juve, 2-0. Sebaliknya, tim tuan rumah tersingkir.
”Tidak mudah menjaga motivasi mengejar kemenangan karena kami aman di puncak (Grup D) dan mereka mengejar lolos (ke babak 16 besar). Namun, kami bisa mengatasinya. Adalah hal penting bisa meraih kemenangan. Itu membantumu bekerja lebih baik dan tampil percaya diri. Kami belumlah terkalahkan di Liga Champions musim ini,” tutur Higuain, dikutip Football-Italia.
Mengacu pada hasil data dan analisis performa tim-tim di penyisihan grup, FiveThirtyEight menaruh Bayern di daftar unggulan kedua calon juara Liga Champions musim ini. Bercokol di daftar unggulan teratas adalah Manchester City, juara Grup C yang juga belum terkalahkan. Wakil Inggris itu diyakini bakal memusatkan seluruh kekuatannya di Liga Champions setelah terlempar dari persaingan juara di liga domestik.
Juara bertahan Liverpool berada di unggulan ketiga setelah kembali bersusah payah lolos dari penyisihan grup. Meskipun harus mati-matian mengejar tiket fase gugur seperti dua musim terakhir, bek Liverpool, Andrew Robertson, justru menilai, perjuangan itu menguatkan mentalitas timnya. Mereka lolos sebagai juara Grup E seusai membekap Red Bull Salzburg, salah satu tim terproduktif di Liga Champions musim ini, 2-0.
Liverpool, Bayern, dan Juve berpotensi bertemu tim-tim besar seperti Real Madrid dan Atletico Madrid. Pada undian babak 16 besar, para juara grup akan dipertemukan dengan runner-up dari grup lain sepanjang tidak dalam satu negara atau federasi.
”Tidak ada yang ingin bertemu dengan kami. Setelah melewati dua musim terakhir (mencapai final), kami disegani seluruh tim di Eropa,” ujar Robertson sesumbar, seperti dilansir BBC.
Komentar penuh percaya diri Robertson itu ditanggapi dengan tidak kalah panas oleh Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane. Meskipun hanya berstatus runner-up grup, Real ingin mengulangi kegemilangan di musim 2016-2017 dan 2017-2018. Ketika itu, Zidane membawa Real menjuarai Liga Champions meskipun hanya menjadi runner-up grup di kedua musim itu secara beruntun.
Menyingkirkan Liverpool
Zidane berambisi menjadi pelatih pertama sepanjang sejarah yang meraih empat trofi Liga Champions. Ia telah tiga kali meraihnya bersama Real, yaitu 2016 hingga 2018. Hal itu yang membuatnya kembali ke Real setelah hengkang pada 2018 silam.
”Kami tidak bisa melakukan apa pun (terkait undian babak 16 besar). Namun, jika sampai bertemu Liverpool, kami akan menyingkirkan mereka,” ujar Zidane penuh optimistis, seperti dikutip Mirror.
Terlepas tersingkirnya Ajax Amsterdam (semifinalis musim lalu) dan Inter Milan, undian babak 16 besar berpotensi menciptakan laga-laga maut. Untuk pertama kali dalam sejarah, babak gugur itu hanya diikuti lima liga besar di Eropa, yaitu Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, dan Perancis. Laga-laga sengit lainnya seperti Barcelona atau Paris Saint-Germain kontra Chelsea ataupun Tottenham Hotspur sangat berpotensi terjadi.