Hujan lebat disertai angin kencang melanda sebagian wilayah Kabupaten Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah, Rabu (11/12/2019). Akibatnya, dua warga tewas tertimpa bangunan yang ambruk dan pohon yang tumbang.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
BOYOLALI, KOMPAS — Hujan lebat disertai angin kencang melanda sebagian wilayah Kabupaten Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah, Rabu (11/12/2019). Akibatnya, dua warga tewas tertimpa bangunan yang ambruk dan pohon yang tumbang.
Jumeri (68), seorang warga Desa Tegalreso, Kecamatan Sawit, Boyolali, meninggal setelah tertimpa bangunan gedung serbaguna Desa Tegalrejo yang ambruk. Di Klaten, Alifa Azahra Awinda Putri (6) meninggal akibat tertimpa pohon yang tumbang saat menumpang sepeda motor bersama kedua orangtuanya di Desa Kunden, Kecamatan Karanganom.
Berdasarkan pantauan, gedung serbaguna Desa Tegalrejo ambruk rata dengan tanah. Gedung yang berada di pinggir sawah tersebut berukuran sekitar 9 meter x 20 meter dengan dinding tembok dan atap seng galvalum. Sejumlah rumah warga di sekitarnya juga mengalami kerusakan pada bagian atap. Selain itu, sedikitnya 20 tempat pembuatan batu bata di Desa Doplang, Kecamatan Teras, yang bersebelahan dengan Desa Tegalrejo juga ambruk.
Jenazah korban telah diserahkan kepada keluarga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinungharjo mengatakan, gedung serbaguna Tegalrejo ambruk akibat kuatnya terjangan angin puting beliung bersamaan turunnya hujan lebat, Rabu sekitar pukul 14.30.
Gedung yang dibangun tahun 2017 itu tidak mampu menahan kekuatan angin sehingga ambruk menimpa Jumeri yang sedang berteduh di dalamnya. Korban meninggal di tempat. ”Jenazah korban telah diserahkan kepada keluarga,” kata Bambang.
Bambang menyebutkan, di Boyolali, hujan lebat disertai angin kencang melanda empat kecamatan, yaitu Sawit, Mojosongo, Teras, dan Banyudono. Selain mengakibatkan seorang warga meninggal, puluhan pohon tumbang dan sebuah menara sinyal telepon seluler di Tegalrejo juga ambruk.
Sri Ningsih (47), warga Tegalrejo yang saat kejadian berada di kios sebelah gedung serbaguna itu, mengatakan melihat korban berjalan menuntun sepeda motornya yang mogok dari jalan desa untuk berteduh di gedung. Tak beberapa lama kemudian, gedung itu ambruk. ”Anginnya memang sangat kencang, saya sampai kesulitan mau menutup pintu kios,” katanya.
Menurut Sri, gedung serbaguna tersebut tidak pernah dikunci pintunya. Sehari-hari gedung itu biasa digunakan warga untuk berolahraga bulu tangkis serta bermain sepak bola anak-anak. ”Tadi sebelum hujan juga banyak anak main di situ,” katanya.
Di Klaten, korban Alifa meninggal akibat tertimpa pohon saat terjadi hujan lebat disertai angin kencang. Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten Sri Yuwana Haris, hujan deras disertai angin kencang melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Jatinom, Tulung, Manisrenggo, Karanganom, Karangnongko, Trucuk, Polanharjo, Delanggu, dan Klaten Utara.
Alifa dan ibunya, Tri Sundari (36), saat itu sedang membonceng sepeda motor yang dikendarai ayahnya, Sahawi (31). Saat sedang melintas di Jalan Troso, Desa Kunden, Karanganom, sebuah pohon tumbang menimpa mereka. Alifa tewas di lokasi, sementara Tri Sundari dan Sahawi mengalami luka dan dirawat di rumah sakit.
Sementara itu, di Kecamatan Trucuk, Klaten, dua warga juga mengalami luka ringan akibat tertimpa pohon yang tumbang. Yudi Syuro (57) dan Wagiyem (60) sedang berteduh di tempat penggergajian kayu milik warga di Desa Wanglu.
Tiba-tiba, sebuah pohon berdiameter sekitar 40 sentimeter ambruk dan menimpa penggergajian kayu tempat mereka berteduh. ”Keduanya sempat dirawat di Puskesmas Trucuk, sekarang sudah dibawa pulang,” kata Haris.
Hujan lebat disertai angin kencang di Klaten juga mengakibatkan puluhan pohon tumbang. Selain itu, sejumlah tiang listrik ambruk di Kecamatan Polanharjo. Berdasarkan data BPBD Klaten, tujuh rumah rusak ringan dan satu fasilitas obyek wisata Umbul Cokro rusak tertimpa pohon tumbang.