Polisi tangkap pelaku pembunuhan HT (12), Siswa kelas V SD Negeri Tumbang Mahup, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Senin (9/12/2019). Mayat Acing, panggilan akrabnya, ditemukan di sebuah parit.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
POLRES KATINGAN
Pihak keluarga HT membawa mayat pasca otopsi di RSUD Doris Sylvanus, Kota Palangkaraya, Sabtu (7/12/2019) ke kampung halamannya di Tumbang Mahup, Kabupaten Katingan, Kalteng.
PALANGKARAYA, KOMPAS – Polisi tangkap pelaku pembunuhan HT (12), Siswa kelas V SD Negeri Tumbang Mahup, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Senin (9/12/2019). Mayat Acing, panggilan akrabnya, ditemukan di sebuah parit tak jauh dari rumahnya tanpa kepala.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Ajun Komisaris Besar (AKBP) Hendra Rochmawan menjelaskan, setelah mengotopsi mayat korban pihaknya melakukan penyelidikan. Bersama dengan aparat kepolisian dari Polres Katingan, pihaknya memeriksa delapan orang saksi mulai dari keluarga hingga tetangga.
“Dari semua keterangan saksi, kami mengerucut pada satu orang. Kami kejar, ternyata orang ini tinggal agak jauh dari pusat kampung meski masih di wilayah desa yang sama,” ungkap Hendra.
Dari semua keterangan saksi, kami mengerucut pada satu orang. Kami kejar, ternyata orang ini tinggal agak jauh dari pusat kampung meski masih di wilayah desa yang sama
Hendra menjelaskan, pelaku berinisial A (40) ini tinggal di sebuah pondok dekat sarang walet di kebunnya. Saat ditangkap, pelaku dibawa ke Polres Katingan di Kasongan.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Ajun Komisaris Besar Hendra Rochmawan, saat ditemui wartawan di Palangkaraya, Rabu (12/6/2019).
Menurut Hendra, pelaku langsung mengakui perbuatannya saat diperiksa polisi. Ia mengaku membunuh korban menggunakan parang yang ada di rumahnya.
“Sampai saat ini alat pembunuh dan bagian kepala korban masih kami cari berdasarkan keterangan pelaku,” ungkap Hendra.
Hendra menjelaskan,pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka alat bukti pun sudah cukup tinggal menunggu dua alat bukti yakni, parang dan kepala korban yang masih dalam proses pencarian hingga berita ini dibuat.
“Ini murni kriminalitas, tidak ada perihal lain. tetapi motif pelaku masih akan kami dalami, pelaku belum mau membuka semuanya, tetapi dalam waktu dekat motifnya pasti akan diketahui dan akan kami sampaikan ke publik,” jelas Hendra.
Mayat Acing ditemukan oleh pamannya di sebuah parit yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari rumah korban pada Jumat (6/12/2019). Paman korban mencium bau tak sedap dari dalam parit yang sudah tertutup semak-semak.
Setelah penemuan itu, bersama pihak kepolisan, mayat dibawa ke rumah sakit Kasongan. Namun, karena fasilitas otopsi yang kurang memadai, mayat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus pada Sabtu (7/12/2019).
Setelah diotopsi, pada Sabtu malam orangtua korban langsung membawa mayat pulang ke kampung halamannya di Tumbang Mahup di Kabupaten Katingan untuk dikuburkan.
Renot (38), ibu korban, mengungkapkan, anaknya pamit untuk bermain mencari buah asam bersama teman-temannya yang lain pada Selasa (3/12/2019) seusai pulang sekolah sekitar pukul 14.00 wib. Namun selang beberapa jam, teman-temannya datang ke rumah mencari Acing.
“Saya kaget dua temannya datang ke rumah mencari dia, saya mengira dia pergi sama dua temannya itu. setelah itu kami semua panik mencarinya,” ungkap Renot saat ditemui di rumah sakit.
Renot menjelaskan, hingga malam hari anaknya tak pulang ke rumah. Ia juga langsung melaporkan hal itu ke aparat desa dan kepolisian. Saat itu juga dilakukan pencarian tetapi tidak membuahkan hasil. “Selama tiga hari itu kami cari, tidak ada hasil. Semua sudah dikerahkan sampai bikin ritual adat,” ujarnya.
Baca juga; 18 Saksi Diperiksa, Pelaku Pembunuhan Belum Diketahui
POLRES KATINGAN
Pihak keluarga HT membawa mayat pasca otopsi di RSUD Doris Sylvanus, Kota Palangkaraya, Sabtu (7/12/2019) ke kampung halamannya.
Kejadian kedua
Penemuan mayat tanpa kepala ini merupakan kejadian kedua di tahun 2019 sampai saat ini. Kejadian pertama terjadi pada awal November 2019 lalu. Seorang nelayan di Kotawaringin Barat menemukan mayat tanpa kepala dan tangan di Desa Sei Kapitan, Kotawaringin Barat sekitar kawasan Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP).
Saat ini identitas mayat sudah diketahui bernama Irwansyah yang juga merupakan seorang nelayan. Irwansyah sebelumnya dilaporkan hilang pada akhir Oktober oleh pihak keluarga, “Kasus yang itu juga sudah ada titik terang, pelaku sedang dikejar,” ungkap Hendra,
Hendra mengungkapkan kedua kasus tersebut merupakan murni kriminalitas dan tidak ada hubungannya dengan kegiatan spritual dan lainnya. “Kalau semua sudah jelas pasti akan kami sampaikan lagi,” kata Hendra.