Banyak wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, belum betah berlama-lama menginap di sekitar candi. Mereka merasa tidak banyak alternatif obyek wisata dan kegiatan menarik.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, belum betah berlama-lama menginap di sekitar candi. Mereka merasa tidak banyak alternatif obyek wisata atau kegiatan menarik sehingga biasanya hanya sebentar di Borobudur.
Asni Nur Fajriah (26), pegawai di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Wringinputih, Kecamatan Borobudur, mengatakan, rata-rata tamu yang datang biasanya hanya menginap satu malam. Jika ada yang memesan kamar lebih dari semalam, biasanya karena ada acara kantor atau kegiatan keluarga, seperti pernikahan kerabat.
”Kebanyakan tamu baru akan menginap lama saat mereka terdesak beragam keperluan,” ujarnya, Senin (9/12/2019). Balkondes Wringinputih memiliki 10 unit homestay, dengan kapasitas 19 kamar.
Asni mengatakan, kamar-kamar homestay ini masih kurang peminat dan relatif sepi. Kebanyakan pengunjung hanya datang untuk memesan makanan dan minuman tanpa menginap. Pada musim libur Lebaran saja, hanya ada empat kamar homestay di Balkondes Wringinputih yang terisi tamu.
Hal serupa terjadi di Balkondes Ngargogondo. Seorang pegawai Balkondes Ngargogondo, Aryan Subekti (36), menuturkan, rata-rata tamu yang akan menginap biasanya baru datang sore atau malam, kemudian akan langsung check-out meninggalkan balkondes keesokan paginya.
”Mereka biasanya terburu-buru pergi karena ingin menghabiskan waktu liburan di tempat lain, seperti Kota Magelang atau Yogyakarta,” ujar Aryan.
Dia mencontohkan, beberapa hari lalu, pernah menerima rombongan tamu yang datang malam pukul 23.00 dan langsung check out keesokan paginya pukul 06.00. Rombongan tamu tersebut bahkan tidak bisa ditahan untuk mencicipi hidangan sarapan karena mengaku terburu-buru harus pergi ke Kota Magelang dan melanjutkan perjalanan serta berwisata ke Yogyakarta.
Menurut dia, kebanyakan tamu sulit ditahan untuk tinggal lebih lama karena mereka merasa kawasan Borobudur belum menyajikan banyak obyek atau hiburan yang menarik dikunjungi, terutama pada malam hari.
”Banyak tamu kerap bertanya-tanya, wisata atau tempat hiburan apa yang menarik dikunjungi di malam hari. Namun, pada akhirnya, kami pun tidak bisa menjawab dan memberikan alternatif karena kawasan Borobudur memang sepi di malam hari,” ujarnya.
Oleh karena itu, rombongan tamu yang menginap selama dua malam di Balkondes Ngargogondo pun biasanya akan tetap pergi mencari hiburan di Yogyakarta dan sekitarnya, kemudian pulang kembali ke balkondes.
Ketua Paguyuban Homestay Kampung Homestay Borobudur Muslih mengatakan, rata-rata tamu yang belum tahu tentang potensi Borobudur biasanya hanya menginap satu malam. Adapun mereka yang sudah tahu tentang beragam potensi dan ingin berkunjung ke sejumlah obyek biasanya maksimal hanya menginap selama dua malam.
”Mereka merasa jangka waktu dua hari itu sudah sangat cukup untuk berjalan-jalan di kawasan Borobudur,” ujarnya.
Asisten Manajer PT Manajemen Community Based Tourism (CBT) Nusantara (MCN) M Hatta menyebutkan, pihaknya tengah berupaya meningkatkan jumlah pengunjung dan lama kunjungan ke kawasan Borobudur, dengan cara membuat paket-paket wisata melibatkan dua balkondes atau lebih.
”Dengan paket-paket wisata baru, tamu akan memiliki alasan kuat untuk datang dan menginap di balkondes-balkondes di kawasan Borobudur,” ujarnya.
PT MCN adalah pihak yang ditunjuk oleh Kementerian BUMN untuk langsung mengelola 20 balkondes yang ada di Kecamatan Borobudur.
Adapun menyangkut wisata malam hari, menurut Hatta, hal itu harus dibicarakan dengan banyak pihak yang terlibat dalam dunia pariwisata Borobudur. Wisata malam itu pun tidak bisa dirancang dengan cepat karena membutuhkan biaya besar, terutama terkait penerangan.
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang Iwan Sutiarso secara terpisah mengatakan, lama kunjungan wisatawan di Kabupaten Magelang, termasuk di kawasan Borobudur, hanya 1,2 hari. Angka ini jauh di bawah rata-rata lama kunjungan di tempat wisata skala nasional yang mencapai delapan hari.
Dia mengatakan akan membicarakan masalah ini dengan seluruh jajaran dinas terkait di Kabupaten Magelang demi mencari solusi terbaik untuk meningkatkan lama waktu berkunjung ke kawasan Borobudur.