Hujan lebat lebih dari tiga jam mengguyur sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung, serta meluapnya Sungai Citarum dan Cisangkuy membuat sejumlah kawasan di Bandung selatan dilanda banjir.
Oleh
Tatang M Sinaga / Kornelis Kewa Ama
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS— Banjir pertama di kawasan Bandung selatan pada musim hujan tahun ini merendam lebih dari 500 rumah di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, akibat luapan Sungai Citarum dan Cisangkuy, Sabtu (7/12/2019). Banjir dipicu hujan lebat di hulu pada Jumat malam.
Hujan lebat lebih dari tiga jam mengguyur sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung, antara lain Banjaran, Kertasari, Baleendah, dan Dayeuhkolot. Sungai Cisangkuy, anak Sungai Citarum, meluap menggenangi permukiman warga di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran.
Rohana (34), warga Andir, Baleendah, mengatakan, banjir datang Jumat sekitar pukul 23.00. Ini banjir pertama akhir tahun ini. ”Banjir kiriman datang dari hulu,” ujarnya, kemarin. Baleendah dan Dayeuhkolot termasuk kawasan terendah di cekungan Bandung.
Banjir setinggi lebih dari 1 meter juga menggenangi Jalan Raya Banjaran-Pangalengan dan Jalan Banjaran-Soreang. Imbasnya, kedua ruas jalan itu tak bisa dilalui kendaraan bermotor hingga Sabtu dini hari.
”Banjir juga melanda Desa Cibereum, Kertasari, Jumat sore. Kini sudah surut,” ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Agus Mulya.
Di Cibereum, banjir menggenangi jalan desa dengan arus cukup deras. Sejumlah sepeda motor terseret banjir meski tidak ada korban jiwa.
Banjir dari Kertasari mengalir melalui Sungai Citarum, sedangkan banjir dari Banjaran mengalir lewat Sungai Cisangkuy. Akibatnya, kedua kecamatan itu kerap dilanda banjir setiap musim hujan.
Sabtu siang, banjir berangsur surut dengan ketinggian 0,5 meter. Namun, banjir berpotensi kembali naik. ”Ini belum seberapa. Tahun-tahun sebelumnya, ketinggian banjir di atas 2 meter,” ujar Ujang (50), warga Dayeuhkolot.
Baleendah dan Dayeuhkolot setiap tahun dilanda banjir. Desember dan Januari merupakan bulan banjir.
Kolam retensi
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi banjir di kawasan Bandung selatan, salah satunya pembangunan Kolam Retensi Cieunteung yang dioperasikan sejak 2018. Akan tetapi, kolam seluas 8,7 hektar itu belum cukup menampung limpahan air banjir.
Di sejumlah permukiman warga, elevasi lebih rendah sehingga banjir tidak mengalir ke kolam retensi.
Melalui program Citarum Harum, pemerintah mencoba membenahi lahan kritis di hulu Citarum. Pohon tegakan ditanam di lahan yang sebelumnya ditanami sayuran.
Agus Mulya mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai banjir, apalagi sudah memasuki Desember.
Musim hujan juga telah berdampak bagi daerah lain. Di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, seluruh atap Kantor Bupati Sumba Tengah rusak diterjang angin puting beliung, Jumat (6/12), pukul 17.00 Wita.
Tidak ada korban jiwa meski kantor itu tidak dapat digunakan untuk sementara. Kantor yang dibangun 11 tahun lalu itu berlokasi di padang rumput terbuka sejauh 5 kilometer dari permukiman penduduk.