Festival Film Indonesia 2019 Potret Kebangkitan Industri Hiburan
Perkembangan industri film di tanah air belakangan ini memunculkan optimisme dan harapan insan film untuk menghasilkan karya terbaiknya. Penanda positif ini dinilai sebagai era kebangkitan industri film Indonesia.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Festival Film Indonesia (FFI) 2019 dinilai sebagai potret perkembangan industri film Indonesia selama setahun terakhir. Perkembangan ini memunculkan optimisme dan harapan insan film untuk menghasilkan karya yang lebih baik di masa mendatang.
Insan permilman menilai FFI 2019 merupakan salah satu tolak ukur perkembangan industri film di Indonesia. Karya dan pegiat film yang terpilih sebagai nomine FFI 2019 ia nilai mewakili sejumlah aspek perkembangan tersebut, salah satunya keberagaman genre.
“Industri film kita sangat berkembang. Produksi film dan jumlah penonton bertambah. Genre film juga bertambah, misalnya genre jagoan Indonesia,” Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI) 2018-2020 Lukman Sardi temu media dengan nomine FFI 2019 di Jakarta, Sabtu (7/12/2019).
Menurutnya, kebanyakan film yang beredar sekarang punya dua aspek yang berjalan beriringan, yaitu kualitas dan pemasaran. Keduanya berperan dalam meningkatkan kualitas industri film sekaligus menarik minat publik terhadap film. Lukman pun berterima kasih kepada masyarakat atas apresiasi dan antusiasme yang diberikan terhadap film Tanah Air.
Perkembangan industri film tampak pula dari kemunculan para sineas muda. Kehadiran mereka dinilai memberi warna baru dan kesegaran terhadap ragam film di Indonesia. Hal ini juga jadi indikasi dimulainya regenerasi di dunia film.
“Ada banyak sineas muda di nominasi FFI menunjukkan terjadinya regenerasi. Mereka bukan hanya meramaikan (industri film), tapi juga membuktikan kualitas mereka, baik sebagai sutradara, aktor, dan sebagainya. Ini luar biasa dan jadi sebuah kabar bahagia,” kata Lukman.
FFI 2019 mengusung tema “Film Bagus Citra Indonesia” dengan 21 kategori. Nomine dari masing-masing kategori dikurasi oleh tim kurator yang terdiri dari tujuh orang. Setelah dikurasi, daftar film-film terpilih diserahkan kepada sejumlah asosiasi profesi untuk dinilai lebih lanjut. Asosiasi tersebut yang kemudian merekomendasikan daftar nomine.
Mekanisme ini berbeda dengan mekanisme di tahun-tahun sebelumnya. Dulu, asosiasi profesi bertugas menonton ratusan film untuk membuat rekomendasi nomine. Kini, penyelenggara menilai bahwa tim kurator diperlukan untuk memilih film-film sejak awal penilaian.
Tim kurator terdiri dari Hera Diani, Lisabona Rahman, Makbul Mubarak, Nungki Kusumastuti, Prima Rusdi, Rangga Wisesa, dan Tam Notosusanto. Ada 123 film yang mereka kurasi dalam waktu lebih kurang sebulan. Proses kurasi itu menghasilkan 38 film pilihan.
Berharap
Pada kesempatan yang sama, aktor Randy Pangalila dan Muhammad Khan berharap bisa membawa pulang sedikitnya satu Piala Citra saat malam puncak FFI 2019, Minggu (8/12/2019). Keduanya berperan sebagai pemeran pendukung dan pemeran utama dalam film Kucumbu Tubuh Indahku. Film tersebut tercatat menjadi nomine di 12 kategori.
“Harapan membawa pulang piala pasti ada. Jika saya datang dan tidak berharap, itu bohong. Tapi saya menyerahkan semua ke Tuhan karena kami sudah memberikan yang terbaik. Kami optimistis dan saya bangga menjadi bagian dari FFI 2019,” kata Randy. Ia merupakan nomine kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik.
Bagi Randy, menjadi nomine bukan berarti dirinya merasa cukup dan puas berada di titik itu. Menjadi salah satu nomine membuatnya tertantang dan optimistis untuk berkarya dengan lebih baik.
Hal itu diamini oleh Khan yang menjadi nomine kategori Pemeran Utama Pria Terbaik. “Yang penting adalah merayakan kebersamaan karena FFI itu momen penting buat para insan film merayakan karya kita,” katanya.
Sementara itu, sutradara Gina S Noer bersyukur karena menjadi saalah satu nomine. Gina masuk menjadi nomine di lima kategori, yakni Film Cerita Panjang Terbaik (Keluarga Cemara), Sutradara Terbaik (Dua Garis Biru), Penulis Skenario Asli Terbaik (Dua Garis Biru), dan Penulis Skenario Adaptasi Terbaik (Keluarga Cemara dan Bebas).
“Karya saya diapresiasi dengan baik dengan mendapat nominasi saja saya sudah bersyukur. Jika menang, ini akan jadi hadiah untuk orangtua saya yang akan merayakan ulang tahun pernikahan ke-50 besok,” kata Gina.