Wakil Presiden Ma\'ruf Amin meminta kubu Airlangga Hartarto dan kubu Bambang Soesatyo bersatu untuk menjaga stabilitas politik nasional. Suasana kondusif ini harus tetap dijaga meski Munas X Partai Golkar telah berakhir.
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG/AGNES THEODORA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta kubu Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo bersatu untuk menjaga stabilitas politik nasional. Suasana kondusif ini harus tetap dijaga meski Munas X Partai Golkar telah berakhir.
Amin mengatakan, konsolidasi dan musyawarah harus menjadi bagian dari tradisi demokrasi yang selalu dikedepankan oleh Partai Golkar. Menurut dia, partai berlambang beringin ini menjadi aset penting bagi bangsa Indonesia.
”Semula ada yang mengira munas kali ini akan panas, tetapi ternyata dugaan itu keliru karena Partai Golkar ternyata munasnya berjalan lancar dan sejuk,” ucapnya saat menyampaikan pidato dalam penutupan Munas X Partai Golkar di Hotel Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Penutupan munas juga dihadiri Menko Polhukam Mahfud MD, Menhub Budi Karya Sumadi, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Agenda penutupan munas berjalan lebih cepat dari jadwal awal yang seharusnya berlangsung pada Jumat (6/12/2019). Hal disebabkan Airlangga Hartarto telah ditetapkan sebagai ketua umum secara aklamasi pada Rabu (4/12/2019) malam.
Demi menjaga suasana tetap kondusif, Amin berharap agar kubu Airlangga dan kubu Bambang bisa bersatu. Menurut ia, kedua tokoh ini harus tetap kompak untuk saling merangkul semua tokoh yang ada dalam Partai Golkar.
”Saya berharap agar kedua tokoh ini bersatu karena Golkar merupakan jangkar bagi stabilitas politik nasional,” ucapnya.
Menurut Amin, stabilitas politik nantinya berjalan paralel dengan stabilitas ekonomi. Stabilitas politik juga menjadi faktor untuk membangun SDM Indonesia yang unggul dalam menghadapi persaingan ekonomi global.
”Menjaga stabilitas politik nasional menjadi kunci. Jangan sampai ada distabilitas politik karena berpengaruh terhadap iklim investasi. Kesejukan politik akan mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Sementara itu, dalam pidato penutupannya, Ketua Umum Airlangga Hartarto mengajak agar jangan ada lagi kubu-kubu dalam Partai Golkar. Ia pun berjanji akan mengakomodasi pendukung Bamsoet untuk masuk dalam kepengurusan.
”Meski selambat-lambatnya 60 hari untuk pembentukan struktur kepengurusan, saya akan pangkas waktunya menjadi 45 hari. Nantinya, saya yang akan membacakan sendiri siapa saja nama-nama yang akan masuk dalam kepengurusan DPP,” ucapnya.
Airlangga mengatakan sudah ada tim formatur yang melibatkan tiga perwakilan DPD, yaitu wilayah barat diwakili Ahmad Doli Kurnia, wilayah tengah diwakili Zainudin Amali, dan wilayah timur diwakili Melki Laka Lena, serta satu ormas, yaitu AMPG, diwakili Ilham Permana.
”Sebelum dan sesudah munas ini, tidak ada pendukung Bamsoet dan tidak ada pendukung Airlangga, yang ada seutuhnya pendukung Golkar menuju Indonesia maju. Judulnya kita satu untuk Indonesia,” katanya.
Secara terpisah, politisi Golkar Ahmadi Noor Supit kembali mengingatkan agar Airlangga bisa menepati janjinya untuk bisa mengakomodasi semua faksi dalam struktur DPP, termasuk para pendukung Bambang. Menurut dia, proses rekonsiliasi perlu dilakukan untuk mencegah perpecahan dalam kubu internal partai.
”Kami serahkan pembentukan struktur kepengurusan ini kepada para formatur. Sebab, salah satu syarat rekonsiliasinya adalah untuk mengisi kursi kepengurusan bersama,” katanya.
Supit juga mengatakan, hingga saat ini belum ada pendukung Bambang yang diajak berbicara untuk masuk dalam kepengurusan DPP. Ia pun khawatir akan terjadi konflik setelah munas jika nantinya kubu Airlangga tidak menepati janji.