Medali emas yang diraih pada nomor beregu putra membangkitkan keyakinan para pemain untuk berprestasi pada nomor perseorangan.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE dari Manila, FIlipina
·3 menit baca
MANILA, KOMPAS — Keberhasilan tim bulu tangkis mempertahankan medali emas SEA Games di nomor beregu putra menambah keyakinan atlet untuk meraih kesuksesan serupa pada nomor perseorangan. Pada final SEA Games 2019 di Muntinlupa Sports Complex, Manila, Filipina, Rabu (4/12/2019), Jonatan Christie dan kawan-kawan mengalahkan Malaysia, 3-1.
Hasil beregu putra, menurut pelatih tunggal putra Hendry Saputra Ho, menambah optimisme tim secara keseluruhan. ”Optimistis, yang penting optimistis dulu. Kalau dipastikan hasilnya bagaimana, tidak ada yang bisa memastikan. Yang penting kami siapkan, mudah-mudahan dua pemain yang turun bisa membuktikan yang terbaik pada ajang ini,” katanya seusai pertandingan.
Laga nomor perseorangan akan berlangsung 5-9 Desember 2019. Sebanyak 16 pemain disiapkan dalam hal teknik, fisik, dan mental untuk menunjang penampilan di lapangan. Pada tunggal putra, Indonesia akan menurunkan Shesar Hiren Rustavito (peringkat ke-25) dan Firman Abdul Kholik (83).
Dua tunggal putra terbaik Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, yang memperkuat tim di nomor beregu, tidak akan dimainkan karena harus mempersiapkan diri tampil di Final BWF Tour di Guangzhou, China. Tanpa kehadiran Jonatan dan Anthony, Hendry menilai, Indonesia tetap punya peluang juara pada nomor perseorangan.
Firman (22) menuturkan, dirinya harus mengatur konsentrasi agar dapat tampil maksimal. ”Saya harus fokus untuk menyiasati kendala di lapangan, seperti angin yang tidak menentu,” katanya.
Bagi Firman, ini merupakan penampilan keduanya di SEA Games. Ia berambisi membawa pulang medali emas. ”Saya memang tidak bermain di nomor beregu. Kesempatan itu saya pakai untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan berlatih untuk tampil di perseorangan. Semoga saya bisa menampilkan yang terbaik dan mendapat medali,” ujar pemain yang akan berhadapan dengan Sitthikom Thammasin, unggulan keempat asal Thailand, pada laga pertama, Kamis.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan, PBSI memasang target dua keping emas untuk tim Indonesia. Ia berharap semua atlet bisa tampil maksimal.
Final
Kemenangan pada final beregu dibuka oleh Jonatan Christie yang mengalahkan Lee Zii Jia, 21-9, 21-17. Dua kemenangan lain diperoleh Anthony atas Soong Joo Ven, 13-21, 21-15, 21-18, serta ganda putra Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf yang mengalahkan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi dengan 21-16, 21-19.
Satu-satunya poin Malaysia diperoleh setelah ganda putra pertama Fajar Alfian/Rian Ardianto menyerah pada Aaron Chia Teng Fong/Soh Wooi Yok, 17-21, 13-21. Dengan tiga kemenangan, laga terakhir Shesar melawan Lim Chong King tidak dimainkan.
Hendry menjelaskan, Anthony harus menjalani laga tiga gim karena banyaknya tekanan dalam permainan. ”Meski harus menjalani rubber-game, yang penting hasil akhirnya. Ini juga penting sebagai pengalaman untuk Anthony karena dia bermain sebagai penentu tunggal putra,” ujarnya.
Bagi Fajar/Rian, hasil pada final beregu SEA Games membuat mereka belum pernah menang melawan Chia/Sooh dari empat kali bertemu. Pertemuan terakhir mereka terjadi di China Terbuka 2019.
Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi mengaku tak puas dengan penampilan Fajar/Rian. ”Penampilan mereka menurut saya jelek sekali. Boleh dibilang, ini menjadi penampilan terburuk mereka. Prediksi saya memang kalah karena head to head mereka 0-3. Akan tetapi kalahnya tidak seperti itu. Sebagai pelatih, saya kecewa. Saya tidak tahu (penyebabnya), apakah ini karena mereka terbebani harus memberi kemenangan,” kata Herry.
Herry mengapresiasi permainan Wahyu/Ade. Menurut pelatih ganda putra itu, Wahyu/Ade bermain bagus dan mampu memanfaatkan kondisi pemain Malaysia yang berada di bawah tekanan.
Rian menyadari, dirinya melakukan banyak kesalahan sendiri. ”Saya kecewa karena tidak bisa menyumbang poin. Sebenarnya, lawan tidak berbeda jauh dengan pola permainan sebelumnya. Tetapi, saya malah banyak mati sendiri. Mereka tidak mudah mati dan servisnya bagus,” kata Rian.
Di bagian putri, penampilan buruk Fitriani di nomor beregu, kalah pada tiga pertandingan, membuat Gregoria Mariska Tunjung akan didampingi Ruselli Hartawan pada nomor tunggal putri. Gregoria dinilai cukup fit untuk tampil setelah cedera pada laga final melawan Ratchanok Intanon.