Persiapan PON 2024, Sumut Bangun Kawasan Olahraga Senilai Rp 7,5 Triliun
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi merampungkan rencana induk pembangunan Pusat Olahraga Sumut seluas 322,89 hektar di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, senilai Rp 7,5 triliun.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi merampungkan rencana induk pembangunan Pusat Olahraga Sumut seluas 322,89 hektar di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pembangunan kawasan yang berada sekitar 5 kilometer dari Bandara Kualanamu itu diperkirakan menelan biaya Rp 7,5 triliun.
”Kami menyiapkan dana dari APBN, APBD Sumut, dan investor. Kami optimistis proyek ini bisa dimulai di awal 2020 dan rampung pada 2023 agar dapat digunakan untuk Pekan Olahraga Nasional pada 2024,” kata Edy, di Kantor Gubernur Sumut, Medan, Selasa (3/12/2019).
Dalam hal pembangunan pusat olahraga, kata Edy, Sumut sangat tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya. Sumut hingga kini belum mempunyai stadion sepak bola berstandar internasional. Stadion Teladan yang ada di Medan kondisinya pun tidak memadai. Padahal, kebutuhan pusat olahraga sangat penting di tengah perkembangan berbagai cabang olahraga.
Edy mengatakan, lahan untuk pembangunan pusat olahraga telah disiapkan di bekas lahan hak guna usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II di Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang. Menurut Edy, lahan itu sudah dilepaskan oleh PTPN II untuk Pemprov Sumut.
Pusat Olahraga Sumut, kata Edy, akan dibangun secara bertahap. Kawasan itu nanti akan terdiri atas 26 arena olahraga, antara lain stadion sepak bola, akuatik, atletik, bulu tangkis, basket, voli, tenis, dan motokros. Kawasan itu juga akan didukung sarana wisma atlet, hotel, gedung pertemuan, pusat perbelanjaan, rumah toko, akademi olahraga, dan masjid raya.
”Kawasan ini akan menjadi kota mandiri. Sport center Sumut sangat dekat dengan Bandara Kualanamu, akses jalan tol, dan akan dibangun stasiun kereta api,” kata Edy.
Proyek tersebut jangan menjadi ladang korupsi. (Edy Rahmayadi)
Edy mengatakan, pembangunan kawasan diperkirakan menelan biaya Rp 7,5 triliun. Sebanyak Rp 2 triliun di antaranya akan dibiayai APBN yang akan digunakan untuk pembangunan stadion utama. Sementara Rp 5,5 triliun lainnya akan ditanggung oleh APBD Sumut dan investasi. Namun, Edy tidak merinci berapa biaya yang akan ditanggung investor dan Pemprov Sumut. ”Banyak investor yang berminat, tetapi akan kami pilih yang bonafide,” katanya.
Edy pun mengingatkan agar proyek tersebut jangan menjadi ladang korupsi. Hampir seluruh pembangunan pusat olahraga, kata Edy, tersangkut kasus korupsi.
Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan mengatakan, lahan yang akan digunakan untuk pembangunan Pusat Olahraga Sumut tidak mempunyai masalah yang cukup berarti. Saat ini, ada beberapa keluarga yang menggarap lahan tersebut sebagai lahan pertanian. Beberapa di antaranya ada yang membangun rumah. Namun, mereka mengakui bahwa lahan itu bukan milik mereka.
Ashari berharap pembangunan pusat olahraga bisa menjadi roda penggerak ekonomi. Ia juga meminta agar gedung-gedung di kawasan tersebut dihias dengan ornamen kebudayaan dari berbagai etnis di Sumut. ”Pusat Olahraga Sumut ini harus disiapkan menjadi ikon Sumut,” katanya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut Baharuddin Siagian mengatakan, pusat olahraga itu disiapkan tidak hanya untuk PON saja, tetapi juga sebagai pusat pariwisata olahraga (sport tourism) di Sumut. Mereka juga merancang kawasan itu sebagai pusat bisnis hotel dan pertemuan.
Dalam catatan Kompas, Edy Rahmayadi telah mencanangkan sejumlah proyek pembangunan yang cukup ambisius. Selain pembangunan pusat olahraga, ia juga telah meluncurkan studi kelayakan Jalan Tol Dalam Kota Medan yang diperkirakan menelan biaya Rp 7 triliun.
Edy juga menyampaikan wacana renovasi Rumah Sakit Umum Haji Medan, Asrama Haji, dan pemindahan Kantor Wali Kota Medan. Ia juga mencanangkan normalisasi sungai-sungai yang ada di Medan. Proyek tersebut hingga saat ini masih dalam tahap penyusunan rencana induk dan studi kelayakan.