Panitia penyelenggara SEA Games 2019 melakukan sejumlah antisipasi terhadap gangguan cuaca buruk akibat topan Kammuri yang akan menerjang Pulau Luzon, Filipina. Salah satu langkah itu adalah mengubah jadwal perlombaan.
Oleh
Adrian Fajriansyah & Denti Piaway Nastitie dari Manila, Filipina
·3 menit baca
MANILA, KOMPAS — Topan Kammuri dari Samudra Pasifik diprediksi akan melanda Pulau Luzon, Filipina, Selasa (3/12/2019). Topan akan menimbulkan angin kencang disertai hujan deras. Fenomena alam yang biasa terjadi di Filipina itu tidak akan berlangsung lama. Untuk itu, kedatangan topan tersebut diyakini tidak akan terlalu mengganggu jalannya SEA Games 2019.
Duta Besar Indonesia untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang dalam konferensi pers di Manila, Filipina, Sabtu (30/11/2019), mengatakan, Filipina adalah negara yang tak jauh beda dengan Indonesia. Mereka sama-sama negara kepulauan, yakni Filipina terdiri atas 6.000-7.000 pulau, sedangkan Indonesia terdiri atas sekitar 17.000 pulau. Mereka sama-sama negara ring of fire atau negara yang dikelilingi gunung api. Potensi bencana kedua negara hampir mirip.
Hanya saja, karena di dekat Samudra Pasifik, Filipina memiliki potensi bencana angin topan. Sejatinya, angin topan itu mirip dengan angin puting beliung di Indonesia. Namun, angin topan bisa diprediksi dengan baik pergerakannya, sedangkan angin puting beliung cenderung terjadi tiba-tiba karena anomali cuaca lokal.
Banyak jenis angin topan yang melanda Filipina, salah satunya adalah topan Kammuri. Topan yang bergerak dari Samudra Pasifik itu diprediksi akan mencapai Filipina pada Selasa besok. Wilayah yang terdampak adalah Pulau Luzon, terutama bagian selatan.
”Manila yang berada di dekat selatan Luzon pun akan terimbas oleh kedatangan topan tersebut. Dampak topan ini akan mengalami puncaknya pada Selasa nanti,” ujar Sarundajang.
Sarundajang menuturkan, fenomena topan itu umumnya akan menyebabkan angin kencang disertai hujan deras. Namun, kehadirannya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Sebab, topan hanya melanda beberapa saat saja.
”Saat topan datang, sebisa mungkin tidak keluar rumah dan hindari pohon. Biasanya, topan menyebabkan pohon bertumbangan,” ujar mantan Gubernur Sulawesi Utara itu.
Sarundajang mengutarakan, Filipina cukup berpengalaman menghadapi topan. Karena itu, dia yakin Panitia Penyelenggara SEA Games Filipina atau Phisgoc akan memastikan keselamatan para tamu undangan, terutama atlet, ketika topan tiba. ”Dengan pengalaman mereka menghadapi topan, kami yakin fenomena itu tidak akan mengganggu kelancaran SEA Games kali ini,” tuturnya.
Ketua Kontingen (CdM) Indonesia pada SEA Games 2019 Harry Warganegara mengatakan, Phisgoc sedang berupaya mengantisipasi cuaca buruk tersebut. Salah satu caranya, kontingen negara peserta dan Phisgoc telah menyepakati perubahan jadwal sejumlah perlombaan. Hal itu untuk memastikan keselamatan atlet dan juga kelancaran SEA Games secara keseluruhan.
”Paling tidak, perlombaan layar di Subic dan sepeda di Batangas ditunda sehari, sedangkan triatlon di Subic dipercepat satu hari. Itu untuk mengantisipasi dampak dari kehadiran topan buruk tersebut,” ujar Harry.
Chief Operating Officer Phisgoc Ramon Suzura dalam konferensi pers di Clark, Jumat (29/11/2019), menyampaikan, topan Kammuri tidak akan membatalkan perlombaan. Hanya saja, jadwal perlombaan akan berubah, yakni bisa dipercepat atau ditunda. Bisa jadi pula, format perlombaan diubah. Namun, semuanya atas kesepakatan bersama dengan para kontingen negara peserta. ”Semua itu dilakukan demi tetap berjalannya SEA Games kali ini,” ujarnya.
Respons warga
Sejumlah warga yang tinggal di Manila, Filipina, mengatakan selalu khawatir apabila ada ancaman topan. ”Saya paling takut karena topan bisa menghancurkan rumah dan pepohonan. Namun, saya juga percaya ada Tuhan yang selalu melindungi,” kata warga Manila, Pabol (25), yang sehari-hari bekerja sebagai petugas keamanan.
Pabol menjelaskan, berdasarkan pengalamannya, setiap kali ada ancaman topan, pemerintah akan memberikan informasi mengenai prediksi waktu dan besaran topan. Selain itu, pemerintah dan petugas keamanan juga akan memberi tahu di mana titik aman untuk berkumpul atau menyelamatkan diri.
Biasanya, setiap ada ancaman topan, pria yang berasal dari daerah Binalbagan Negros di Provinsi Negros Occidental, Filipina, itu akan tetap tinggal di rumah karena tidak aman untuk bepergian.
Kevin (30) juga selalu khawatir dengan ancaman topan. ”Tetapi, saya rasa Manila akan aman-aman saja karena tidak ada tanda-tanda berbahaya. Tanda itu biasanya berupa angin kencang yang meniup pepohonan,” ujar warga Manila itu.