Butet Kartaredjasa Belajar Sukses dengan Satu Istri dari Arswendo
Oleh
Tri Agung Kristanto
·2 menit baca
Tampil di panggung dengan gaya bertutur, monolog, erat terkait dengan seniman Butet Kartaredjasa (59). Oleh karena itu, saat diminta berpidato pun, gaya Butet lebih mirip monolog, bukan orasi.
Sabtu (30/11/2019) malam Butet diminta berpidato dalam malam Tribute to Arswendo Atmowiloto di Sentra Jamu Indonesia, Jakarta. Jadinya, suami dari Rulyani Isfihana itupun bermonolog mengenai kehidupannya dengan Arswendo, yang adalah sastrawan dan wartawan.
"Saya ini belajar kehidupan dari Pak Ndo (panggilan akrab untuk almarhum Arswendo Atmowiloto). Saya belajar sudesi dari Pak Ndo. Sudesi itu sukses dengan satu istri. Ben bojoku seneng (biar istriku senang)," ujar Butet.
Tak hanya soal sudesi, Butet yang awalnya, adalah penulis lepas di sejumlah media yang dipimpin almarhum Arwendo, juga mengaku pernah ditugaskan DLK (dinas luar kota). Padahal, ia bukan karyawan "Monitor", tabloid fenomenal di Kelompok Kompas Gramedia kala itu. "Pak Ndo minta saya berangkat ke Ujungpandang, yang kini disebut Makassar untuk meliput Hari Pers Nasional," ujar putra seniman Bagong Kusudiardjo itu.
Beberapa hari sebelum berangkat, Arswendo memanggil Butet. "Saya kira Pak Ndo akan memberikan pesan-pesan terkait penugasan. Ternyata, tak ada pesan terkait penulisan laporan. Pesannya cuma satu, yaitu saya diminta jujur dalam tugas. Tak boleh nyatut, semua pengeluaran terkait uang dilaporkan secara jujur," paparnya lagi.
Pesan itu berusaha dipegangnya sampai saat ini. Meski pernah berstatus sebagai karyawan Kompas Gramedia, Butet memilih mengundurkan diri, setelah merasa lebih malas berkarya. Ia lebih kreatif saat menjadi penulis lepas, dan tak terikat. "Saya berusaha menjadi manusia jujur saja," ungkapnya lagi, "Sesuai pesan Pak Ndo."