Lifter yunior diharap menjaga motivasi dan menikmati jalannya lomba dengan menerapkan strategi yang diberikan pelatih selama latihan.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE dari Manila, Filipina
·3 menit baca
MANILA, KOMPAS – Lifter muda Indonesia diharapkan dapat menerapkan strategi latihan dalam perlombaan, menikmati jalannya lomba, dan tidak terbebani target. Atlet yang lebih senior akan menjaga semangat atlet yunior agar dapat tampil maksimal di SEA Games 2019.
Peraih tiga medali Olimpiade Eko Yuli Irawan mengatakan, sebagai lifter senior dirinya berusaha memotivasi atlet muda untuk tampil maksimal. ”Saya bertugas menjaga adik-adik dan memelihara semangat mereka, jangan sampai tampil gugup,” kata juara dunia angkat besi 2018 ini, saat berlatih di kompleks olahraga Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, Sabtu (30/11/2019).
Pada SEA Games 2019, enam dari sepuluh lifter Indonesia adalah atlet yunior. Mereka adalah Windy Cantika Aisah (kelas 49 kg), Juliana Klarisa (55 kg), Putri Aulia Andriani (59 kg), Bernadicta Babela Mei Study (64 kg), Tsabitha Alfiah Ramadani (71 kg), dan Rahmat Erwin Abdullah (73 kg). Mereka didampingi empat lifter senior, yaitu Lisa Setiawati (45 kg), Surahmat (55 kg), Eko Yuli Irawan (61 kg), Deni (67 kg).
Kemarin, Windy, Erwin, dan Juliana, berlatih bersama Eko Yuli dan Deni. Latihan diwarnai suasana kekeluargaan. Saat Windy kesulitan mengangkat beban, Eko Yuli berteriak, ”Ayo Windy, kamu bisa!”
Eko Yuli mengatakan, dirinya pernah merasakan tampil perdana di SEA Games 2007. Ketika itu, usia Eko Yuli masih 17 tahun. “Ketika tampil pertama kali di SEA Games saya justru ingin menunjukkan bahwa saya bisa. Ketika itu, lawan-lawan saya adalah lifter top tiga besar dunia. Saya masih nomor delapan, tetapi tampil percaya diri,” kata Eko.
Kepada atlet muda, Eko Yuli berpesan agar dapat bermain tanpa beban. ”Saya harap mereka tidak terlalu khawatir dan berusaha menerapkan strategi latihan di pertandingan. Atlet harus tampil konsentrasi, tidak usah mendengarkan komentar penonton. Ikuti saja teknik latihan, fokus melihat ke depan,” kata Eko.
Ia juga berharap atlet-atlet muda tidak terbebani dengan target karena yang paling penting untuk atlet-atlet muda adalah mematangkan teknik dan mental.
Di Manila, Eko Yuli berharap bisa mengembalikan angkatan yang pernah dicapai di Kejuaraan Asia 2019, yaitu snatch 133 kg, clean and jerk 166 kg, dan total 299 kg. Eko Yuli mengangkap SEA Games penting karena termasuk dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Windy mengatakan, dirinya siap tampil maksimal debutnya di Manila. ”Saya sudah latihan maksimal, menjaga istirahat, dan menjaga pola makan. Saya siap tampil maksimal untuk Indonesia,” kata lifter pemegang tiga rekor Asia dan tiga rekor dunia remaja itu.
Ia mempunyai catatan angkatan terbaik 84 kg, 102 kg, dan 186 kg. Di tingkat Asia Tenggara, lawan terkuatnya adalah Vuong Thi Huyen (Vietnam) dengan angkatan total terbaik masih di bawah Windy, yaitu 183 kg.
Menurut Windy, sebagai lifter dirinya harus fokus terhadap angkatan diri sendiri. Berapa pun rekor angkatan lawan, Windy hanya ingin fokus bisa tampil sempurna sesuai dengan strategi pelatih.
Pelatih kepala angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan, saat ini atlet-atlet Indonesia masih beradaptasi dengan situasi lomba. Latihan yang dijalani selama beberapa hari terakhir di Manila dimaksudkan sebagai pemanasan dan penyempurnaan angkatan. Melihat kesiapan lifter Indonesia, Dirdja optimis tim “Merah Putih” dapat meraih gelar juara umum.