Rumah Sakit Rujukan Regional Tengah Aceh Rampung 2020
Pembangunan rumah sakit regional tengah di Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh baru rampung pada 2020. Pembangunan rumah sakit itu dikebut karena sangat dibutuhkan oleh warga Aceh di wilayah tersebut
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
TAKENGON, KOMPAS — Pembangunan rumah sakit regional tengah di Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, baru rampung pada 2020. Pembangunan rumah sakit itu dikebut karena sangat dibutuhkan oleh warga Aceh yang tinggal di bagian tengah Aceh, seperti Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Aceh Teuku Ahmad Dadek, Sabtu (30/11/2019), mengatakan, rumah sakit regional itu akan menjadi rumah sakit rujukan bagi wilayah tengah Aceh. Selama ini pasien dari wilayah tengah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin Banda Aceh. Selain jaraknya terlalu jauh, daya tampung rumah sakit milik provinsi itu juga terbatas.
Sebagai gambaran, jarak dari Kabupaten Gayo Lues ke Banda Aceh sekitar 450 kilometer dengan lama perjalanan 11-13 jam. Lokasi RS regional jaraknya 150 kilometer dengan lama perjalanan 4 jam. Sementara rumah sakit di kabupaten wilayah tengah kebanyakan masih bertipe C.
”Rumah sakit regional ini bisa fungsional pada 2021,” ujar Dadek.
Pembangunan rumah sakit regional dimulai pada 2009, tetapi beberapa tahun sempat terhenti. Pada 2016, pembangunan dilanjutkan. Rumah sakit regional tengah memiliki lima gedung dan dapat menampung 500 tempat tidur pasien rawat inap.
Dari lima gedung, empat di antaranya telah rampung. Sementara sisa satu gedung masuk tahapan penyelesaian, seperti pemasangan lantai keramik, pemasangan plafon, pemasangan pintu, dan pengecatan kamar.
Rumah sakit regional ini bisa fungsional pada 2021. (Teuku Ahmad Dadek)
Dadek mengatakan, pada 2019, alokasi anggaran untuk pembangunan rumah sakit regional tengah Rp 37,69 miliar. Pada 2020, kata Dadek, Pemprov Aceh telah mengalokasikan anggaran Rp 25 miliar. Pembangunan rumah sakit itu menggunakan dana otonomi khusus.
Anggota DPR Aceh asal Aceh Tengah, Bardan Sahidi, menuturkan pembangunan rumah sakit itu berjalan lambat, padahal warga sangat membutuhkan. Bardan menilai, alokasi anggaran dibatasi, padahal jika dialokasi dalam jumlah besar lebih cepat selesai.
Bardan menambahkan, keberadaan rumah sakit regional disambut baik baik oleh warga di wilayah tengah Aceh. Selama ini pasien rujukan harus menempuh perjalanan jauh ke Banda Aceh. ”Pembangunan rumah sakit ini harus diprioritas agar akses warga dengan fasilitas kesehatan kian dekat,” kata Bardan.
Dihubungi secara terpisah, Bupati Aceh Gayo Lues Muhammad Amru menuturkan, warga Gayo Lues sangat membutuhkan rumah sakit rujukan yang representatif.
Selama ini warga Gayo Lues, kata Amru, harus menempuh perjalanan panjang ke Banda Aceh saat harus menjalani perawatan rujukan. Bagi Amru, pembangunan rumah sakit rujukan regional tengah bagian dari pemerataan pembangunan.
”Pada prinsipnya kami sangat mendukung pembangunan rumah sakit regional dan berharap pembangunan dipercepat,” kata Amru.