Toko Buku Gramedia Resmi Hadir di Palu, Kerinduan Lama Terpenuhi
Toko Buku Gramedia secara resmi dibuka di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Kehadirannya selama ini sangat dirindukan karena warga sulit mengakses buku-buku terbaru dan berkualitas.
Oleh
videlis jemali
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Toko Buku Gramedia secara resmi dibuka di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Kehadirannya selama ini sangat dirindukan karena warga sulit mengakses buku-buku terbaru dan berkualitas. Gramedia diharapkan memacu kreativitas warga mengembangkan literasi dan kualitas sumber daya manusia.
Toko Buku Gramedia ke-120 ini diresmikan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palu Presly Tampubolon, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu Ansyar Sutiadi, serta Direktur Pemasaran dan Merchandise Gramedia Heri Darmawan di Kota Palu, Sulteng, Sabtu (30/11/2019).
Toko itu menempati dua ruko lantai dua di Jalan Moh Hatta, salah satu jalur protokol di Palu. Toko tersebut dalam rencana awal dibuka tahun lalu, tetapi karena adanya bencana alam, hal itu urung dilakukan.
Gramedia membuka gerai pada 2017 untuk menjajaki pasar di Palu. Berdasarkan sambutan warga yang tinggi atas gerai itu, Toko Buku Gramedia akhirnya dibuka secara resmi. Di awal pembukaan ini, Toko Buku Gramedia cabang Palu menyediakan 4.00 judul buku. Sebelum Gramedia hadir, 400.000 warga Palu hanya dilayani satu toko buku.
Gramedia cabang Palu juga menyediakan fasilitas pembelian secara daring jika buku yang dicari tak tersedia. Pembeli bisa memesan buku ke Jakarta. Nantinya buku itu bisa diambil di toko di Palu.
Setelah resmi dibuka, toko langsung diserbu sekitar 100 pembeli. Mereka memadati lantai dua toko yang khusus menjual buku. Lantai satu untuk berbagai aneka barang, mulai dari alat tulis hingga tas.
”Kehadiran Gramedia sudah sangat lama dinantikan, terutama di kalangan dunia pendidikan. Ini akan mendorong untuk meningkatkan literasi para guru dan para siswa,” kata Ansyar dalam sambutannya.
Ia menyatakan, secara umum tingkat literasi di kalangan tenaga kependidikan dan siswa masih rendah. Salah satu kendalanya tak tersedianya buku-buku terkini. Hal itu juga menjadi masalah di Palu dan Sulteng umumnya.
Pengalaman pribadinya, dia sering diminta untuk dibelikan buku oleh anaknya di Jakarta. Hal itu menandakan adanya masalah dalam penyediaan literatur yang sangat dibutuhkan. Untuk itu, ia mengapresiasi hadirnya Toko Buku Gramedia di Palu.
”Dengan dibukanya Gramedia, warga mendapatkan literatur-literatur terbaru yang selama ini sulit diperoleh,” katanya.
Presly menyatakan, Palu belakangan berkembang menjadi salah satu pusat pendidikan di Sulawesi. Jumlah mahasiswa dan para siswa terus meningkat. Tantangannya adalah faktor pendukung, termasuk buku atau literatur berkualitas.
Ini, kata dia, adalah tugas bersama dan Gramedia bisa menjawab sebagian tantangan itu. Di Palu, ada belasan perguruan tinggi, termasuk yang paling banyak mahasiswanya, yakni Univesitas Tadulako, Palu.
Ia berharap kehadiran Gramedia meningkatkan budaya literasi warga. Muaranya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dihasilkan sumber daya manusia yang unggul dalam membangun negara-bangsa.
Secara khusus, Presly mengapresiasi Gramedia karena membuka toko di tengah gencarnya Palu memulihkan kondisi sosial-ekonomi pascagempa, tsunami, dan likuefaksi 14 bulan lalu. ”Dalam kondisi masih diselimuti bencana, Gramedia justru hadir. Ini dorongan kuat bagi kita semua, terutama dunia pendidikan, untuk bangkit,” ucapnya disambut tepuk tangan undangan yang hadir.
Dalam kondisi masih diselimuti bencana, Gramedia justru hadir. Ini dorongan kuat bagi kita semua, terutama dunia pendidikan, untuk bangkit. (Presly Tampubolon)
Heri menyampaikan visi utama Gramedia mencerdaskan bangsa. Toko Buku Gramedia di Palu diharapkan menginspirasi lahirnya ide-ide kreatif dan bernilai lebih yang bermuara pada kontribusi membangun negara Indonesia.
Lidia Sambeta (60), dosen di salah satu perguruan tinggi swasta, yang langsung menyambangi toko, senang dengan kehadiran Gramedia. Selama ini ia harus memesan buku yang dibutuhkan di Jakarta.
”Ini sudah sangat lama kami nantikan. Selama ini, kami kesulitan mendapatkan buku-buku yang dibutuhkan,” katanya.
Hal sama disampaikan Jefrianto (29), anggota komunitas baca di Palu. Baginya, kehadiran Gramedia bak oase bagi para penikmat literasi. ”Kehadiran Gramedia ini penting untuk membangkitkan semangat literasi,” ucapnya.