Upacara pembukaan SEA Games 2019, Sabtu (30/11/2019) malam ini, menjadi harga mati bagi Filipina. Acara itu mempertaruhkan citra mereka sebagai tuan rumah SEA Games ke-30 yang selama ini diwarnai kekacauan operasional.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH dari Manila, Filipina
·5 menit baca
MANILA, KOMPAS — Panitia Penyelenggara SEA Games Filipina atau Phisgoc menjanjikan upacara pembukaan SEA Games 2019 akan berlangsung meriah dan menjadi yang terbaik sepanjang sejarah penyelenggaraan pesta olahraga Asia Tenggara itu. Namun, fakta di lapangan menunjukkan, suasana persiapan begitu ”dingin”, tidak ada tanda-tanda kesibukan menjelang acara besar yang waktunya tinggal hitungan jam.
”Kami cukup kecewa banyak pihak yang meragukan kami dan ada sejumlah berita miring mengenai penyelenggaraan SEA Games kali ini,” ujar Ramon Suzara, Phisgoc Chief Operating Officer, dalam konferensi pers yang disiarkan langsung oleh CNN Filipina dari kota Clark, Pampanga, Filipina, Jumat (29/11/2019).
”Namun, semuanya akan kami buktikan pada upacara pembukaan nanti. Kami akan menggelar pembukaan terbaik yang pernah ada dibandingkan dengan SEA Games, bahkan Asian Games sebelumnya,” kata Suzara.
Upacara pembukaan SEA Games 2019 memang menjadi harga mati untuk Filipina. Sebab, acara itu akan mempertaruhkan citra mereka sebagai tuan rumah SEA Games ke-30. Seperti diketahui, operasional di lapangan kacau sejak awal atlet dan ofisial beserta awak media tiba untuk meliput SEA Games 2019 per 23 November.
Phisgoc sempat kurang tanggap menyambut sejumlah kontingen negara peserta. Beberapa arena pertandingan justru belum siap, seperti di Stadion Rizal Memorial, Manila. Sejumlah kartu akses untuk awak media pun banyak yang belum tersedia. Hal itu membuat beberapa awak media kebingungan dan tidak bisa melakukan liputan di arena-arena perlombaan.
Dikutip dari laman Rappler pada Kamis (28/11/2019), Phisgoc pun berupaya mati-matian membuat upacara pembukaan yang berlangsung di Philippine Arena, Sabtu (30/11/2019) pukul 19.00 waktu setempat, menjadi meriah. Mereka telah menjalin kerja sama dengan Fivecurrent, perusahaan hiburan yang berpengalaman menggelar pembukaan ajang multicabang dunia, seperti Asian Games 2018.
Selain menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Amerika Serikat itu, mereka juga menunjuk penulis drama legendaris asal Filipina, Floy Quintos, untuk menyutradarai acara pembukaan tersebut. Mereka juga mengajak musisi terkenal asal negaranya, Ryan Cayabyab.
Bersama sejumlah pelaku industri kreatif itu, Phisgoc akan menggelar pembukaan dengan tema extravaganza musical. Guna mengoptimalkan rencana itu, mereka minta dukungan audio dan video dari Video Sonic dan Stage Craf Internasional, yakni perusahaan berpengalaman yang spesialis di bidang audio dan video.
Acara itu akan diisi oleh sejumlah penari yang akan memakai sejumlah pakaian tradisional dari suku-suku yang ada di Filipina. Para penari itu adalah para pelajar dan mahasiswa dari seluruh Filipina. Kemudian, para pengisi suara atau penyanyinya adalah musisi-musisi terbaik asal ”negara tagalog” itu, seperti Chirstian Bautista, Aicelle Santos, Jed Madela, Elmo Magalona, KZ Match, dan Inigo Pascual.
Di belakang layar, penata musik yang berperan adalah Nikko Rivera dan Jimmy Antiporda, serta produser Eloisa Matias. Mereka melibatkan sejumlah mantan ratu kecantikannya untuk mendampingi para kontingen dalam parade atlet dan ofisial di sela-sela acara pembukaan. Diprediksi, ada 55.000 penonton atau sesuai kapasitas maksimal arena itu yang akan menghadiri upacara pembukaan tersebut.
Suzara mengatakan, secara keseluruhan, upacara pembukaan kali ini akan menampilkan gabungan seni teatrikal, musikal, serta teknologi pencahayaan dan digital. ”Khusus permainan teknologi pencahayaan dan digital, ini adalah pertunjukan yang sangat berbeda, bahkan belum pernah ada sebelumnya,” ujarnya yang enggan menjelaskan secara detail pertunjukan itu karena ingin membuat kejutan pada pembukaan nanti.
Macet dan sepi
Akan tetapi, antusiasme panitia dalam merencanakan pembukaan yang meriah tampaknya tidak sejalan dengan fakta yang ada di lapangan. Justru kesan negatif yang terasa ketika akan menuju lokasi tempat pembukaan.
Jarak dari kota Manila menuju Philippine Arena di Santa Maria, Bulacan, sekitar 30 kilometer. Jika kendaraan bisa melaju 60-100 kilometer per jam, perjalanan sejatinya bisa ditempuh dalam waktu 30 menit hingga 1 jam. Nyatanya, perjalanan tidak selancar itu. Kemacetan parah terjadi sepanjang jalan dari ibu kota Filipina ke arena pembukaan itu. Akibatnya, waktu tempuh perjalanan mencapai 3 jam.
”Kemacetan adalah hal yang biasa di negara kami. Bahkan, ini jauh lebih kondusif karena kita berada dekat akhir pekan. Andai di hari-hari sibuk waktu kerja, seperti Senin-Kamis, kemacetannya bisa lebih panjang lagi. Ini semua terjadi karena laju pertambahan kendaraan sangat pesat, sedangkan penambahan jalan sangat lambat,” tutur Boy, pengemudi taksi yang disewa Kompas.
Situasi lebih parah, tak banyak kendaraan umum dari Manila ke Philippine Arena. Satu-satunya cara adalah menyewa kendaraan atau memakai taksi dengan biaya tambahan. Kompas memilih naik taksi dengan biaya 3.500 peso atau sekitar Rp 1.050.000 untuk pergi-pulang.
”Ya, kalau cuma dibayar biaya mengantar saja, saya kembali ke Manila pasti kosongan atau tidak ada penumpang. Saya rugi kalau begitu,” ujar Boy. Untuk mengantisipasi masalah-masalah itu, Phisgoc berencana menyediakan sejumlah kendaraan penghubung dari beberapa tempat di Manila untuk menuju Philippine Arena mulai Sabtu pagi ini.
Sesampai di Philippine Arena, ternyata tidak ada persiapan yang mencolok. Suasana tempat itu cenderung lengang. Tidak ada kesibukan petugas yang akan menggelar acara besar dalam waktu hitungan jam saja. Yang ada hanya beberapa petugas membuat stan sponsor di depan halaman arena tersebut.
Memang, ada beberapa petugas melakukan sejumlah pekerjaan di dalam arena, tetapi awak media tidak diizinkan untuk mengambil gambar. Dari kejauhan terlihat para petugas itu sedang menyiapkan panggung pertunjukan. ”Kami sudah menyiapkan acara sejak jauh-jauh hari. Kesibukan sudah terjadi sejak bulan-bulan lalu. Sekarang, kami hanya fokus menyiapkan panggung dan kebutuhan elektronik pendukungnya,” kata Jefren Robregado, salah satu panitia Phisgoc.