Bermain di kandang, Arsenal justru kalah. Dengan demikian, tren kekalahan "The Gunners" berlanjut, dan disebut yang terburuk sejak 1992. Sejumlah suporter pun menuntut Unai Emery dipecat.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
LONDON, JUMAT — Arsenal menyia-nyiakan peluang lolos ke babak gugur Liga Europa setelah kalah dengan skor 1-2 dari Eintracht Frankfurt di Stadion Emirates, London, Jumat (29/11/2019) dini hari. Kekalahan ini tak hanya menguak lemahnya lini pertahanan Arsenal, tetapi juga menjadi periode terburuk ”The Gunners” sejak 1992.
Dalam sembilan laga terakhir di seluruh kompetisi, Arsenal selalu kebobolan. Mereka sering melakukan kesalahan mendasar, seperti salah koordinasi antarlini, telat menutup ruang tembak lawan, dan pemilihan tim.
Kesalahan tersebut membuat gol pembuka yang dicetak Pierre-Emerick Aubameyang pada menit ke-45 menjadi sia-sia. Pada menit ke-55 dan 64, gelandang Frankfurt, Daichi Kamada, mencetak gol dalam proses yang hampir sama.
Pemain asal Jepang tersebut dengan leluasa melakukan tembakan jarak jauh tanpa ada gangguan dari pemain Arsenal. Mereka juga tidak menutup ruang gerak Kamada dan seperti membiarkan bola tersebut mencapai gawang.
Kekalahan ini membuat Arsenal gagal memperoleh kemenangan dalam tujuh pertandingan terakhir. Catatan ini belum pernah dialami oleh tim asal London tersebut sejak 1992.
Manajer Arsenal Unai Emery pun mulai kehilangan kepercayaan dari pendukungnya. Pada masa kepemimpinan manajer sebelumnya, Arsene Wenger selama 22 tahun atau dalam 1.235 pertandingan, Arsenal tidak pernah mengalami hal buruk seperti ini.
Pecat Emery
Pendukung Arsenal terlihat tidak senang dengan Emery dan meninggalkan stadion sehingga setengah dari bangku yang tersedia menjadi kosong. Sejumlah suporter mengangkat spanduk dan meminta pelatih asal Spanyol tersebut dipecat.
Mantan bek Arsenal, Martin Keown, juga mengaku kecewa dengan penampilan Arsenal di bawah kepemimpinan Emery. Ia melihat permainan Arsenal sangat kacau khususnya di babak kedua. ”Pemilihan tim, motivasi tim, pergantian pemain, kinerja, semuanya hilang. Ini adalah bentuk degradasi. Apakah klub menyadari betapa rumitnya sekarang ini?” ujar Keown.
Ia pun meminta para petinggi Arsenal segera bertindak menyikapi keterpurukan itu. Jika tidak, Arsenal akan turun lebih jauh.
Meski demikian, segala kritik yang dilayangkan pada Emery seperti tak ada gunanya lagi. Emery pun mengabaikan segala pertanyaan tentang nasibnya di Arsenal. Ia lebih memilih untuk membicarakan timnya yang kehilangan kepercayaan diri.
”Sekarang momen kami tidak bagus. Kami harus menang, percaya diri, dan saya pikir kami lebih baik dari yang kami tunjukkan,” ujar Emery.
Ia menutupi kelemahannya dengan mengalihkan pembicaraan pada laga selanjutnya, yakni saat bertemu dengan Norwich City pada pertandingan Liga Inggris, Minggu (1/12/2019). Emery ingin timnya dapat bangkit dan para pemainnya dapat memperoleh kembali kepercayaan diri.
Meskipun kalah dari Frankfurt, peluang Arsenal lolos ke babak gugur masih besar. Saat ini, mereka berada di puncak klasemen Grup F dengan 10 poin.
Arsenal unggul tiga poin dari Standard Liege yang berada di peringkat ke-3. Arsenal juga unggul selisih gol sebanyak 9 gol. Pada pertemuan pertama, Arsenal menang 4-0. Kedua tim akan bertemu kembali pada dua pekan lagi. (REUTERS/AFP)