JAKARTA, KOMPAS — Cabang olahraga Taekwondo memiliki program regenerasi jangka panjang agar tidak kekurangan atlet. Ajang multicabang seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade menjadi bahan evaluasi.
Pada SEA Games 2019, taekwondo mengirimkan perpaduan antara atlet senior dan yunior. Dari 17 atlet di kategori Kyorugi (pertarungan) dan Poomsae (jurus), delapan diantaranya adalah atlet muda. Mereka adalah M Bassam Raihan, Aqila Aulia R, Ni Kadek Heni, Rizky Anugra P, Ibnu Muhammad, Wawan Saputra, Melinda Evelyna, dan I Kadek Dwi Payana.
Ketua Harian Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Anthony Siregar mengatakan, tidak hanya regenerasi pada atlet senior, pada atlet yunior pun dibuat program regenerasi jangka panjang.
PBTI berencana untuk melakukan program pembinaan pada anak usia di bawah 13 tahun atau kadet. Mereka akan menjadi pelapis dari atlet yunior. Adapun pembinaan pada tingkat yunior ditujukan pada atlet berusia 14 hingga 17 tahun.
“Program pembinaan kadet dilakukan di setiap daerah yang dipusatkan di lima wilayah sehingga tidak semua dilakukan di Jakarta, misalnya Indonesia timur dilakukan di Makassar,” kata Anthony ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Anthony menuturkan, taekwondo cukup diuntungkan dalam progam regenerasi karena dalam tiga tahun ini terdapat tiga multicabang yang semuanya diikuti taekwondo. Pelatnas tahun ini pun merupakan kelanjutan dari program pembinaan Asian Games 2018.
Sementara itu, pemain pelatnas yang turun pada SEA Games pada tahun ini diproyeksikan untuk mengikuti Olimpiade Tokyo 2020. Alhasil, program pembinaan pelatnas taekwondo dapat berkesinambungan.
Pelatih nasional poomsae Maulana Haidir mengatakan, atlet yang tampil pada SEA Games akan dievaluasi setelah bergabung dengan pelatnas selama satu tahun. Atlet yang penampilannya kurang memuaskan akan diganti dengan atlet baru yang diambil dari Pekan Olahraga Pelajar Nasional dan Pra PON (Pekan Olahraga Nasional). “Kami lihat kematangannya, apakah sudah sesuai dengan harapan,” ujar Maulana.
Prioritas
Pada SEA Games 2019, taekwondo masuk pada kluster 2 setelah mendapat satu medali emas pada Asian Games 2018 lewat Defia Rosmaniar di nomor poomsae tunggal putri. Hal itu membuat prioritas kedua anggaran pelatnas dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Di sisi lain, mereka diharapkan dapat mencapai target untuk meraih medali emas pada gelaran multicabang seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade.
Agar mencapai target tersebut, PBTI telah mengajukan rancangan program regenerasi pada Oktober lalu untuk tahun 2020. Anthony berharap, pemerintah mendukung program tersebut sehingga regenerasi pada cabang olahraga taekwondo dapat terus berjalan.
“Semoga pemerintah cepat meresponnya sehingga program pembinaan ini tidak hanya dari kami saja, tetapi juga dari pemerintah. Kedua belah pihak harus saling proaktif sehingga program ini dapat berjalan dengan cepat,” kata Anthony.