Keluarga Berkomitmen Mempertahankan Warisan Ciputra
Sebagai pengusaha, Ciputra meninggalkan banyak warisan inspiratif. Keluarga penerus Ciputra akan mempertahankan warisan positif pria yang akrab disapa Pak Ci itu.
Oleh
Ayu Pratiwi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Keluarga Ciputra berkomitmen mempertahankan warisan sang Pemimpin dan Pendiri Grup Ciputra. Pak Ci, demikian sapaan akrab Ciputra, merupakan figur inspiratif yang dikenang keluarga sebagai pekerja keras, sederhana, dan menekankan jiwa kewirausahaan.
Kamis (28/11/2019) dini hari ini, Pak Ci disemayamkan di Artpreneur Ciputra World, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Menurut rencana, pengusaha properti yang lahir pada 24 Agustus 1931 di Parigi, Sulawesi Tengah itu akan dimakamkan pada Kamis (5/12/2019) pekan depan di tempat pemakaman keluarga yang berada di Desa Sukamaju, Kecamatan Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Sebelumnya Ciputra meninggal dunia Rabu (27/11/2019), di Rumah Sakit Gleneagles, Singapura, pukul 01.05 waktu setempat.
"Kami sangat kehilangan sosok ayah, kakek, kakek buyut, dan pimpinan yang menjadi role model, motivator, dan inspirator bagi kami sebagai anggota keluarga, dan juga bagi semua karyawan Ciputra Group. Kami banyak belajar dari ayah kami dan akan terus mempertahankan nilai hidup yang ditanamkan kepada kami sejak kecil," kata Rina Ciputra Sastrawinata, putri pertama Pak Ci yang juga Managing Director Ciputra Grup, di Artpreneur Ciputra World, Jakarta, Kamis.
Rina didampingi oleh anaknya, Nararya Ciputra Sastrawinata (Direktur Ciputra Grup) dan putra keempat Pak Ci, Cakra Ciputra (Managing Director Ciputra Grup). Ada pula dua petinggi Ciputra Grup yang bukan merupakan anggota keluarga yang hadir dalam kesempatan itu, yakni Antonius Tanan dan Nanik Joeliawati Santoso.
Rina tidak memberikan penjelasan detil mengenai penyebab meninggalnya Ciputra. Ia hanya mengatakan bahwa ayahnya meninggal karena usianya yang sudah mencapai 88 tahun. "Ayah saya dirawat beberapa minggu karena usia," katanya.
Ia memastikan, generasi penerus Ciputra World berkomitmen mempertahankan dan memelihara legasi ayahnya. "Sebagai founder dan chairman, Pak Ciputra selalu memposisikan dirinya sebagau creative navigator. Yang selalu menjadi mentor yang memberikan arahan kepada generasi penerus untuk memastikan keberlangsungan bisnis Ciputra Grup," tutur Rina.
Nararya, cucu laki-laki pertama Ciputra, merasa yakin, meskipun kehilangan sang pendiri, Ciputra World masih bisa meneruskan visi dan misi yang diterapkan oleh kakeknya. Pihaknya sudah memiliki rencana proyek pembangunan ke depan, namun belum bisa mengumumkannya kepada publik.
"Generasi penerus bersama para profesional bekerja dengan baik. Saya yakin kita bisa meneruskan visi dan misi opa," ujar Nararya.
Ia memastikan struktur organisasi tidak berubah saat ini dan berjalan seperti niasanua. Sejak lama, Ciputra telah memberikan kesempatan kepada keluarganya untuk terlibat secara aktif di perusahaannya, dalam rangka mempersiapkan generasi penerusnya.
Sejak menjabat sebagai komisaris utama pada 2006, lanjut Nararya, Ciputra sudah tidak lagi terlibat dalam operasional perusahaan. "Beliau lebih terlibat sebagai creative navigator dan mentor. Operasional bisnis berjalan terus," ujarnya.
Saat ini, ia belum tahu siapa yang akan menjabati posisi komisaris utama yang terakhir diduduki Ciputra. "Kita tidak mengutamakan keluarga atau profesional, tetapi akan melihat kapabilitasnya. Kita akan melihat dan menganalisasi kandidat, satu per satu," tambah Nararya.
Tercatat, Grup Ciputra telah memgembangkan lebih dari 130 proyek yang tersebar di 44 kota di Indonesia. Beberapa proyek yang paling dikenal di antaranya adalah CitraGarden City Jakarta, CitraLand Surabaya, CitraRaya City Tangerang, CitraIndah Jonggol, CitraGran Cibubur, Ciputra World Jakarta, Ciputra World Surabaya, dan lainnya.
Sebelum mendirikan Ciputra Grup pada 1980, Ciputra beserta Pemerintah DKI Jakarta berkolaborasi membangun Taman Impoan Jaya Ancol dan mengembangkan Kota Satelit Bintaro Jaya. Kemudian bersama Grup Salim, ia mengembangkan kawasan Pondok Indah di Jakarta Selatan.
Selain aktif di bidang properti, Ciputra juga dikenal peduli dengan dunia pendidikan. Ia pun memiliki cita-cita untuk menciptakan lebih banyak wirausahawan yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan yang lain dengan cara mengubah "sampah dan rongsokan menjadi emas". "Pak Ci percaya entrepreneurship bisa dipelajari melalui pendidikan tinggi. Di Universitas Cipitra, 70 persen alumninya menjadi entrepreneur. Sebagian cita-cita Pak Ci sudah terealisasi," kata Joeliawati.
Selain mengajar anak muda Indonesia, Pak Ci juga dikenal peduli dengan nasib para pekerja migran. Antonius menjelaskan, Ciputra Grup juga menjalin kerja sama dengan yayasan lembaga swadaya masyatakat di Malaysia, Hong Kong, dan Singapura untuk membantu memberdayakan pekerja migran Indonesia di sana.
"Pak Ci berpesan, kita harus membantu para pekerja migran melalui program latihan entrepreneurship. Beliau tahu, entrepreneurship mampu membebaskan dan memberikan mereka masa depan yang baru," ucap Antonius.
Tercatat, ada setidaknya empat universitas dan 16 sekolah yang didirikan dan/atau dikelola Ciputra, seperti Universitas Ciputra, Universitas Prasetya Mulya, Universitas Tarumanegara, Sekolah Ciputra Surabaya, Sekolah Citra Berkat, Sekolah Citra Kasih, Metland School, dan Sekolah Don Bosco. Hingga sekarang, lembaga pendidikan itu mendidik dan meluluskan lebih dari 100.000 orang.