Pemerintah Setempat Kosongkan Area Rawan Longsor di Tangerang Selatan
Pemerintah setempat menyatakan area Sekolah Khusus Assalam 01, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, sebagai area berbahaya. Kawasan ini merupakan area rawan longsor yang membahayakan siapa pun di sana.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Gedung Sekolah Khusus Assalam 01, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, dinyatakan sebagai area berbahaya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meminta warga tidak beraktivitas di area itu karena rawan longsor. Semua perlengkapan sekolah dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
Gedung Sekolah Khusus Assalam 01 terletak di tebing dekat aliran Sungai Cisadane. Sekolah terdiri atas enam ruang kelas dan satu ruang guru. Pergeseran tanah menyebabkan sebagian lantai dan dinding bangunan miring. Begitu pun lantai dan dinding bangunan sekolah yang terlihat retak.
Pengosongan area itu sesuai dengan hasil rapat koordinasi BPBD dengan instansi terkait, Rabu (27/11/2019), di Sekolah Dasar Negeri 4 Serpong, Tangerang Selatan. ”Sekolah harus direlokasi untuk mencegah adanya korban jiwa. Relokasi masih di wilayah Serpong agar kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan,” ujar Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie.
Kepastian relokasi tercapai setelah adanya koordinasi antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan. Sebab tanggung jawab pengelolaan sekolah swasta berada di bawah provinsi.
Kekhawatiran perihal kelanjutan aktivitas belajar-mengajar itu disampaikan Bendahara Sekolah Khusus Assalam 01 Indri Firmandyah. Menurut Indri, ujian akhir semester masih bisa digelar di Taman Kanak-kanak Assalam. Ujian akan berlangsung pada siang hari seusai aktivitas taman kanak-kanak. Yang jadi persoalan setelah ujian berakhir. ”Setelah ujian akhir semester belum tahu nantinya aktivitas belajar-mengajar akan berlangsung di mana,” katanya.
Untuk sementara, aktivitas belajar-mengajar akan berlangsung di Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Kecamatan Serpong dan Sekolah Khusus Assalam 02 Ciater. Sembari berlangsungnya aktivitas itu, pihak sekolah akan mencari lahan untuk membangun gedung baru.
Selain itu, dalam rapat disepakati pembangunan turap sebagai langkah penanggulangan bencana. Dinas Pekerjaan Umum Tangerang Selatan akan menurap tebing di sekitar area Sekolah Khusus Assalam 01. ”Penurapan dilakukan setelah penelitian terlebih dahulu pada lokasi pergerakan tanah di sekitar lokasi,” ujar Benyamin.
Rawan longsor
Pada kesempatan yang sama, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meminta pihak sekolah dan warga sekitar untuk mewaspadai potensi longsor di wilayah tersebut saat terjadi hujan. Berdasarkan pengamatan dan pengukuran potensi pergerakan tanah oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, wilayah Tangerang Selatan masuk ke dalam kategori menengah potensi longsor. Artinya daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, terjal, tebing jalan, dan lereng rentan longsor ketika curah hujan tinggi.
Setidaknya tujuh rumah warga di RT 014 RW 003, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, rusak akibat pergeseran tanah pada Jumat (15/11/2019). Rumah yang dihuni 10 keluarga itu retak pada bagian dinding dan lantai. Bahkan, ada dinding rumah warga yang rubuh.
Sampai saat ini Pemerintah Kota Tangerang Selatan masih mengupayakan dana kepedulian sosial dari pihak swasta untuk renovasi kerusakan rumah warga. Adapun langkah penanggulangan bencana berupa pembuatan saluran air dan penebangan rumpun bambu di area lereng sekitar rumah warga.
Saluran air berfungsi untuk menampung air hujan. Sebab air hujan yang langsung mengalir ke lubang akibat pergeseran tanah dapat memperbesar potensi longsor. Sementara penebangan rumpun bambu bertujuan mengurangi beban tanah di lereng. ”Kami masih fokus pada penanganan pergeseran tanah di Sekolah Khusus Assalam 01,” ujar Kepala Seksi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang Selatan Ade Wahyudi.