Jalan Lintas Selatan di DIY Ditargetkan Selesai 2021
Pembangunan jalur jalan lintas selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang 116,07 kilometer ditargetkan selesai pada tahun 2021.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
WONOSARI, KOMPAS — Pembangunan jalur jalan lintas selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang 116,07 kilometer ditargetkan selesai pada tahun 2021. Pembangunan infrastruktur tersebut diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kawasan selatan DIY yang selama ini tertinggal.
”Target JJLS (jalur jalan lintas selatan) di DIY tersambung dengan dua lajur itu adalah tahun 2021,” kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi, dan Sumber Daya Mineral DIY Bambang Sugaib saat meninjau pembangunan JJLS segmen Jerukwudel-Baran-Duwet di Kabupaten Gunung Kidul, DIY, Rabu (27/11/2019).
JJLS merupakan jalan yang menghubungkan kawasan pantai selatan Jawa yang mencakup lima provinsi di Pulau Jawa, yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), panjang JJLS mencapai 1.602,99 kilometer (km).
Bambang menyatakan, pembangunan JJLS merupakan program yang diinisiasi oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) di lima provinsi yang dilalui jalan tersebut. Pembangunan JJLS diputuskan melalui kesepakatan gubernur lima provinsi itu pada tahun 2004.
Setelah adanya kesepakatan itu, pemerintah pusat dan pemda terkait berbagi tanggung jawab dalam pembangunan JJLS. Pemda bertugas mengalokasikan anggaran untuk pembebasan lahan JJLS, sementara pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR menyediakan anggaran untuk pembangunan konstruksi jalan tersebut.
Bambang memaparkan, JJLS di DIY yang sepanjang 116,07 km itu bakal melewati tiga kabupaten, yakni Kulon Progo sepanjang 23,15 km, Bantul (16,58 km), dan Gunung Kidul (76,34 km). Dia menyebutkan, dari target pembangunan JJLS sepanjang 116,07 km, jalan yang sudah terbangun saat ini sekitar 75 km.
Menurut Bambang, sebagian besar JJLS di DIY dibangun dengan lebar 7 meter dan terdiri atas 2 lajur. Pada tahun 2021, lanjutnya, pembangunan JJLS yang terdiri atas dua lajur ditargetkan selesai. Setelah pembangunan JJLS dengan dua lajur itu selesai, pemerintah berencana memperlebar JJLS menjadi empat lajur dengan lebar 14 meter.
Saat ini, sebagian segmen JJLS dalam proses pembangunan, misalnya segmen Jerukwudel-Baran-Duwet di Gunung Kidul sepanjang 10,6 km. Sementara itu, segmen Tepus-Jerukwudel sepanjang 17,9 km di Gunung Kidul sedang dalam proses pembebasan lahan.
Ada juga segmen lain JJLS yang sedang dalam tahap perencanaan pembangunan, yakni segmen Parangtritis-Girijati yang menghubungkan wilayah Bantul dan Gunung Kidul. Berdasarkan rencana pemerintah, segmen sepanjang 5,3 km itu akan memiliki 18 kelok jalan karena kondisi geografisnya yang naik-turun. ”Segmen Parangtritis-Girijati ini sering disebut Kelok 18,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga berencana membangun dua jembatan di Bantul yang menjadi bagian dari JJLS. Kedua jembatan itu adalah Jembatan Srandakan III dan Jembatan Kretek II.
”Untuk Jembatan Kretek II, saat ini sedang dalam proses lelang, sementara Jembatan Srandakan III sedang dalam proses pencermatan DED (detail engineering design) oleh Kementerian PUPR,” ucap Bambang.
Ia memaparkan, sejak tahun 2005, Pemda DIY telah mengeluarkan anggaran sebesar Rp 1,1 triliun guna membebaskan lahan untuk pembangunan JJLS dengan total luas 2.492.235 meter persegi. Dia menambahkan, alokasi anggaran untuk pembebasan lahan JJLS di DIY cenderung meningkat sejak tahun 2015.
Hal ini karena sejak tahun 2015 pembebasan lahan JJLS menggunakan dana keistimewaan yang dikucurkan pemerintah pusat kepada Pemda DIY. ”Kalau sebelumnya, pembebasan lahan JJLS itu menggunakan dana dari APBD DIY serta APBD kabupaten di DIY,” ujar Bambang.
Dorong perekonomian
Pembangunan JJLS diharapkan bisa mendorong perekonomian kawasan selatan DIY yang selama ini tertinggal dibandingkan dengan wilayah utara provinsi tersebut. Dengan adanya JJLS, berbagai obyek wisata di wilayah selatan DIY, terutama kawasan pantai, diharapkan bisa berkembang lebih baik.
Hal ini karena JJLS di DIY berada di dekat kawasan pantai yang selama ini telah menjadi obyek wisata. ”JJLS ini akan sangat mendukung pariwisata di pantai selatan DIY,” ucap Bambang.
Di sisi lain, keberadaan JJLS juga akan mendukung pengoperasian Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo. Mobilitas masyarakat ke bandara tersebut akan menjadi lebih mudah.
Sementara itu, Project Officer Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah DIY Kementerian PUPR Juniar Perkasa menyatakan, dalam konteks yang lebih luas, keberadaan JJLS juga diharapkan bisa meningkatkan perekonomian kawasan pantai selatan (pansela) Jawa. Apalagi, selama ini, perekonomian kawasan pansela relatif tertinggal dibandingkan dengan kawasan pantai utara (pantura) Jawa.
”Salah satu tujuan pembangunan jalan ini adalah mengurangi kesenjangan wilayah pansela dengan kawasan pantura yang lebih maju,” ujar Juniar.
Ia menambahkan, total panjang JJLS di Indonesia direncanakan mencapai 1.602,99 km. Namun, saat ini, masih ada 425,17 km jalan yang belum tersambung.