Dunia properti Indonesia sedang berduka karena salah satu maestronya, Ir Ciputra, telah berpulang ke keabadian.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dunia properti Indonesia sedang berduka karena salah satu maestronya, Ir Ciputra, telah berpulang ke keabadian. Ir Ciputra atau lebih dikenal dengan nama panggilan Pak Ci meninggal di Rumah Sakit Gleneagles, Singapura, pada Rabu (27/11/2019) pukul 00.05 WIB atau 01.05 waktu Singapura.
Sepanjang hidupnya, Ciputra mengabdikan diri pada dunia properti untuk membuat berbagai karya monumental yang dapat dinikmati hasilnya oleh banyak orang di Indonesia saat ini. Taman Impian Jaya Ancol, Bumi Serpong Damai, dan Pondok Indah adalah contoh sebagian kecil dari karya yang dihasilkan Ciputra.
Sebagai seorang arsitek, Pak Ci selalu menciptakan karya dengan visi jangka panjang yang cemerlang dan lengkap. Karya yang tidak hanya mendatangkan keuntungan finansial bagi dirinya dan perusahaannya, tetapi juga bermanfaat optimal bagi masyarakat dan bangsa.
Salah satu karya yang bervisi besar itu adalah Bumi Serpong Damai. Kota satelit baru yang disebut sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia itu dirancang dan dibangun pada saat penduduk Jakarta belum terlalu padat. BSD sudah disiapkan sebagai antisipasi lonjakan jumlah penduduk dan menjadi kawasan yang tertata, nyaman untuk ditinggali, dan memiliki banyak aktivitas yang membuatnya dapat tumbuh menjadi kota mandiri. Semua aktivitas manusia, dari lahir sampai meninggal, dapat dilakukan di BSD.
BSD mengakomodasi semua kebutuhan berbagai lapisan masyarakat perkotaan dengan menyediakan semua fasilitas yang diperlukan. Perencanaan kota yang diterapkan adalah perencanaan open-ended. Perencanaan kota seperti ini memberikan ruang bagi bagian-bagian tertentu dari sistem kota untuk bergerak secara spontan. Pemanfaatan lahannya dapat beradaptasi dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi, tetapi tetap dalam batas yang sudah dirancang sebelumnya.
”Sebagai kota mandiri, konsep pembangunan BSD memang dibangun untuk memenuhi segala kebutuhan manusia mulai dari lahir hingga meninggal. Fasilitas yang dibangun di BSD bukan hanya perumahan, melainkan juga fasilitas perkantoran, pertokoan, sekolah, rumah sakit, sarana olahraga, dan industri. Bahkan, tempat pemakaman pun disediakan di sini,” ujar Ciputra pada ulang tahun BSD ke-8, tahun 1997 lalu.
Sebagai pebisnis, Ciputra sangat tahan uji dan selalu optimistis pada keadaan. Saat diterpa badai krisis ekonomi, tiga grup usaha yang dipimpin Ciputra, yaitu Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group, juga terkena imbasnya. Bahkan, Bank Ciputra dan perusahaan asuransi jiwa Ciputra Alstate harus ditutup karena berbagai masalah.
Meski demikian, Ciputra tidak lari dari masalah. Pak Ci menghadapi dan menyelesaikan masalah dengan baik. Pak Ci merestrukturisasi dan melunasi semua utangnya sehingga dapat keluar dari krisis dan kembali mengembangkan bisnis propertinya dengan cepat.
”Tidak ada badai yang tidak reda. Jadi saya tidak terlampau khawatir. Hal yang pantas dicatat, ketika badai tersebut usai, kita mesti tetap berdiri agar bisa berusaha lagi,” kata Ciputra, pada tahun 1998.
Keyakinan Ciputra itu terbukti benar saat perusahaannya mampu bangkit dan terus berkibar sampai tahun 2004. Pak Ci memiliki kejelian dalam berbisnis properti dan memahami kapan harus terus berekspansi dan kapan harus menahan diri.
Saat terjadi kelebihan pasokan pada 2004, Ciputra mengajak para pengusaha properti lainnya untuk menahan diri dan menurunkan kecepatan ekspansi mereka. Jika tidak direm, pasokan berlebih akan menghancurkan harga properti dan berimbas kepada para pengusaha itu sendiri.
”Ada beberapa daerah yang sudah oversupply (kelebihan pasokan). Sebagai pengusaha seharusnya sudah mewaspadai itu. Sudah memperhitungkan itu,” kata Ciputra, saat mengingatkan para pengusaha properti lain pada 10 Agustus 2004.
Peringatan itu ditaati banyak pengembang sehingga properti di Indonesia dapat mencapai puncaknya pada 2013. Namun, masalah kelebihan pasokan kembali terjadi dan para pengembang mengabaikannya pada periode 2015-2019. Masalah itu ditambah penurunan daya beli masyarakat sehingga membuat dunia properti menjadi kurang bergairah seperti saat ini.
Dalam kondisi dunia properti yang kurang bergairah, Ciputra masih saja menunjukkan ketajaman naluri bisnisnya. Melalui Ciputra Residence, Ciputra mengembangkan kawasan kota baru Citra Maja yang berbasis rumah murah dengan harga di bawah Rp 200 juta per unit.
Rumah murah dibidik karena kebutuhan warga akan rumah terus bertambah. Dengan daya beli yang rendah, rumah berharga murah menjadi pilihan utama. Pilihan itu terbukti jitu karena hampir semua rumah di Citra Maja ludes terjual. Citra Maja menjadi salah satu perumahan berskala besar yang paling laris saat ini.
Jejak langkah
Meskipun perjalanan hidupnya berakhir sebagai konglomerat, Ciputra mengawali langkahnya hidupnya dengan kondisi yang berat. Ciputra lahir dengan nama Tionghoa Tjie Tjin Hoan di Parigi, Sulawesi Tengah, pada 24 Agustus 1931. Ayahnya meninggal saat Ciputra berusia 11 tahun.
Dalam kondisi yang terbatas, Ciputra mampu menamatkan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung pada 1960. Setelah sempat membangun konsultan arsitek yang berkantor di garasi, Ciputra bergabung ke Jaya Grup milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ciputra yang diberi kebebasan untuk berkreasi mampu menghasilkan Taman Impian Jaya Ancol dan perumahan elite Bintaro Jaya. Setelah Kota Tangerang Selatan terbentuk pada 2008, Bintaro dan BSD menjadi dua perumahan besar yang menyokong infrastruktur dan fasilitas Kota Tangsel.
Ciputra juga bekerja sama dengan Sudono Salim dan Sudwikatmono mendirikan perusahaan pengembang Metropolitan Grup. Metropolitan Grup merupakan pengembang yang membangun perumahan elite Pondok Indah dan BSD.
Selain itu, Pak Ci juga membangun perusahaan keluarga Ciputra Grup. Ciputra Grup memiliki lebih dari 100 proyek di lebih dari 40 kota. Ciputra Grup membangun mal, hotel, perumahan, dan lapangan golf, dengan nama proyek yang biasanya diawali dengan kata ”Ciputra” dan ”Citra”.
Atas berbagai usaha dan karyanya, Ciputra mendapat Lifetime Achievement Award dari berbagai pihak, termasuk salah satunya dari majalah Globe Asia, Enterprise Asia, dan Channel NewsAsia, Singapura. Gelar doktor honoris causa juga pernah didapatkan Ciputra dari Universitas Tarumanagara.