Sekolah di Tangerang Selatan Terancam Roboh, Puluhan Siswa Terpaksa Diliburkan
Sekolah Khusus Assalam 01, Serpong, Tangerang Selatan, terancam roboh akibat pergeseran tanah. Sebanyak 84 siswanya diliburkan, padahal pekan depan harus ujian akhir semester. Kelanjutan belajar-mengajar pun belum jelas.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Menjelang ujian akhir semester, pekan depan, kegiatan belajar-mengajar 84 siswa di Sekolah Khusus Assalam 01, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, harus terhenti. Sekolah terancam roboh akibat pergeseran tanah. Tak sebatas itu, kelanjutan belajar-mengajar puluhan siswa itu pasca-ujian akhir semester masih belum jelas.
Gedung Sekolah Khusus Assalam 01 terletak di tebing dekat aliran Sungai Cisadane. Sekolah terdiri atas enam ruang kelas dan satu ruang guru. Pergeseran tanah menyebabkan sebagian lantai dan dinding bangunan miring. Lantai dan dinding bangunan terlihat retak-retak.
”Awalnya retakan-retakan kecil, semakin hari semakin besar. Kami menghentikan kegiatan di sekolah dan memindahkan barang-barang untuk mengurangi beban bangunan,” ujar Bendahara Sekolah Khusus Assalam 01 Indri Firmandyah, di Serpong, Selasa (26/11/2019).
Retakan pertama kali muncul pasca-gempa Banten, Agustus lalu. Pengurus sekolah telah melaporkan kerusakan tersebut ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang Selatan.
Petugas BPBD Tangerang Selatan yang datang kemudian memasang kayu pengukur pergeseran tanah di belakang sekolah. Kayu itu ditancapkan ke dalam salah satu lubang. Petugas secara berkala memeriksa kedalaman lubang untuk mengetahui pergeseran tanah. Selain itu, petugas memasang spanduk peringatan daerah rawan longsor di depan sekolah.
”Untuk penanganan lebih lanjut, besok kami koordinasi dengan instansi terkait,” kata Kepala Seksi Tanggap Darurat BPBD Tangerang Selatan Ade Wahyudi.
Relokasi
Aktivitas belajar-mengajar telah dihentikan sejak Jumat (22/11/2019). Para siswa akan diliburkan sampai Jumat (29/11/2019). Kondisi ini sangat merugikan siswa karena mereka akan menghadapi ujian akhir semester mulai 2 Desember 2019.
Ujian, menurut Indri, masih bisa digelar di Taman Kanak-kanak Assalam. Ujian akan berlangsung di siang hari seusai aktivitas taman kanak-kanak. Yang jadi persoalan setelah ujian berakhir. ”Setelah ujian akhir semester belum tahu nantinya aktivitas belajar-mengajar akan berlangsung di mana,” katanya.
Pihak sekolah masih mencari lahan untuk membangun gedung baru. Sementara saat ini pihak sekolah sedang proses memindahkan inventaris sekolah ke salah satu gedung milik Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Serpong.
Cari dana
Tidak hanya di Sekolah Khusus Assalam 01, pergeseran tanah juga terjadi di bantaran Sungai Cisadane lainnya, persisnya di wilayah RT 014 RW 003, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Jumat (15/11/2019). Lokasi ini berjarak sekitar 3 kilometer dari Sekolah Khusus Assalam 01.
Sebanyak tujuh rumah yang dihuni sepuluh kepala keluarga retak-retak pada bagian dinding dan lantai. Bahkan, ada bagian dinding rumah warga yang sudah roboh.
”Kami mencari dana di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dana tidak terduga itu harus ada beberapa persyaratan,” ujar Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie.
Dana dari luar yang dimaksud adalah dari pihak swasta melalui dana kepedulian sosial. Bantuan dana dari swasta bisa lebih cepat memenuhi kebutuhan warga daripada menggunakan APBD.