Tim nasional Indonesia U-23 menghadapi berbagai masalah yang timbul akibat ketidaksiapan panitia SEA Games 2019 di Filipina. Meski demikian, mereka tetap berusaha fokus untuk bisa mengalahkan Thailand pada laga perdana.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
MANILA SENIN – Tantangan tim nasional Indonesia U-23 bertambah berat menjelang laga perdana cabang sepak bola SEA Games 2019 di Filipina, Selasa (26/11/2019). Tim “Garuda Muda” bakal menghadapi sang juara bertahan Thailand dalam penyisihan Grup B di Stadion Rizal Memorial, Manila, sambil mengatasi masalah yang muncul akibat ketidaksiapan panitia. Menjaga fokus menjadi prioritas utama.
Thailand, “Si Gajah Perang”, merupakan kesebelasan yang paling banyak menyabet medali emas di SEA Games, yaitu sebanyak 16 kali. Pada SEA Games 2017 di Malaysia, Indonesia juga bertemu Thailand pada laga perdana di Grup B yang berakhir imbang 1-1. Thailand akhirnya melaju ke final dan mengalahkan Malaysia 1-0, sedangkan Indonesia yang dilatih Luis Milla harus puas dengan medali perunggu.
Saat ini Thailand otomatis tetap menjadi ganjalan terbesar Indonesia pada SEA Games kali. Hasil positif pada laga perdana ini pun akan memudahkan langkah Garuda Muda yang masih akan menghadapi tim kuat lainnya di grup ini seperti Vietnam yang sudah menang atas Brunei Darussalam 6-0, Senin (25/11/2019). Kemenangan atas Thailand bakal memberikan kepercayaan diri sebagai modal untuk menjalani laga-laga berikutnya.
Namun, skuad Garuda Muda sulit berkonsentrasi untuk menghadapi laga penting ini akibat ketidaksiapan panitia. Seperti dilansir laman PSSI, tim Garuda Muda terpaksa berjalan kaki dari hotel menuju ke Stadion Rizal Memorial untuk berlatih karena bus penjemput tidak datang sesuai jadwal yang ditentukan.
Para pemain dan ofisial sudah bersiap di hotel pada Senin kemarin sejak pukul 05.00 waktu setempat, sedangkan latihan dijadwalkan pukul 06.00. Ketika sampai di stadion, suasana masih gelap dan lampu stadion juga belum dinyalakan.
Menghadapi situasi seperti ini, para pemain memilih untuk tidak memikirkan masalah tersebut. “Pokoknya kami bawa senang saja. Kami ingin rileks, berpikir positif dan fokus untuk menghadapi pertandingan melawan Thailand,” ujar Evan Dimas, pemain senior yang diperbantukan untuk memperkuat timnas U-23.
Evan dan kawan-kawan juga mencoba untuk melupakan predikat Thailand sebagai tim terkuat di SEA Games. Mereka tidak ingin merasa terbebani atau grogi saat berlaga. Mereka ingin bisa tampil lepas dan menjalankan instruksi dari pelatih dengan baik.
Pelatih timnas Indonesia U-23, Indra Sjafri, pun sudah menyuntikkan optimisme kepada para pemain. Pada saat menjalani konferensi pers di Manila, Minggu (24/11/2019), Indra mengatakan bahwa ia mengajak para pemain untuk mengulang sebuah sejarah besar. “Keberadaan kami di sini adalah menjalankan misi untuk mengulang sejarah menjadi juara,” ujarnya.
Indonesia meraih emas di cabang sepak bola terakhir kali pada SEA Games 1991 di Filipina. Emas itu bisa diraih di Manila dan Indra berharap bisa mengulang kesuksesan yang sama. “Tim sudah beradaptasi dengan baik dan semoga mendapat hasil positif saat melawan Thailand,” katanya.
Latihan terkendala
Thailand juga mengeluhkan ketidaksiapan panitia. Dilansir dari laman Asosiasi Sepak Bola Thailand, mereka terpaksa mengganti tempat latihan untuk menghindari kemacetan pada Minggu kemarin. Latihan pun akhirnya terlambat hingga 20 menit.
Kamar ganti pemain pun juga belum siap sehingga para pemain Thailand terpaksa berganti baju di dalam mobil. Senin kemarin, tim Thailand berlatih di Stadion Makati sebagai tempat latihan alternatif dan mereka membayar sendiri sewa lapangan tersebut.
Meski demikian, para pemain Thailand juga berusaha untuk fokus menghadapi Indonesia. “Indonesia tidak membuat kami khawatir. Saya rasa kami harus fokus menghadapi laga demi laga. Meski banyak kendala saat latihan, kami tetap akan mencoba tampil sebaik mungkin,” kata pemain Thailand, Ratthanakorn Maikami.