Sekitar 37,4 persen atau 375.700 hektar hutan dari total hutan di Provinsi Lampung seluas 1.004.735 hektar dalam kondisi rusak dan perlu dipulihkan. Salah satu pemicu kerusakan adalah alih fungsi lahan yang masif.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
KALIANDA, KOMPAS — Sekitar 37,4 persen atau 375.700 hektar hutan dari total areal hutan di Provinsi Lampung seluas 1.004.735 hektar dalam kondisi rusak dan perlu dipulihkan. Salah satu pemicu kerusakan adalah alih fungsi lahan yang masif.
”Upaya pemulihan melalui rehabilitasi lahan dan penghijauan terus dilakukan. Tidak hanya pemerintah, petani hutan dan masyarakat juga dilibatkan,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Wiyogo Supriyanto di sela-sela penanaman 500 pohon di Kebun Raya Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Sabtu (23/11/2019). Acara itu dihadiri dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Menurut Wiyogo, dari 1.004.735 hektar luas hutan di Lampung, sekitar 37,4 persen atau 375.700 hektar dalam kondisi rusak dan perlu dipulihkan. Meski begitu, ia menyebutkan, kondisi tutupan hutan di Lampung semakin membaik. Pada 2017, kerusakan hutan di Lampung mencapai 535.909 hektar atau 53,34 persen.
Dia mengatakan, tutupan hutan di Lampung yang semakin membaik di antaranya hasil program penghijauan oleh pemerintah selama bertahun-tahun. Pada 2019, daerah aliran sungai (DAS) di kawasan hutan yang akan dipulihkan seluas 16.500 hektar.
Provinsi Lampung memiliki 3,3 juta hektar DAS yang tersebar di delapan titik, yakni DAS Way Sekampung, Sekampung DS, Semaka, Semaka DS, Seputih, Abar Kambas, Mesuji, dan Tulang Bawang. DAS Way Sekampung menjadi salah satu kawasan prioritas yang akan dipulihkan.
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Provinsi Lampung Idi Bantara menuturkan, pemerintah menyiapkan 8,9 juta bibit pohon untuk program pemulihan 16.500 hektar DAS di kawasan hulu yang kondisinya kritis. Saat ini, bibit pohon itu mulai ditanam karena sebagian wilayah Lampung mulai masuk musim hujan. Daerah pemulihan kawasan hutan tersebar di sejumlah lokasi, antara lain Lampung Barat dan Tanggamus.
Menurut Idi, masih ada sekitar 30.000 hektar DAS di kawasan hulu yang perlu dipulihkan secara bertahap. Adapun DAS di kawasan hilir atau luar kawasan hutan yang kondisinya kritis mencapai 300.000 hektar. Pemulihan DAS di luar kawasan hutan membutuhkan peran masyarakat luas.
”Untuk di luar kawasan hutan, pemerintah menyiapkan 3,5 juta bibit pohon untuk ditanam. Masyarakat boleh mengambil dan menanam pohon ini sebagai bagian dari gerakan nasional pemulihan DAS,” ucapnya.
Adapun DAS di kawasan hilir atau luar kawasan hutan yang kondisinya kritis mencapai 300.000 hektar. Pemulihan DAS di luar kawasan hutan membutuhkan peran masyarakat luas.
Di tengah kondisi iklim yang tidak menentu, daya dukung DAS kian krusial. Saat musim hujan, curah hujan mencapai 260 milimeter per hari, melonjak dibandingkan dengan kondisi saat musim kemarau 50 mm per hari. Buruknya kondisi DAS bisa membuat banjir lebih cepat datang.
Kepala Kebun Raya Institut Teknologi Sumatera (Itera) Adi Pancoro mengapresiasi penanaman pohon di lahan Kebun Raya Itera. Upaya itu sejalan dengan Program Kebun Raya Itera yang akan dikembangkan sebagai kawasan konservasi flora di Sumatera. Selain konservasi, Kebun Raya Itera seluas 75,52 hektar akan dikembangkan sebagai lokasi penelitian, pendidikan, dan wisata.