Japan Indonesia Association bertemu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat M Basuki Hadimuljono, Kamis (21/11). Beberapa proyek infrastruktur dibicarakan kedua pihak, termasuk rencana pemindahan ibu kota negara RI.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah bertemu Presiden Joko Widodo pada Rabu (20/11/2019), Japan Indonesia Association atau Japinda bertemu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat M Basuki Hadimuljono, Kamis (21/11). Beberapa proyek infrastruktur dibicarakan kedua pihak, termasuk rencana pemindahan ibu kota negara RI.
Menteri PUPR M Basuki Hadimuljono mengatakan, tujuan pertemuan tersebut pertama-tama dalam rangka mempererat hubungan Indonesia dengan Jepang di bidang infrastruktur. Mereka juga membicarakan masalah pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia.
”Ada beberapa hal yang dibicarakan, seperti soal penanganan banjir, kereta semicepat Jakarta-Surabaya, kemudian Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban dari Tol Cipali,” kata Basuki seusai pertemuan dengan delegasi Japinda di Jakarta.
Jalan Tol Akses Patimban akan menghubungkan Pelabuhan Patimban dengan jaringan Jalan Tol Trans-Jawa. Dengan total panjang sekitar 29 kilometer (km), jalan tol tersebut memerlukan investasi sekitar Rp 8 triliun. Menurut Basuki, akan ada investasi dari Toyota dalam pembangunan jalan tol tersebut secara bisnis dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pemrakarsa.
Hal lain yang dibicarakan adalah ketertarikan Jepang terhadap rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Kendati tidak punya pengalaman memindahkan ibu kota negara, Jepang memiliki pengalaman membangun kota baru, yakni Kota Tsukuba. Salah satunya, mereka tertarik untuk berpartisipasi membangun sistem suplai gas ke ibu kota baru RI.
Terkait pembangunan sumber daya manusia, kata Basuki, selama ini Jepang memberikan bantuan tenaga ahli untuk membantu program pembangunan 65 bendungan 2015-2019. Selain itu, ada hibah alat laboratorium untuk Politeknik PU di Semarang.
”Tadi disampaikan dari Sumitomo Forestry punya pengalaman penanganan kebakaran di lahan gambut. Besok saya akan rapat dengan BNPB dan saya akan coba untuk menindaklanjuti ini,” ujar Basuki.
Ketua Japinda Yasuo Fukuda, Perdana Menteri Jepang 2007-2008, mengatakan, banyak bidang yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dan Jepang. Dari banyak bidang itu, menurut Fukuda, yang paling penting adalah pembangunan sumber daya manusia.
Saat ini kerja sama peningkatan SDM tersebut sudah dilaksanakan. Beberapa bentuknya adalah dengan pertukaran mahasiswa atau program kuliah di Jepang untuk pendidikan tinggi. Selain itu ada program pelatihan dengan bekerja langsung di perusahaan-perusahaan Jepang serta pelatihan vokasi.
”Hal penting dalam kerja sama bilateral adalah peningkatan kepercayaan di antara kedua negara dan saya yakin kita sudah menjalin hubungan kepercayaan,” kata Fukuda. (NAD)