Dua calon ketua umum Partai Golkar yang sudah mendeklarasikan akan maju, Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo, saling menyindir komitmen satu sama lain dan mengaitkannya dengan kemampuan memimpin partai.
Oleh
Agnes Theodora
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komitmen politik menjadi persoalan dalam pertarungan menuju kursi Ketua Umum Partai Golkar menjelang perhelatan musyawarah nasional pada Desember 2019. Kedua calon ketua umum yang sudah mendeklarasikan akan maju, Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo, saling menyindir komitmen satu sama lain dan mengaitkannya dengan kemampuan memimpin partai.
Baik Bambang maupun Airlangga sama-sama pernah membuat kesepakatan satu sama lain dan sama-sama melanggar komitmen itu. Kesepakatan di antara kedua tokoh itu dicapai pada September 2019, saat keduanya berjanji menjaga situasi partai tetap kondusif menjelang pelantikan presiden-wakil presiden.
Saat itu, Bambang siap dicalonkan menjadi ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dan menyatakan akan mendukung Airlangga sebagai ketua umum. Adapun Airlangga sebagai ketua umum berjanji akan mengakomodasi para pendukung Bambang dalam penyusunan alat kelengkapan DPR (AKD) dan kepengurusan partai serta memulihkan status para pendukung Bambang yang dipecat dari kepengurusan daerah.
Namun, keduanya sama-sama saling melanggar janji. Jumat (22/11/2019) sore, di lobi Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Bambang yang mengenakan batik dengan motif macan berwarna kuning khas Golkar mendeklarasikan dirinya maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar. Dengan demikian, Bambang akan menantang Airlangga dalam bursa calon ketua umum.
Kontestasi pergantian ketua umum partai itu akan diselenggarakan lewat Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar pada 3-6 Desember 2019. Sejauh ini, dua tokoh yang sudah menyatakan akan maju sebagai calon ketua umum adalah Airlangga selaku calon petahana dan Bambang.
Bambang memaparkan dua alasan yang melatarbelakangi keputusannya untuk maju. Pertama, karena permintaan dari pengurus daerah dan desakan sejumlah senior partai. Kedua, karena Airlangga dinilai melanggar kesepakatan dengan tidak merangkul dan memulihkan posisi pendukung Bambang dalam susunan AKD dan kepengurusan partai.
”Itulah kemudian yang membuat saya dalam posisi sulit dan tidak bisa lagi terus-menerus berpegang pada posisi cooling down,” kata Bambang.
Bambang mengklaim dukungan yang dicatatnya sudah melebihi setengah dari jumlah total pemegang hak suara saat munas. Dari informasi yang dikumpulkan Kompas, sudah ada 382 dewan pimpinan daerah (DPD) tingkat kabupaten/kota yang menyatakan akan mendukung Bambang.
Bambang tidak tegas menjawab ketika ditanya apakah sudah mendapat lampu hijau dari Presiden Joko Widodo untuk maju sebagai calon ketua umum Golkar. Bambang hanya menjawab singkat, ”Lampunya warna-warni. Saya tidak ingin menarik-narik Pak Jokowi dalam urusan internal Partai Golkar karena saya yakin dan percaya Pak Jokowi akan menyerahkan sepenuhnya pada mekanisme partai.”
Ia mengatakan sudah beberapa kali bertemu dengan Jokowi dalam berbagai forum kenegaraan, tetapi tidak mengungkit perihal rencananya maju sebagai calon ketua umum Golkar. Berdasarkan informasi dari salah satu tim sukses, Bambang disebut sudah bertemu dengan utusan yang dikirim oleh Jokowi, dua hari lalu. Dalam pertemuan itu, Bambang menyampaikan keinginannya untuk maju di bursa calon ketua umum.
Janji dukung Airlangga
Sementara itu, pihak Airlangga juga menagih komitmen Bambang. Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, yang juga loyalis Airlangga, mengatakan, meskipun tidak pada posisi untuk menghalangi Bambang menjadi calon ketua umum, pihaknya mempertanyakan komitmen dan janji yang pernah dibuat Bambang untuk mendukung Airlangga sebagai ketua umum partai.
Sindiran ini juga disampaikan Airlangga saat membuka acara Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar pada 14 November 2019. Saat itu, ketika sedang menyapa Bambang dalam pidatonya, Airlangga mengatakan, dirinya dan Bambang sebenarnya sudah membuat kesepakatan. Meski tidak menyebut kesepakatan apa yang dimaksud, belakangan dikonfirmasi bahwa hal itu merupakan kesepakatan yang dibuat keduanya pada September 2019 terkait dukungan Bambang terhadap Airlangga.
Ace mengatakan, komitmen politik itu akan menjadi catatan penting bagi kader partai. ”Apakah dia (Bambang) melanggar komitmen, itu urusan (Bambang) sendiri. Kepada ketua umum partai saja, yang sudah menugaskan sebagai Ketua MPR, berani dikhianati dan tega melanggar janji, apalagi kepada kader partai,” lanjutnya.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.