Langkah Senat Amerika Serikat mendorong RUU tentang dukungan pada hak-hak sipil di Hong Kong memicu kontraksi pasar. Kekhawatiran membuat indeks di pasar Asia turun.
Oleh
·3 menit baca
Langkah Senat Amerika Serikat mendorong RUU tentang dukungan pada hak-hak sipil di Hong Kong memicu kontraksi pasar. Kekhawatiran membuat indeks di pasar Asia turun.
SHANGHAI, Rabu— Tekanan politik oleh Amerika Serikat terkait unjuk rasa di Hong Kong berdampak pada dinamika pasar Asia, Rabu (20/11/2019). Secara umum, pasar Asia rontok. Indeks Hang Sen turun 0,8 persen dan indeks China Enterprises kehilangan 0,7 persen. Indeks Nikkei pun setali tiga uang. Menjelang penutupan, Nikkei mencatat penurunan hingga 0,62 persen. Di Singapura, indeks merosot 0,2 persen, Seoul merosot 1,3 persen, dan Taipei kehilangan 0,2 persen. Manila, Bangkok, dan Jakarta juga jatuh.
Jatuhnya pasar Asia ditengarai dipicu kekhawatiran baru terkait masa depan negosiasi perdagangan China-AS setelah anggota parlemen Washington mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) yang mendukung hak-hak sipil Hong Kong. Langkah itu dinilai akan memicu kemarahan di Beijing, yang sebelumnya telah kecewa karena DPR AS meloloskan langkah serupa.
RUU itu—yang harus ditandatangani Presiden Donald Trump—mendukung hak asasi manusia dan demokrasi di Hong Kong. Jika disetujui Trump, ketentuan itu mengharuskan presiden untuk setiap tahun meninjau status perdagangan yang diberikan Washington kepada Hong Kong serta memungkinkan penjatuhan sanksi atas Hong Kong dan pejabat China yang dinilai melanggar hak asasi manusia.
”Senat mengirim pesan yang jelas kepada warga Hong Kong yang memperjuangkan kebebasan mereka yang telah lama dihargai: Kami mendengarkan Anda, kami terus mendukung Anda, dan kami tidak akan berpangku tangan ketika Beijing merusak otonomi Anda,” kata Senator Republik Marco Rubio.
Politisi Demokrat di Senat AS yang masuk dalam Komite Hubungan Luar Negeri, Robert Menendez, menambahkan, ketentuan itu memperjelas bahwa AS akan berdiri dengan tegas dan jelas dengan aspirasi yang sah dari rakyat Hong Kong.
Protes keras
Menyikapi langkah AS, Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu memanggil diplomat senior AS di Beijing, William Klein. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri China mengatakan, dalam pertemuan itu Ma Zhaoxu mengajukan protes keras dan menuntut AS mencegah RUU tersebut menjadi undang-undang. Duta Besar AS Terry Branstad berada di luar negeri.
”Kalau tidak, pihak China akan mengambil langkah-langkah kuat untuk secara tegas melawannya dan pihak AS harus menanggung semua konsekuensinya,” kata pernyataan itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan, tujuan AS adalah mendukung para ekstremis dan unsur-unsur kekerasan terhadap China yang berusaha mengacaukan Hong Kong dan mewujudkan rencana jahat mereka untuk menghambat pembangunan China dengan mengambil keuntungan dari masalah Hong Kong.
Kementerian Luar Negeri China menegaskan, AS harus berhenti mencampuri urusan Hong Kong dan China.
Ketegangan terbaru antara Washington dan Beijing itu mengempiskan harapan pasar pada meredanya perang tarif yang merusak kinerja ekonomi global dan kawasan.
Di dalam negeri, Beijing terus berupaya untuk menahan laju pelambatan dengan beragam langkah. Pada Rabu, otoritas China memangkas suku bunga pinjaman untuk mengurangi biaya pendanaan dan menopang kinerja ekonomi yang dirugikan oleh pelambatan permintaan dan tarif perdagangan yang dikenakan oleh AS.